Menengok Penyandang Tuna Netra Memberikan Hak Suaranya di Pilkades Banyuwangi

Merdeka.com - Penyandang disabilitas, khususnya tunanetra di Kabupaten Banyuwangi juga memiliki hak untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilihan Kepala Desa serentak yang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (9/10).

Nur Hadi Windoyo (35), penyandang tunanetra sekaligus pegiat sosial Aura Lentera Banyuwangi mengatakan, di Banyuwangi baru pertama kali terdapat penyandang tunanetra yang bisa memberikan hak suaranya, khususnya pada pemilu setingkat Pilkades.

"Di Banyuwangi baru pertama, dan insyaallah di Indonesia baru pertama kali ini di pemilihan Pilkades. Saya tahu karena tergabung di persatuan tuna netra Indonesia, kemudian komunitas teknologi, kita sering tukar informasi waku pemilu sehingga tahu," kata Windoyo.

Sementara untuk alat bantu surat suara Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pemilihan Bupati (Pilbub) sudah tersedia untuk masyarakat penyandang tuna netra.

Sementara, Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang menyediakan alat bantu huruf braille untuk memilih calon kepala desanya, terdapat di Desa Tamanagung Kecamatan Cluring, Banyuwagi. Windoyo sendiri merupakan orang yang dipercaya untuk membuatkan alat bantu huruf braille manual tersebut.

"Ini manual karena permintaan mendadak, tapi senang karena ada permintaan berarti ada kepedulian," kata Windoyo yang sudah membuat sejak dua hari lalu.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Pilkades Di Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Eko Hariyono mengatakan, inovasi untuk menyediakan fasilitas alat bantu mencoblos untuk warga tunanetra merupakan inisiatif dari pemerintah Desa Tamanagung karena terdapat 9 warganya yang tunanetra memiliki hak memberikan suara.

"Yang minta pertama Pak Carik (sekertaris Desa Tamanagung), inisiatif dia sendiri, karena dari 7366 pemilih, ada 9 warga tuna netra yang bisa baca braille agar bisa mencoblos," kata Eko.

Saat pencoblosan berlangsung, para penyandang tuna netra tampak didampingi satu orang panitia Pilkades untuk mengantar ke bilik pencoblosan. Sebelum mencoblos dengan privasinya, pendamping bakal membantu memasukkan surat suara di alat bantu pencoblosan braille, kemudian menjelaskan terlebih dahulu cara melipat surat suara usai melakukan pencoblosan.

"Ada lima calon, ada nomor dan nama. Ada satu petugas yang akan membantu, kemudian cukup diajari melipat, sebelum nyoblos," ujarnya.

Terlebih dahulu saat masuk ke TPS, panitia mengarahkan untuk mengisi daftar hadir dengan tanda tangan cap jari. Kemudian diantarkan ke bilik hingga dibantu proses memasukkan surat suara ke dalam kotak pengumpulan suara. (mdk/paw)