Kronologi Pengeroyokan Santri Pesantren di Makassar Berujung Tewas, 3 Pelaku di Bawah Umur Ditangkap
Motif ketiga pelaku melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia adalah salah sasaran.
Rahmat (16) santri Pondok Pesantren Ahlul Quran dikeroyok hingga meninggal dunia, Senin (30/9). Peristiwa itu terjadi di jembatan penyeberangan Jalan Ir Sutami, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea.
Polsek Tamalanrea telah menangkap tiga pelaku yang ternyata masih di bawah umur. Kepala Polsek Tamalanrea Komisaris Muh Yusuf mengatakan identitas tiga orang yang ditangkap yakni MR (14), R (13), dan HA (14).
"Tiga pelaku kekerasan atau penganiayaan anak di bawah umur yang mengakibatkan korban meninggal dunia sudah kita amankan. Ketiga pelaku juga masih di bawah umur," tuturnya kepada wartawan, Rabu (2/10).
Yusuf mengungkapkan motif ketiga pelaku melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia adalah salah sasaran. Ia membeberkan kronologi berawal saat korban bersama dua temannya keluar dari pondok untuk membeli makanan.
"Saat itu ketiga pelaku ini mendatangi teman korban dan berkelahi. Korban yang hendak melerai pertengkaran tersebut malah menjadi sasaran," ungkapnya.
Akibat dikeroyok oleh ketiga pelaku, korban pingsan dan tidak sadarkan diri. Saat kejadian tersebut, salah satu teman korban kembali pondok untuk mencari bantuan.
"Teman korban mencari bantuan ke pesantren dan akhirnya korban dilarikan di RS Sayang Rakyat. Namun, saat di rumah sakit dinyatakan telah meninggal dunia," bebernya.
Usai kejadian tersebu, ketiga pelaku kabur dan bersenyembunyi. Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya ketiga pelaku ditangkap di tempat persembunyiannya.
"Anggota bergegas ketempat persembunyiannya dan berhasil mengamankan ketiga pelaku. Selanjutnya, ketiga pelaku yang masih di bawah umur ini diserahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut," ucapnya.
Yusuf menjelaskan saat ini jasad korban sudah dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan untuk dimakamkan.