Kerap mangkal di trotoar, ojek online dikeluhkan warga di Bogor
Merdeka.com - Lemahnya pengawasan dan belum adanya aturan terkait moda jasa transportasi berbasis online khusus roda dua mulai dikeluhkan warga. Selain potensi terjadinya gesekan dengan tukang ojek mangkal di sejumlah perumahan dan sesama driver online, tak adanya aturan terkait siapa yang berhak menindak juga membuat mereka bebas berhenti atau mangkal di pedestrian (fasilitas pejalan kaki) jalan-jalan protokol di Kota Bogor.
Tiga bulan terakhir, keberadaan pengendara ojek online banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena dianggap mengganggu hak mereka sebagai pejalan kaki. Para ojek daring tersebut sengaja memanfaatkan luas dan bersihnya pedestrian, khususnya di Jalan Raya Pajajaran, Kapten Muslihat, serta Jalan Siliwangi.
"Coba lihat saja itu di Jalan Kapten Muslihat, selain mengganggu kebersihan dan keindahan pedestrian, mereka bersama PKL semakin mengganggu kenyamanan para pejalan kaki,” kata Rahman Hidayat, 34, warga Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (26/10).
-
Kenapa driver ojek online pakai jalan tikus? 'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit. Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
-
Bagaimana cara driver ojek online melewati jalan tikus? Melintas di jalan tikus tak boleh ugal-ugalan. Sopan santun tetap dijaga. "Kanan kiri rumah orang, ada anak-anak yang main, bapak-bapak duduk pinggir jalan. Harus permisi ."
-
Kenapa ojek muncul? Ide ini muncul dari kondisi jalan desa yang rusak serta tak bisa dilalui oleh mobil sehingga, ditawarkan jasa transportasi lain berupa ojek sepeda.
-
Apa yang dialami oleh driver ojol di Cimanggis? Nasib kurang beruntung dialami seorang pengemudi ojek online (ojol) di Cimanggis, Depok. Driver Ojol Dapat Order Fiktif Ratusan Ribu Rupiah di Depok, Reaksi Warga Luar Biasa Langsung Patungan Bayar Pesanan Dia mendapat orderan fiktif sejumlah lebih dari Rp250 ribu.
Hal senada diungkapkan, Arifin, 27, warga Pabaton, Bogor Tengah, Kota Bogor yang setiap harinya beraktifitas menggunakan fasilitas pejalan kaki untuk berangkat kerja ke Stasiun Bogor. Bahkan ia menyayangkan adanya oknum ojek online yang memakai pedestrian sebagai tempat nongkrong.
"Harusnya jangan nongkrong di pedestrian, kalau mau istirahat ya jangan parkir di pedestrian juga, kan bisa di warung kopi," tuturnya.
Menanggapi keluhan tersbeut, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman yang akan memantau rekayasa lalu lintas di Jalan Kapten Muslihat-Ir H Juanda, langsung menegur para tukang ojek online tersebut sambil menjelaskan bahwa pedestrian itu fungsinya untuk pejalan kaki bukan untuk kendaraan.
"Iya tadi saya sempat ngobrol dengan mereka dan sebagian besar berdalih memarkirkan kendaraannya di pedestrian hanya sekedar untuk istirahat. Namun tetap saja tidak boleh, kan ini untuk pejalan kaki bukan untuk tempat ngetem ojek," paparnya.
Bahkan menurutnya, beberapa diantara tukang ojek langsung bergegas dan menghindari orang nomor dua di Kota Bogori itu menyapanya. Bahkan mereka enggan diwawancara sejumlah wartawan yang ikut dalam inspeksi mendadak rekayasa lalu lintas dan pedestrian di jalan Kapten Muslihat itu.
"Setahu saya kan harusnya ojek online itu kan keliling, tidak perlu ada tempat pangkalannya," lanjutnya.
Banyaknya keluhan tersebut, bukan hanya masyarakat umum, menyayangkan rekan seprofesinya menggunakan pedestrian sebagai tempat nongkrong. Abdul Rojak, 27,tukang ojek online Grab Bike mengakui seharsnya ojek berbasis aplikasi itu seharusnya bisa keliling, karena prinsip kerja ojek online adalah jaringan.
"Ojek online itu harus bergerak, karena kan prinsip dasarnya dia online, diumpamakan driver lagi di di rumah aja bisa dapat order, jadi janganlah pakai fasilitas umum untuk mangkal atau nongkrong," ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aspirasi disampaikan saat demontrasi di Patung Kuda, Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Kamis (29/8).
Baca SelengkapnyaPengguna ojek online (ojol) untuk menghindari kawasan sekitar Medan Merdeka Jakarta Pusat terkait aksi ojol.
Baca SelengkapnyaRibuan driver ojek online demo mendesak adanya aturan jelas mengenai tarif bagi pengguna jasa agar aplikator bertindak sewenang-wenang.
Baca SelengkapnyaRibuan pengemudi ojol menyampaikan uneg-uneg mereka soal kebijakan yang diberlakukan oleh pihak aplikator.
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, perlu ada ketentuan dalam UU mengenai perlindungan dan kesejahteraan para pengemudi ojol.
Baca SelengkapnyaSalah satunya terkait sistem skorsing atau suspend. Seperti yang diungkapkan Melva Maria (54) seorang perempuan pengemudi ojek online.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaSebab, ojol yang merupakan bagian dari pekerja tidak tetap atau gig sangat menitikberatkan pada fleksibilitas waktu dalam bekerja.
Baca SelengkapnyaPenumpang ojol terkadang berkelakuan absurd bikin pengguna jalan lain ngakak. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaDriver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.
Baca SelengkapnyaTak sedikit netizen yang mengkritik klien yang memesan makanan saat merayakan tahun baru di Tugu Jogja.
Baca Selengkapnya