Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenang kejayaan Bioskop Kelud

Mengenang kejayaan Bioskop Kelud Bioskop Kelud. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Bioskop Kelud atau biasanya disebut Dulek (dibaca terbalik sesuai dengan bahasa walikan khas Malang), berlokasi di Jalan Kelud 9, dekat Jalan Kawi. Meskipun berada di area perkampungan, letaknya masih tergolong strategis karena dekat dengan kawasan Ijen yang merupakan jantung kota Malang.

Kala itu, bioskop menjadi satu-satunya hiburan rakyat yang paling dicari. Selain Bioskop Kelud, ada beberapa bioskop legendaris lain yang ramai didatangi, misalnya Bioskop Garuda dan Merdeka. Namun, Dulek tetap jadi primadona warga Malang, khususnya yang datang dari kalangan menengah ke bawah.

Cikal-bakal Bioskop Kelud diawali oleh dua anggota BRIMOB, Noersalam dan Marsam, yang membuka usaha pemutaran bioskop keliling di sekitar Malang. Hasil dari manggung keliling digunakan untuk membeli lahan yang dulunya bekas gedung bulu tangkis. Gedung tersebut dihancurkan dan kembali dibangun menjadi Bioskop Kelud.

Peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan terbentuknya yayasan PANJURA (Delapan Penjuru Angin) pada tanggal 4 Juli 1970. Yayasan yang dibina oleh anggota BRIMOB ini mengelola beberapa bioskop, termasuk Bioskop Kelud.

Dibandingkan bioskop lain, suasana Dulek lebih mirip pasar malam. Sembari duduk manis nonton film, warga disuguhi berbagai jajanan yang dijajakan keliling oleh pedagang. Dua makanan yang paling laris kala itu adalah gorengan dan sate bekicot. Penonton yang datang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tukang becak sampai wakil rakyat. Semua berbondong-bondong memadati tribun dan pelataran bioskop murah meriah tersebut.

Ketenaran Bioskop Kelud telah tersebar ke pelosok Malang. Saat malam minggu atau tanggal merah, bioskop ini selalu dijejali ribuan penonton setianya. Film apa pun yang disuguhkan pasti dilahap. Beberapa genre film yang kerap diputar, seperti film India, Barat, dan tentu saja Indonesia.

Kabarnya, bioskop yang buka mulai pukul 21.00 ini pernah diserbu 7.000 penonton saat pemutaran film Inem Pelayan Sexy, yang dibintangi oleh Titiek Puspa dan Doris Callebaute. Saat seperti itu, semua pedagang asongan semangat menyodorkan dagangan. Penonton, ada yang berdiri, duduk, jongkok, dan mojok. Persis seperti nonton layar tancep. Penonton pun dibebaskan untuk berbicara keras dan tertawa sejadi-jadinya.

Bioskop legendaris itu kini tinggal kenangan. Eksistensi Bioskop Kelud telah tergeser modernisasi budaya di masyarakat. Budaya nonton film tak lagi sama seperti dulu. Guyub dan merakyat. Sekarang, orang bisa membeli atau menyewa kaset film di pasaran. Bila bosan menonton sendirian, mereka bisa pergi ke 21 Cineplex, yang menyuguhkan kursi empuk dan ruangan ber-AC. Bedanya, penonton tidak bebas berbicara keras atau bahkan jalan mondar-mandir. (mdk/arr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an
Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an

Pada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".

Baca Selengkapnya
Kisah De Oranje Bioscoop, Tempat Pemutaran Film Pertama di Kota Medan
Kisah De Oranje Bioscoop, Tempat Pemutaran Film Pertama di Kota Medan

Tempat pemutaran film pertama di Kota Medan yang sudah ada sejak akhir abad 19.

Baca Selengkapnya
Jejak Bioskop di Kota Banda Aceh, Sudah Ada sejak Tahun 1930-an
Jejak Bioskop di Kota Banda Aceh, Sudah Ada sejak Tahun 1930-an

Sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, Banda Aceh memiliki kisah dan sejarah panjang tentang lahirnya bioskop dan perfilman di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ketika Bioskop Pertama Hadir di Bandung, Tampilkan Film Bisu dengan Suara Orang Asli di Dalam Bioskop
Ketika Bioskop Pertama Hadir di Bandung, Tampilkan Film Bisu dengan Suara Orang Asli di Dalam Bioskop

Pada 1907 jadi tahun pertama kemunculan bioskop di Kota Kembang. Letaknya ada di sekitar alun-alun Kota Bandung, dengan gedung tenda bilik sederhana.

Baca Selengkapnya
Riwayat Bioskop Pertama di Jogja, Jadi Pusat Hiburan Malam Warga di Era Kolonial
Riwayat Bioskop Pertama di Jogja, Jadi Pusat Hiburan Malam Warga di Era Kolonial

Al Hambra adalah bioskop pertama di Jogja. Pada awal kemunculannya, bioskop ini dibagi menjadi dua kelas berdasarkan status sosial masyarakat pada saat itu.

Baca Selengkapnya
Nikmati Suguhan Karya Pasuruan Inspiratif, Mas Adi Sampaikan Pesan Kebhinnekaan
Nikmati Suguhan Karya Pasuruan Inspiratif, Mas Adi Sampaikan Pesan Kebhinnekaan

Mas Adi turut mengapresiasi acara ini sebagai wujud pengisi kemerdekaan khususnya oleh para pemuda.

Baca Selengkapnya
Benny Suherman, Pemegang Saham XXI Kini Jadi Orang Kaya Indonesia dengan Harta Rp16 Triliun
Benny Suherman, Pemegang Saham XXI Kini Jadi Orang Kaya Indonesia dengan Harta Rp16 Triliun

Benny Suherman memiliki 54 persen saham Cinema XXI melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Museum Bioskop Jambi, Punya Koleksi Film Lawas Terlengkap di Asia Tenggara
Mengunjungi Museum Bioskop Jambi, Punya Koleksi Film Lawas Terlengkap di Asia Tenggara

Pengunjung bisa menjumpai pita kaset film hingga kursi bioskop VIP zaman dulu.

Baca Selengkapnya
Dorong Industri Perfilman, Bobby Nasution Sediakan Bioskop di Lapangan Merdeka
Dorong Industri Perfilman, Bobby Nasution Sediakan Bioskop di Lapangan Merdeka

Pemkot Medan akan menyediakan bioskop di Lapangan Merdeka.

Baca Selengkapnya
Cara Unik Jenderal Bintang Empat TNI Bikin Rakyat Guyub, Perkuat Persatuan & Berdayakan UMKM
Cara Unik Jenderal Bintang Empat TNI Bikin Rakyat Guyub, Perkuat Persatuan & Berdayakan UMKM

Relawan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yakni, Konco Kulo Moeldoko menggelar pesta rakyat yang diselenggarakan di Kediri, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Jarang Dikenal, Tokoh Berpengaruh dalam Perfilman Indonesia
Jarang Dikenal, Tokoh Berpengaruh dalam Perfilman Indonesia

Sosok ini dikenal dengan sebutan ‘Bapak Film Indonesia’.

Baca Selengkapnya
Kisah Sosok Benyamin Sueb, Jadi Serba Bisa Setelah jadi “Korban” Orde Lama
Kisah Sosok Benyamin Sueb, Jadi Serba Bisa Setelah jadi “Korban” Orde Lama

Siapa sangka sosok Benyamin rupanya pernah ditawari jadi menteri penerangan namun ditolak.

Baca Selengkapnya