Menikah Lewat Taaruf, Begini Kronologi Istri Disekap Suami hingga Tewas di Palembang
CN dan WS menikah empat tahun lalu setelah menjalani proses taaruf. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak yang kini berusia tiga tahun.

Keluarga tidak menyangka CN (26) meninggal dunia dengan cara tragis setelah disekap dan ditelantarkan suaminya, WS (25) dalam waktu lama. Tubuhnya kurus kering dan rambut dipenuhi kutu.
CN dan WS menikah empat tahun lalu setelah menjalani proses taaruf. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak yang kini berusia tiga tahun.

Keluarga kecil ini mengontrak rumah di Kertapati Palembang. CN sehari-hari hanya di rumah, sedangkan suaminya mencari nafkah dengan melayani jasa bekam.
Sejak awal pernikahan, pasangan ini tidak nampak permasalahan sehingga keluarga senang mereka hidup bahagia meski hidup sederhana. Apalagi, pasutri ini taat beragama dan CN sehari-hari mengenakan cadar.
Kecurigaan Keluarga
Namun kecurigaan hubungan pasutri itu tidak beres dirasakan keluarga CN sejak Februari 2024. CN mengeluh karena tak diberi nafkah suaminya yang membuat keluarga menyuruhnya pulang ke rumah orangtuanya.
"Februari tahun kemarin adik saya (CN) sempat cerita, katanya tidak diberi makan oleh suaminya," kata kakak kandung CN, PR (32), Selasa (28/1).
Korban sempat dijemput keluarga, tapi tak lama kemudian kembali diajak suaminya pulang. Korban bersedia dengan syarat sikap suaminya berubah.
Dugaan Keluarga Penyebab Korban Disekap
Pada Oktober 2024, korban sempat datang ke rumah orangtuanya diantarkan oleh WS. Tapi WS tidak masuk dan langsung pulang begitu istrinya diantar.
Keluarga tidak curiga dengan tubuh kurus korban karena ia mengenakan pakaian tertutup dan cadar. Lagi-lagi korban mengadu kondisi keluarganya.
Saat pulang, korban mengirim pesan singkat kepada keluarganya tentang nasibnya. Diduga kesal dengan cerita korban ke keluarga membuat suaminya semakin kesal.
Sejak saat itu ia tak diizinkan keluar rumah dan nomor telepon keluarganya diblokir WS. Diduga sejak Oktober 2024 terjadi penyekapan dan penelantaran terhadap korban.
"Kami menduga terlapor WS dendam dengan pesan-pesan adik kami," kata PR.
Korban Dilarang Bertemu Keluarga
Di antara keluhan CN adalah ia tak diberi makan. Ketika memasak nasi untuk makan keluarga mereka, suaminya bahkan tak pernah menyisakan nasi untuk ia makan dan harus menahan lapar setiap hari.
"Setiap masak nasi satu canting (cangkir), selalu suaminya habiskan sendiri. Dia tidak memberi adik kami makan, anaknya juga jarang diberi makan," kata PR.
PR menyebut adiknya beberapa kali meminta suaminya mencari pekerjaan sampingan. Sebab dia hanya mengandalkan jasa bekam yang tak setiap hari ada langganan.
Namun WS tak mau mendengar permintaan istrinya. Dia malah semakin marah jika dinasihati.
"Adik saya bilang jangan berpatokan ke bekam karena tidak setiap hari ada orang mau bekam, cari kerja lain, ngojek atau apa begitu," kata PR.
Suatu ketika, keluarga ingin mengajak korban menjenguk ibunya yang lagi sakit. Tetapi dilarang WS dengan suatu alasan.
"Kami sempat ajak adik saya jenguk ibu sakit, tapi suaminya bilang adik saya lagi hamil muda jadi butuh istirahat," kata PR.
Akal-akalan Pelaku
"Ternyata waktu dirawat sebelum meninggal kemarin, dokter bilang adik saya tidak hamil. Itu hanya akal-akalan suaminya biar tidak keluar rumah," imbuh PR.