Kisah Pelajar Tak Mampu Tempuh Jarak Jauh Cari Internet Gratis Demi Belajar Daring
Merdeka.com - Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 cukup menyusahkan belasan pelajar asal Karawang, Jawa Barat ini. Demi mengikuti sistem belajar daring, mereka terpaksa menempuh jarak 15 kilometer untuk mendapatkan akses internet gratis.
Kelima belas pelajar itu berasal dari sejumlah SMK di kawasan Rengasdengklok. Kondisi keluarga yang pas-pasan secara ekonomi membuat mereka mau tidak mau berburu internet gratis yang ada di pusat Kota Karawang, tepatnya di Taman Love.
"Siswa ini semuanya dari keluarga kurang mampu," cerita Asep Saepuloh, salah satu guru SMKN 3 Rengasdengklok, Rabu (5/8).
-
Bagaimana anak STIN mendapatkan pengalaman kuliah tanpa biaya? Taruna yang telah dinyatakan lolos seleksi akan mendapatkan banyak fasilitas yang mumpuni dan lengkap selama menempuh pendidikan. Namun fasilitas utama yang wajib diterima adalah tidak ada biaya kuliah alias gratis.
-
Bagaimana anak kurang mampu bisa kuliah di UGM? Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Bagaimana Satria menunjang kebutuhan kuliah? Penghasilan yang dia dapat dengan menjadi asisten dosen, cukup untuk membantu membayar biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Dimana Kiran bersekolah? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Dimana anak terdampak bisa cari bantuan? 'Para profesional akan dapat menyarankan dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh anak maupun keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan mental terkait judi online,' ungkapnya.
-
Kenapa siswa Binus belajar online? 'Enggak ada (Drop out), kita tadi nanya belajarnya daring semuanya karena lagi ada proses hukum. Tapi tetap hak pendidikan dapat.' Menurut Tri, kebijakan belajar daring hanya diterapkan Binus School terhadap siswa-siswa yang berkaitan dengan perundungan di warung ibu gaul.
Hilda Hasanah, salah satu siswa kelas XI SMK swasta di Karawang, menceritakan ekonomi keluarganya sangat terbatas. Sebab itulah, dia tidak punya biaya membeli kuota internet sehingga mencari tempat yang menyediakan secara gratis. Meskipun harus menempuh jarak cukup jauh dan belajar di tempat terbuka.
"Bersama teman siswa yang lain terpaksa mencari wifi gratis dengan menempuh jarak 15 kilometer dari rumah," kata Hilda.
"Terpaksa berkelompok, kalau nggak ya gimana juga. Soalnya tidak ada kuota," ujar Hilda mencurahkan isi hatinya.
(mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Idia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaAyah wanita ini baru tahu anaknya ternyata kuliah saat momen wisuda putri tercintanya.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah siswa kelas 1 SDN rela jalan kaki ke sekolah demi mengejar cita-cita.
Baca SelengkapnyaAda perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.
Baca SelengkapnyaSeorang anak SD berusia 13 tahun depresi berat karena HP yang dibeli dengan tabungannya dijual oleh orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini sebanyak 125 Ruang Pintar aktif telah digunakan pleh 4.915 anak di seluruh Indonesia
Baca Selengkapnya