KPAI sebut anak dari ibu yang diintimidasi di CFD korban kekerasan psikologis
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati menyebut kekerasan psikologis berdampak lebih parah dibanding kontak fisik. Hal ini disampaikan terkait kejadian seorang ibu membawa anak yang mengenakan kaos bertagar #DiaSibukKerja dan diintimidasi oleh sekelompok orang memakai baju #2019GantiPresiden di Car Free Day, Minggu (30/4).
"Kekerasan psikologis itu sudah sangat bermakna buat anak, dimarahin, diomelin, apalagi berkelompok dengan orang banyak itu kan sudah membuat anak menjadi takut, wong dengan satu orang saja dia sudah tertekan, anak ini kan menangis dan ekspresinya sudah kelihatan," kata Rita di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/4).
Menurutnya, para pihak juga mesti melihat dampak psikologis sang anak. Efeknya anak tersebut dapat timbul trauma yang serius.
-
Apa yang membuat orang takut berlebihan? Rasa takut adalah respons alami manusia terhadap situasi yang dianggap berbahaya atau mengancam. Namun, ketika takut menjadi berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi masalah serius yang membutuhkan penanganan.
-
Apa dampak suara keras? Kerusakan ini menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan yang terus menerus. Suara yang berbahaya bagi telinga berada di atas 85 desibel berbobot A (dBA).
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Apa dampak kata-kata terhadap orang yang marah? Kemarahan tidak menyelesaikan apa-apa karena hanya meningkatkan tekanan darahmu.
-
Siapa yang terlibat dalam kekerasan jangka panjang? Cedera akibat mata panah juga sangat terkait dengan kerangka laki-laki, menunjukkan kaum pria lebih sering terlibat dalam kekerasan jangka panjang dibandingkan perempuan.
"Jadi bukan soal kekerasan fisik loh, kekerasan psikologis itu dampaknya jauh lebih panjang untuk mengembalikannya, karena ini kan harus memberi kesadaran kepada publik bahwa dampaknya bisa jauh lebih panjang dia mungkin akan takut ke kerumunan, akan takut keluar bertemu orang, itu tentu akan menjadi catatan kita," tuturnya.
Rita menjelaskan, dalam video yang viral di media sosial itu memang kelompok dari #2019GantiPresiden terlihat memarahi ibu yang mengenakan kaos #DiaSibukKerja. Namun suasana tersebut langsung terdampak pada anaknya.
"Sebenarnya kan orangtua, tapi kan disitu ada anak loh yang bersama ibu, itu kan harus dilihat, gak bisa dong kemudian dibiarkan, dilepas anak, kan dengan ibunya, makanya harus dilihat situasinya, wong dengan anak kok emang kita mau misalnya mau sodara kita, anak kita yang kecil digituin kan tentu tidak. Situasinya menakutkan buat anak dia tidak pernah mengalami hal seperti itu," paparnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sendiri menilai tak ada intimidasi pada beberapa orang yang mengenakan kaos #DiaSibukKerja di acara Car Free Day, Minggu (29/4). Fadli juga berharap kasus itu tidak terlalu dibesar-besarkan.
"Saya kira enggak ada itu intimidasi. Jangan seolah-olah peristiwa besar kemudian intimidasi. Intimidasi dari mananya?," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/4).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaSekali anak mengalami kekerasan, hal ini akan menempel di otak mereka dan menimbulkan dampak yang tak bisa disepelekan.
Baca SelengkapnyaCut Intan akui ingin fokus di kasus KDRT, ungkap hal ini saat disinggung soal gugatan cerai.
Baca SelengkapnyaKorban mengunggah pengakuan bahwa dirinya menjadi korban KDRT lewat akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca SelengkapnyaKawiyan memastikan, KPAI terus melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan.
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaCut Intan Nabila mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam atas banyaknya perempuan yang masih memilih untuk diam terkait kekerasan dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKetika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca Selengkapnya