Lima Penyakit Tropis Terabaikan Ini Ditemukan di Indonesia, Salah Satunya Rabies
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan lima varian penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) masih ditemukan pada sejumlah pasien di Indonesia.
Lima varian penyakit tropis terabaikan di Indonesia itu, yakni kusta, frambusia atau infeksi kulit, filariasis atau kaki gajah, schistosomiasis atau cacingan, dan rabies.
"NTDs ini terjadi di daerah tropis di seluruh dunia. Jenisnya ada 20, di Indonesia ada lima, plus yang baru dimasukkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah rabies," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri Peringatan NTDs Sedunia 2023 di kawasan TMII Jakarta Timur, Selasa (21/2).
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Apa saja patogen prioritas di Indonesia? Indonesia telah menyusun daftar patogen prioritas yang mencakup berbagai famili virus dan bakteri yang menjadi perhatian utama, disesuaikan dengan panduan global dari WHO.
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Data Kementerian Kesehatan melaporkan, per 24 Januari 2022 tercatat sebanyak 13.487 kasus kusta aktif, dengan penemuan baru sebanyak 7.146 kasus. Kemenkes menargetkan eliminasi kasus dicapai pada 2030.
Dengan angka kasus itu, Indonesia masuk dalam peringkat ketiga dunia setelah India dan Brasil.
Penyebab Penyakit
Kasus frambusia yang disebabkan bakteri treponema pallidum pertenue ditemukan di beberapa daerah wilayah Timur Indonesia, seperti Papua dan Maluku Utara. Eliminasi kasus frambusia ditargetkan tercapai pada 2024.
Sedangkan, kasus filariasis dilaporkan telah berstatus endemis di 236 kabupaten/kota di Indonesia melalui upaya pencegahan berupa pemberian obat secara massal.
Penyakit NTDs lainnya adalah schistosomiasis yang kini hanya terdeteksi di Kabupaten Poso dan Sigi, Sulawesi Tegah. Satu-satunya penyakit yang masih berstatus endemi di Asia Tenggara itu ditargetkan mencapai eliminasi pada 2030.
Untuk kasus rabies di Indonesia masih tersebar di sekitar 26 provinsi, sisanya dinyatakan berstatus bebas rabies.
"Dikatakan sebagai penyakit yang terabaikan karena ordonya berkisar puluhan ribu setahun, tidak terlampau banyak. Penyebabnya patogen, bisa virus, bakteri, parasit, atau jamur," kata Budi.
Budi memastikan NTDs tidak mematikan, sebab obat-obatan, alat diagnosa, hingga vaksin sudah tersedia di Tanah Air. "Yang harus kita pastikan, surveilans dan protokol kesehatan harus baik," ujar dia, dikutip Antara.
Penyakit itu ada yang menular lewat sentuhan dengan penderita hingga binatang. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit menular akibat patogen di antaranya menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, tracing, treatment, vaksin, dan terapi.
"Jadi harus pastikan prokesnya, harus jaga kebersihan, kontaknya harus dijaga, khusus daerah endemis harus dikontrol. Deteksinya juga sudah bisa dilakukan secara klinis dan mikroskop biasa sudah bisa dideteksi," kata dia.
Peringatan NTDs Sedunia 2023 di Indonesia ditandai dengan pemberian penghargaan kepada 108 pejabat di lingkup pemerintah kota/kabupaten di Indonesia atas upaya pengentasan penyakit filariasis dan frambusia di wilayah masing-masing.
Sertifikat eliminasi filariasis diberikan kepada lima pejabat provinsi di antaranya Bupati Subang, Pj Wali Kota Bekasi, Pj Bupati Bekasi, Pj Bupati Mappi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori.
Sedangkan sertifikat bebas frambusia diterima oleh 52 kepala daerah, di antaranya Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Subang, Tasikmalaya, Malang, Gorontalo Utara, Palembang, Kebumen, dan Pariaman.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 jenis nyamuk di Indonesia dan bahayanya bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTetaplah waspada menjaga jarak dari fauna yang dapat menyebarkan penyakit rabies.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Selengkapnya7 kucing liar di Indonesia yang langka dan terancam punah
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, bagi para peserta BPJS Kesehatan yang terinfeksi rabies bisa menggunakan kartu kepesertaan.
Baca SelengkapnyaKaki gajah atau filariasis limfatik adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan purba yang konon masih hidup di zaman prasejarah, dan beberapa di antaranya bahkan tinggal di wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenis primata paling berbahaya di dunia yang harus dihindari.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca Selengkapnya