Mengintip Menu Makan Siang Gratis Seharga Rp10 Ribu di Depok
Di Dapur Kebayunan di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat ini melayani 15.000 porsi untuk 39 sekolah di Depok.
Pemerintah mulai mendistribusikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara serentak di 26 provinsi hari ini, Senin (6/1). Salah satunya di Depok, Jawa Barat.
Satu porsi makan seharga Rp10 ribu. Di Dapur Kebayunan di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat ini melayani 15.000 porsi untuk 39 sekolah di Depok.
Proses Pengolahan Menu
Dapur tersebut melayani kebutuhan makan bergizi. Total, ada lima dapur yang akan bertanggung jawab untuk mempersiapkan sekitar 3.000 porsi makanan per-hari bagi anak-anak mulai dari PAUD hingga SMA.
Dapur Kebayunan terdiri dari lima dapur yang terintegrasi menjadi satu. Setiap dapur memasak untuk 3.000 porsi. Menu MBG hari ini terdiri dari nasi, ayam teriyaki, tempe orek, sayur bayam dan buah jeruk. Menu tersebut disajikan dalam piring saji yang terbuat dari bahan stainles stell sus 304.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) TB. Ace Hasan Syadzily mengatakan, menu yang disediakan sudah sesuai standar gizi. Untuk porsi disesuaikan berdasarkan jenjang PAUD hingga SMA.
"Dilihat dari isinya, menunya, itu saya kira memang sudah Rp10.000. Dengan kita lihat misalnya nasi tergantung dari gramnya gitu ya, kemudian tadi ada ayam, ada tempe orek, ada sayuran, sayur," kata Ace saat meninjau dapur Kabayunan di Depok, Senin (6/12).
Dari lima dapur yang ada di Dapur Kebayunan memang ada perbedaan menu. Namun secara standar sudah disesuaikan oleh ahli gizi masing-masing dapur.
“Tadi juga di beberapa, di dapur yang kedua kita lihat juga menu yang lain juga berbeda, ada yang isinya tempe, kemudian telur, kemudian sayuran, dan dua buah jeruk. Jadi kalau kita lihat dari aspek itemnya sudah mencukupi Rp10.000 tersebut,” ujar Ace.
Tak Ada Susu
Di singgung mengenai menu susu, Ace mengatakan nantinya harus tetap ada. Karena itu sebagai upaya peningkatan kualitas gizi untuk anak-anak.
“Itu bagian dari meningkatkan kualitas gizi dari anak-anak kita,” tukasnya.
Distribusi di Pantau Setiap Hari
Setiap harinya dilakukan pemantauan distribusi hingga ke penerima. Hal itu untuk memastikan makanan layak konsumsi atau tidak basi. Namun jika ditemukan adanya makanan yang basi maka dapat dilaporkan ke petugas penanggungjawab dapur.
“Saya kira di dapur ini kan ada kepala dapurnya, ada ahli gizinya dan ada yang bertugas secara operasional,” kata Ace.
Selain meningkatkan gizi anak-anak, MBG ini juga menekan angka pengangguran. Karena pekerja di tiap dapur diambil dari masyarakat sekitar.
“Satu hal yang bisa kita saksikan dari proses dapur hari ini adalah bahwa ini bisa menarik mempekerjakan tenaga lokal masyarakat di sini. Setiap dapur itu memperkejakan 46 warga lokal. Itu artinya adalah, dengan program makan bergizi ini, ini kita harapkan juga mendorong dan menggerakkan ekonomi lokal. Termasuk di antaranya adalah penyerapan terhadap tenaga kerja di daerah dimana lokasi dapur itu berada,” ujar Ace.
Selain itu UMKM di sekitar dapur juga meningka. Karena untuk bahan makanan yang diolah diambil dari warga sekitar.
“Tentu kita harapkan nanti mitra yang ada di sini juga bisa diharapkan bisa memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada di wilayah sini," kata Ace.