Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok kesibukan An Nisa, salonnya para napi Lapas Wanita Malang

Menengok kesibukan An Nisa, salonnya para napi Lapas Wanita Malang Salon narapidana di Lapas Wanita Malang. ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Sebuah papan peringatan berisi larangan melintas digantung di pagar pembatas setinggi sekitar 1,5 meter. Beberapa petugas sipir perempuan dengan HT di tangan, mengawasi setiap warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang berlalu lalang.

Memang siang itu, sekitar pukul 11.30 WIB, para penghuni Lapas Wanita Kelas IIA Sukun, Kota Malang usai menjalankan ibadah Salat Zuhur berjamaah. Aula sisi selatan lapangan selalu digunakan untuk salat berjemaah selain kegiatan-kegiatan yang lain.

Pagar tersebut merupakan batas terakhir akses yang diberikan siapapun dengan WBP. Hanya para petugas perempuan dan WBP yang diperbolehkan masuk.

Orang lain juga bertanya?

Karena di balik pagar jeruji itu merupakan pertemuan beberapa lorong menuju blok para tahanan. Blok itu keseharian dihuni ratusan para narapidana wanita berikut aktivitas pribadinya.

Perhatian merdeka.com pun sesaat tertuju pada papan nama 'Salon dan Tata Rias An Nisa, Lapas Wanita Kelas IIA Malang'. Sempat ragu, di dalam sebuah lapas memiliki salon kecantikan, siapa yang akan nyalon?

Ternyata memang benar, tampak dua orang sedang menjalani perawatan rambut. Satu orang sedang 'smoothing' dengan duduk di sebuah kursi, sementara satu lagi sedang merapikan diri usai keramas.

Tampak dua perempuan berjilbab secara cekatan tengah sibuk mengoleskan krim ke rambut pelanggannya. Mereka adalah Dwi Wahyuni dan Siti Khoiru, tahanan kasus narkoba yang dipercaya mengelola salon.

"Sekitar 10 pelanggan, tetapi saat ramai bisa sampai 15 orang," kata Dwi Wahyuni yang diamini Siti Khoiru sambil tangannya terus bekerja, Minggu (25/9).

Tangan mereka terampil mengoleskan krim ke rambut pelanggan, dan menjepit menjadi beberapa bagian. Keduanya yang mengenakan jilbab dan kaos seragam Lembaga Pemasyarakatan sedang telaten melayani 'smoothing' rambut pelangannya.

Dwi Wahyuni adalah warga Surabaya yang sebelumnya pernah bekerja di sebuah salon kecantikan. Pergaulan mengantarkannya terjerat dalam kasus narkoba, dan harus menjalani hukuman. Dwi dijadwalkan bebas Oktober mendatang.

"Insya Allah insyaf. Alhamdulillah nanti bisa untuk sangu," katanya.

Sementara Siti Khoiru, sebelumnya memiliki sebuah salon di Yogyakarta, tempat tinggalnya. Siti pun terjerat kasus narkoba dan mengantarkan bertemu Dwi Wahyuni.

Kendati dalam lingkungan Lapas, salon An Nisa tidak berbeda dengan salon kebanyakan. Tempatnya sejuk dengan dilengkapi cermin-cermin besar, serta lemari kaca tempat menyimpan aneka bahan dan peralatan.

Juga tampak tempat tidur panjang untuk facial, kursi keramas dan pengering rambut (misteamer). Salah satu sisi dinding juga tertempel gambar bintang model rambut. Alat pemutar musik yang dilengkapi dua buah loudspeaker pun tersedia.

Pelanggan salon An Nisa adalah sesama WBP dan petugas Lapas. Salon mulai buka setelah acara Pondok Pesantren pukul 09.30 WIB hingga 16.30 WIB. Tarif yang berlaku antara Rp 10.000 sampai Rp 300.000 tergantung jenis layanan.

"Bahan-bahannya ini dibelanjakan oleh petugas Lapas, tidak belanja sendiri. Ibu-ibu (petugas) di sini yang belanja kita tinggal gunakan, enak la an (kalau belanja sendiri)," kata Siti bergurau.

Seluruh warga binaan mendapat kesempatan belajar bersama agar memiliki keterampilan sesuai bakatnya. Dwi dan Siti mengaku mendapatkan banyak pengalaman salama mengelola salon. Keduanya akan mendapatkan haknya selama mengelola salon.

"Nanti setelah keluar agar bisa mandiri dan memiliki usaha sendiri," kata Dwi.

Baik Dwi maupun Siti diperkirakan akan bebas pada akhir tahun 2017 mendatang. Karena itu pihak lapas diminta mereka mengkader tiga orang yang akan mengantikan.

