Komentari Survei Litbang Kompas, Priyo Budi Sebut Rakyat Sedang Menghukum Incumbent
Merdeka.com - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, Priyo Budi Santoso menyebut bahwa pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin tengah dihukum rakyat.
Penegasan politikus eks Partai Golkar ini merujuk pada hasil survei Litbang Kompas yang dirilis Selasa (19/3) kemarin. Dalam survei tersebut menunjukkan selisih angka elektabilitas kedua Paslon hanya terpaut tipis, yaitu 11,8 persen.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di kisaran 49,2 persen, sedang Prabowo-Sandi mencapai 37,4 persen. "Incumbent harus hati-hati. Ini rakyat sedang menghukum incumbent," kata Priyo saat menghadiri deklarasi Laskar Berkarya di Surabaya, Rabu (20/3).
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang diduga menghina Prabowo? Media sosial digemparkan dengan akun bernama Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, dan disebut-sebut menghina Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan anaknya beberapa tahun yang lalu.
-
Siapa yang salah sebut Prabowo-Sandi? Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria keselip lidah dengan menyebut nama pasangan Prabowo-Sandi.
Kenapa dihukum? Kata politikus Partai Berkarya ini, sebab hasil survei yang dirilis Litbang Kompas menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan urut 01 tersebut. "Elekbilitasnya tidak sampai 50 persen," cibir Priyo.
Menurut Priyo, ada beberapa keuntungan yang didapat jagonya saat Pilpres 17 April 2019 nanti digelar. Pertama, calon pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters), akhirnya memilih Prabowo-Sandi.
Keuntungan lain, masih kata Priyo, "3,1 persen berubah pilihan ke Prabowo-Sandi, dan 1 persennya lagi, pemilih yang belum memutuskan, akhirnya menambah ke Prabowo-Sandi. Jadi keuntungannya bertambah 4 persen dari survei yang betul-betul kami tidak tahu itu," klaimnya yakin.
Di Jatim Prabowo Masih Tertinggal
Sementara di Jawa Timur, diakui Priyo, memang tertinggal sedikit, "Tetapi elekbilitas Jokowi-Ma'ruf berkurang. Sekarang trend Prabowo naik."
"Kami meyakini nanti ada perubahan yang signifikan. Sebab, survei internal kami sudah melampaui Paslon Jokowi-Ma'ruf. Tapi kami tidak mau mengutarakan sekarang, biar di pusat nanti," dalihnya.
Seperti diketahui, diksi Jokowi tengah dihukum rakyat juga pernah dilontarkan Founder dan CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah saat menggelar rilis hasil lembaga surveinya di Surabaya pada 5 Febuari 2019 lalu.
Hasil survei PolMark Indonesia periode Oktober 2018 hingga Febuari 2019 di 73 Dapil se-Indonesia menunjukkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 40,4 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 25,8 persen, dengan undecided voters mencapai 33,8 persen.
"Jika ada petahana memiliki elektabilitas yang masih jauh di bawah angka 50 persen pada saat pertarungan tengah berlangsung, maka, artinya para pemilih atau warga sedang menghukum yang bersangkutan (petahana)," nilai Eep waktu itu.
Hukuman paling ringan, menurut Eep, adalah masih cukup besarnya angka undecided voters. "Hukuman yang lebih berat adalah kalau tidak dilakukan sesuatu oleh yang bersangkutan, maka pada saatnya (coblosan), hukuman berlanjut dengan tidak memilih yang bersangkutan," warning-nya.
Hasil sama juga ditunjukkan survei terbaru Litbang Kompas, yang menunjukkan adanya angka penurunan elektabilitas pada petahana dan kenaikan bagi sang penantang.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, Prabowo-Sandi 37,4 persen, dan 13,4 persen responden lainnya menyatakan rahasia. Selisih suara di antara kedua pasangan menyempit menjadi 11,8 persen.
Padahal pada survei Litbang Kompas sebelumnya, yaitu periode Oktober 2018, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih berada di angka 50,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 17,9 persen jauh di bawah petahana, yaitu 32,7 persen, dengan undecided voters mencapai 14,7 persen.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sekitar 2,2 persen.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Hukum AMIN berkeyakinan ada benang merah antara bansos dan suara kemenangan Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo disusul Megawati Soekarnoputri dengan persentase sebesar 97,0 persen.
Baca SelengkapnyaTim kuasa hukum Anies dan Muhaimin mengatakan perolehan suara pasangan Prabowo-Gibran meningkat, usai Jokowi melakukan kunjungan kerja.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN mengungkapkan temuan intervensi program bantuan sosial (bansos) untuk menaikkan suara paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, bangsa yang baik dan terhormat adalah bangsa yang menghormati pemimpin-pemimpinnya
Baca SelengkapnyaKetua TKD AMIN mengklaim pemilih di Sumatera Barat kecewa dengan Prabowo Subianto merapat ke Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTHN Amin meminta MK menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBagi Bambang Widjojanto, hal itu tidak wajar dan ada intervensi Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSBY pun sejak lama telah yakin bahwa Prabowo akan menjadi Presiden kedelapan RI.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaHasil survei PPI berhasil memetakan dukungan mantan para pendukung Capres di Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya