Ending Kasus Istri Tewas di Palembang: Meninggal karena Dilantarkan Suami, Bukan Penyekapan & Penganiayaan
Penelantaran terjadi karena kekesalan tersangka atas penolakan korban untuk berhubungan badan. Padahal korban menolak karena sakit.
![Ending Kasus Istri Tewas di Palembang: Meninggal karena Dilantarkan Suami, Bukan Penyekapan & Penganiayaan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/29/1738139788384-3fbgl.jpeg)
Setelah pemeriksaan, polisi memastikan CN (26) tewas akibat penelantaran saat sakit oleh suaminya, WS (25). Penyidik tidak menemukan tindak pidana penyekapan dan penganiayaan.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono mengungkapkan, penelantaran terjadi karena kekesalan tersangka atas penolakan korban untuk berhubungan badan. Sikap acuh tersangka terjadi sejak korban mengidap batuk berdahak parah yang akhirnya diagnosa kanker paru pada November 2024.
"Setelah korban meninggal ada rumor korban disekap, kami luruskan atas duduk permasalahan yang ada, tidak ada penyekapan. Kami temukan adanya serangkaian tindak pidana penelantaran yang pada akhirnya membuat kondisi korban memprihatinkan dan meninggal," ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Rabu (29/1).
Mengacu hasil visum, penyidik juga tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. Dokter juga memastikan kematian korban akibat kanker paru yang dideritanya sejak lama dan tanpa pengobatan.
"Bukti-bukti sudah kami kumpulkan, tidak ada juga penganiayaan," kata Harryo.
Harryo menyebut tindak pidana penelantaran berdasarkan pengakuan tersangka yang mengetahui istrinya sakit dan makin parah pada Desember 2024. Tersangka tidak melakukan tindakan apa-apa meski kesehatan korban terus menurun.
"Malah korban tetal diajak tersangka untuk berhubungan intim namun ditolak. Penolakan ini yang membuat tersangka kesal," kata Harryo.
Selama sakit juga, korban hanya terbaring di tempat tidur. Namun tersangka tak memberikan pertolongan dan membiarkannya terbaring lemah, termasuk hanya meletakkan makanan tanpa disuapi.
"Padahal kondisi korban sulit untuk bergerak sehingga semakin membuat kondisi korban menjadi tambah buruk," pungkas Harryo.