Kepala Lapas (Kalapas) Ngatirah mengungkapkan, awalnya Salon An Nisa bernama Salon Laras yang berdiri sekitar tahun 1980-an. Pihak Lapas melakukan re-launching dengan melakukan perubahan setting dan penambahan fasilitas.

"Biar beda, lebih menarik. Kondisinya semula biasa saja, sekarang dibuat menarik. Agar yang nyalon juga biar lebih nyaman," kata Ngatirah.

Dua petugas yang menjaga adalah nara pidana yang memiliki bakat dan sudah punya pengalaman. Beberapa pelatihan diberikan sebagai tambahan.

"Bedanya kalau mau creambath atau fashion di sini harus daftar dulu ke petugas. Kemarin waktu launching gratis potong untuk 2 orang per blok. Jadi 10 orang dari lima blok di sini," katanya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
⁠Momen Menakutkan Pemobil Wanita Dibuntuti Rombongan Begal di Jaksel, Padahal Jalanan lagi Ramai-ramainya
⁠Momen Menakutkan Pemobil Wanita Dibuntuti Rombongan Begal di Jaksel, Padahal Jalanan lagi Ramai-ramainya

Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal.

Baca Selengkapnya
Razia Mendadak di Lapas Kelas IIB Sampit, Upaya Wujudkan Zero Halinar
Razia Mendadak di Lapas Kelas IIB Sampit, Upaya Wujudkan Zero Halinar

Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah preventif dalam mendeteksi dini potensi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam Lapas.

Baca Selengkapnya
Viral Perempuan Tak Terima Mobilnya Digembok Dishub di Makassar, Ujungnya Tilang dan Minta Maaf
Viral Perempuan Tak Terima Mobilnya Digembok Dishub di Makassar, Ujungnya Tilang dan Minta Maaf

Video perempuan berbaju merah mengamuk saat mobilnya digembok petugas Dinas Perhubungan Makassar viral di media sosial

Baca Selengkapnya
Kronologi Istri Napi Selundupkan Sabu dalam Alat Vital untuk Suami di Lapas Salemba
Kronologi Istri Napi Selundupkan Sabu dalam Alat Vital untuk Suami di Lapas Salemba

Terduga pelaku berinisial N hendak membesuk suaminya F yang mendekam di Lapas Salemba.

Baca Selengkapnya
Momen Polwan Cantik Berhijab Terjang Banjir Demi Atur Lalu Lintas Jalan Lintas Riau-Sumut
Momen Polwan Cantik Berhijab Terjang Banjir Demi Atur Lalu Lintas Jalan Lintas Riau-Sumut

Iptu Rara menambal lubang di lokasi banjir yang menggenangi jalan lintas penghubung Riau-Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Banyak Ranjau Paku di Underpass Ciledug Bikin Resah Warga
Hati-Hati, Banyak Ranjau Paku di Underpass Ciledug Bikin Resah Warga

Marak penyebaran ranjau paku yang berpotensi membahayakan pengguna jalan di Underpass Ciledug.

Baca Selengkapnya
Potret Prajurit TNI Jaga Ketat Perbatasan Papua, Ada Apa?
Potret Prajurit TNI Jaga Ketat Perbatasan Papua, Ada Apa?

Berseragam lengkap dan menenteng senjata, prajurit sikap memeriksa setiap kendaraan yang melintas jalan Trans Papua,

Baca Selengkapnya
Waspada! Merokok hingga Bentangkan Spanduk di Sekitar Masjid Nabawi Bisa Ditangkap
Waspada! Merokok hingga Bentangkan Spanduk di Sekitar Masjid Nabawi Bisa Ditangkap

Jemaah haji diminta tidak merokok di sembarang tempat selama berada di Arab Saudi

Baca Selengkapnya
Seorang Napi Wanita Kabur dari LP Klas II A Tangerang, Ini Penjelasan Kalapas
Seorang Napi Wanita Kabur dari LP Klas II A Tangerang, Ini Penjelasan Kalapas

Napi N merupakan terpidana kasus pidana umum. Pihak lapas belum mau membeberkan secara rinci kasus yang menjerat N

Baca Selengkapnya
Sepekan Keberangkatan dari Madinah ke Makkah: Jemaah Laki-Laki Masih Banyak Pakai Kaus Kaki, Sarung hingga Sepatu
Sepekan Keberangkatan dari Madinah ke Makkah: Jemaah Laki-Laki Masih Banyak Pakai Kaus Kaki, Sarung hingga Sepatu

Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji di Arab Saudi telah menyiapkan sendal untuk jemaah.

Baca Selengkapnya