Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
Kerangka-kerangka yang ditemukan kebanyakan mengalami luka di bagian kepala.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal itu? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal? Sebanyak 25 tulang pemuda dan remaja laki-laki dengan kondisi terkelupas dan terbakar ditemukan di dalam sebuah parit kering di Kastil St. Louis di Sidon, Lebanon.
-
Dimana kuburan massal ditemukan? Dalam Konferensi Alekseyev Readings di Institut Riset Anuchin dan Museum Antropologi Moskow, ilmuwan mengungkapkan ditemukan total 300 mayat pada sembilan liang lahat di Yaroslavl.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
-
Dimana penemuan artefak 5000 tahun ini? Artefak itu ditemukan selama penggalian di situs arkeologi Yuanbaoshan di Aohan Banner di Kota Chifeng yang telah berlangsung empat bulan dari bulan Mei.
-
Dimana kuburan kuno ditemukan? Kuburan ini ditemukan di persimpangan penting jalur perdagangan kuno di gurun Negev, Israel.
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
Analisis baru terhadap kuburan massal dari periode Neolitikum di Spanyol mengungkapkan situs tersebut bukanlah tempat pembantaian massal, melainkan kuburan para pejuang yang gugur.
Dilansir dari Live Science, lebih dari 5.000 tahun lalu, pria, wanita, dan anak-anak yang mengalami luka di kepala dan luka akibat panah dikuburkan di kuburan massal Spanyol.
Kini, arkeolog memeriksa jaringan kerangka yang saling bertumpuk dan mengungkap bukti baru tentang peperangan kuno, menurut sebuah studi baru.
Lokasi batu San Juan ante Portam Latinam (SJAPL) yang terletak di Kota Laguardia di Spanyol utara, pertama kali digali pada 1991.
Lebih dari 300 kerangka, yang berusia antara 3380 dan 3000 SM menurut penanggalan radiokarbon, ditemukan dalam satu pemakaman massal, banyak di antaranya dalam posisi bertumpuk dan tidak biasa.
Para penggali juga menemukan lusinan mata panah dan bilah batu api, bersama dengan kapak batu dan ornamen pribadi. Para peneliti awalnya
menyimpulkan mereka menemukan bukti pembantaian pada periode Neolitikum.
Namun, analisis baru terhadap kerangka SJAPL mengungkapkan orang-orang ini kemungkinan besar tewas dalam serangan atau pertempuran terpisah yang terjadi selama beberapa bulan atau tahun.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Kamis, 2 November di jurnal Scientific Reports, penulis pertama Teresa Fernandez-Crespo, seorang arkeolog di Universitas Valladolid di Spanyol, dan timnya menjelaskan luka yang telah sembuh dan yang belum sembuh pada kerangka SJAPL.
Mereka menemukan total 107 cedera pada tengkorak, sebagian besar terletak di bagian atas tengkorak dan kemungkinan besar terkait dengan hantaman benda tumpul, seperti pukulan tongkat batu atau pentungan kayu.
Para peneliti menemukan luka pada tengkorak lima kali lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan.
Cedera pada bagian tubuh lainnya juga diperiksa. Tim menemukan 22 kasus luka—sebagian besar berupa patah tulang spiral atau berbentuk V—yang mengenai anggota badan, serta 25 cedera pada bagian tubuh lainnya.
Seperti halnya cedera pada tengkorak, cedera ini juga lebih sering dialami oleh laki-laki, yang hampir empat kali lebih mungkin mengalami trauma tubuh dibandingkan perempuan.
Cedera akibat mata panah juga sangat terkait dengan kerangka laki-laki, menunjukkan kaum pria lebih sering terlibat dalam kekerasan jangka panjang dibandingkan perempuan.
Secara keseluruhan, laki-laki remaja dan dewasa yang dikuburkan di SJAPL mencakup 97,6% dari luka yang belum sembuh dan 81,7% dari luka yang telah sembuh yang tercatat dalam kerangka yang jenis kelaminnya dapat diperkirakan.
Ini menunjukkan, menurut penulis studi, bahwa kuburan massal tersebut mewakili "satu atau lebih 'lapisan perang' yang dihasilkan dari pertempuran dan/atau serangan di mana keterlibatan laki-laki dominan."