Menakar Gizi Menu Uji Coba Makan Siang Gratis Rp15.000 di SMP Tangerang, Sudahkah Memenuhi Standar?
Ati berharap jika program ini benar berjalan maka jenis makanan diharapkan semakin variatif.
Dalam uji coba, ada menu nasi ayam tepung, Siomay dan Gado-Gado,
Menakar Gizi Menu Uji Coba Makan Siang Gratis Rp15.000 di SMP Tangerang, Sudahkah Memenuhi Standar?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengadakan simulasi program makan gratis di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang pada hari Kamis (29/02).
Simulasi tersebut menyajikan empat menu makan siang dengan budget Rp15.000 per porsi. Setiap menu disajikan dengan tabel kandungan gizi.
Menu yang pertama disajikan nasi ayam tepung, perkedel tahu, sayur capcay, dan buah pisang. Sedang menu kedua adalah nasi semur telur ayam dengan tempe goreng tepung, tumis buncis, wortel, dan buah pisang. Menu ketiganya berupa gado-gado dengan tambahan telur ayam rebus dilengkapi buah pisang. Serta menu terakhir berupa siomay ditambah dengan telur rebus dan buah pisang.
Melihat tampilan yang menu simulasi program makan siang gratis, ahli gizi, Ati Nirwanti SKM, MARS, hanya berpesan hendaknya setiap menu yang disajikan anak harus mengandung protein, karbohidrat, dan sayur.
"Jangan asal ya, saya takutnya itu pemerintah menyediakan dana Rp15.000 tapi sampai anak cuma 10 ribu," ujar Ati kepada merdeka.com, Kamis (29/02).
Jika melihat menu-menu yang diproduksi dalam simulasi makan siang gratis hari ini, dia menilai sudah lebih dari cukup. Dalam pengamatannya, setiap menu sudah mengandung elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk gizi yang seimbang. Meskipun Ati menyoroti kurangnya lauk ikan yang mengandung protein. Menurutnya, akan lebih bagus jika ada menu ikan sehingga membiasakan anak-anak Indonesia doyan makan makanan hasil laut.
Untuk menu gado-gado, dia menilai sangat bagus. Karena gado-gado khasnya Indonesia yang didominasi sayur-mayur menyerupai salad. Begitupun dengan menu siomay.
"Seperti yang saya bilang kalau makan itu diperlukan protein hewani dan nabati, kacang sebagai protein nabati itu bagus dikonsumsi apalagi ditambah sayuran dan telur," ujarnya.
Ati berharap jika program ini benar berjalan maka jenis makanan diharapkan semakin variatif. Apalagi untuk makanan pokok, tidak melulu harus nasi. Dia juga berharap, program ini bisa dimanfaatkan untuk menyosialisasikan makanan tradisional Indonesia di berbagai daerah.
"Sekolah kan lima hari ya, itu bisa diganti-ganti antara singkong, ubi, kentang, dan perlu diperkenalkan juga makanan dari daerah sekitarnya," katanya.
Apakah menu ini sudah mewakili konsep makanan sehat 4 sehat 5 sempurna, Ati menilai itu metode lama.
"Slogan yang sekarang itu makanan seimbang. Empat sehat lima sempurna itu hitungannya 3 kali makan, sedangkan rencana pemerintah kan hanya sekali makan siang," kata Ati.
Reporter Magang: Alma Dhyan Kinansih