Kisah Hidup Ronal, Bertahan di Kuta dengan Sepeda Motor Cicilan
Merdeka.com - Suara musik yang biasa terdengar dari restoran atau art shop sudah tidak terdengar lagi. Hiruk-pikuk para turis serta penjual pernak-pernik yang menawarkan oleh-oleh khas Bali kepada turis di kawasan Jalan Kartika Plaza, Kuta, Bali, kini menjadi sunyi.
Aktivitas di kawasan Kuta sudah sejak lama hening. Deretan toko, art shop pun banyak yang tutup. Kendati beberapa toko dan mal ada yang buka, namun jumlahnya hanya bisa dihitung dengan jari.
Di tengah kesunyian Kuta, Ronal Sidabutar (37) pria asal Sumatera ini tetap memarkir kendaraan sepeda motornya di pinggir Jalan Kartika Plaza. Ayah dua anak ini berharap ada turis yang menyewa sepeda motor yang masih dicicilnya.
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Mengapa Pasar Pakelan sepi? 'Sudah bubar pasarnya. Tadi pagi ramai. Jam setengah 6 pagi sudah ramai di sini,' kata salah seorang pedagang di Pasar Pakelan.
-
Kapan Pasar Pakelan sepi? Sudah Sepi Walau Masih Pagi Saat Jejak Richard tiba di Pasar Pakelan, suasana desa sangat sepi.
-
Kenapa Girpasang jadi sepi pengunjung? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @jogjaseni pada Kamis (31/8), tampak kawasan wisata Jembatan Girpasang terlihat sepi wisatawan. Tak hanya itu, bahkan banyak warung-warung yang tutup dan wahana wisata juga tutup.
-
Dimana Pantai Kuta terletak di Bali? Pantai paling terkenal di Bali ini memiliki garis pantai yang sangat panjang, sangat indah untuk tempat menanti matahari terbenam paling keren.
-
Apa ciri khas kampung Bali di Kalimantan Barat? Di kampung Bali, Desahan Jaya terdapat sebuah Pura yang cukup besar dan luas. Bangunan ini pastinya menambah suasana khas Bali yang begitu kental dan terasa.
"Kadang-kadang ada tamu yang stay di sini. Iya mereka juga butuh kendaraan," kata Ronal, Selasa (19/5) sore.
Ronal, sudah lama menekuni usaha penyewaan kendaraan roda dua untuk para wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke kawasan Kuta. Dia tetap rajin saban pagi hingga malam menunggu para turis yang mungkin akan menyewa motornya.
Dia bercerita, saat pandemik Covid-19 penghasilannya turun 75 persen. Untungnya, selain menyewakan sepeda motor, Ronal juga menyambi sebagai penjaga art shop untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Biasanya, Ronal mematok tarif sewa sepeda motor Rp 50 ribu dalam sehari. Kini dia rela menurunkan tarif sewa. Baginya, yang penting saat ini asal ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Harganya jadi setengah, motor diam juga butuh oli walaupun diam. Harga, biasanya Rp 50 ribu satu hari. Kita bisa menyewakan perbulan, kalau (dulu) perbulan Rp 900 ribu. Sekarang Rp 500 ribu, itupun kalau ada yang sewa," ungkapnya.
Ronal mengaku, tetap bertahan tidak pulang kampung ke Sumatera. Karena selain anak-anaknya masih sekolah, juga biaya ongkos pulang tentu sangat mahal bagi dia, istri dan dua anaknya.
Ronal, saban hari berangkat kerja dari indekosnya di Pemogan, Denpasar, dari jam 9 pagi dan kembali pulang pada malam harinya. Dalam bulan ini, baru satu orang yang menyewa motornya.
Karena penghasilan yang semakin seret, Ronal terpaksa mengambil uang tabungan yang nominalnya semakin menipis. "Kebutuhan sementara, saya masih ada di samping tabungan saya sudah habis, saya juga dapat sembako dari Gereja, Saya juga terdaftar di Gereja. Kedua, saya juga dapat sumbangan dari kumpulan marga. Itu saja yang bisa bikin bertahan," jelas Ronal.
Ronal mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah. Dia hanya bisa bertahan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya dari hari ke hari dengan berharap ada wisatawan yang menyewa sepeda motornya.
"Jadi permasalahan hari ini terletak pada Pemerintah Daerah. Kita ikutin melalui berita. Presiden Jokowi sudah memberikan bantuan, sementara kami pendatang tidak dapat sama sekali. Saya di Bali, sudah hampir 20 tahun," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaTempat wisata itu menawarkan pesonanya sendiri, tapi entah kenapa kini sepi pengunjung.
Baca SelengkapnyaWarga berharap agar Pemerintah Kota Batu punya solusi agar sektor pariwisata di kawasan legendaris ini kembali dikenal masyarakat luas. Seperti masa jayanya.
Baca SelengkapnyaDeretan rumah makan di pantura Indramayu pernah berjaya sampai 2013, setelah banyaknya terbengkalai karena ditinggal para pelanggan.
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaWalau masa kejayaan jalur pantura di musim mudik lebaran sudah berakhir, namun sisa-sisa nostalgia itu masih bisa dirasakan.
Baca SelengkapnyaKawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.
Baca SelengkapnyaLokasi ini menjadi alternatif bagi warga yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaKeindahan alam dan budaya yang begitu kental membuat turis mancanegara betah berlama-lama liburan di Bali.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini viral sebuah video mereka pasangan bule mengendari sepeda motor. Saat berhenti di lampu mereh, keduanya malah asyik menenggak minuman keras.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaPadahal di sini terdapat fasilitas lengkap seperti dermaga yang estetik, hingga perahu kayuh
Baca Selengkapnya