Mertua Bunuh Menantu Hamil di Pasuruan, Keluarga Korban Pertanyakan Motif Pelaku
Ibu kandung korban tak habis pikir mengapa sang besan tega membunuh anak dan calon cucu pertamanya.
Keluarga Fitria Almuniroh Hafidloh Diana (23), wanita hamil yang dibunuh mertuanya di Pasuruan, Jawa Timur, turut mempertanyakan motif Khoiri atau Satir (53) hingga tega menghabisi menantu beserta calon cucu pertamanya.
Mertua Bunuh Menantu Hamil di Pasuruan, Keluarga Korban Pertanyakan Motif Pelaku
Nurul Afini (49), ibu kandung dari Fitria tak habis pikir mengapa sang besan tega membunuh anak dan calon cucu pertamanya itu.
"Bukan cuma kehilangan anak juga, tapi juga cucu. Kok teganya, sama calon cucu nomor pertama," katanya, Kamis (2/11).
Tidak hanya itu, Nurul juga masih mempertanyakan soal motif sang besan hingga harus menghabisi nyawa sang anak. Sebab, selama ini dia menganggap hubungannya dengan sang menantu baik-baik saja.
"Motifnya apa? Apa mau menodai anakku? Saya cuma minta keadilan aja," tegasnya.
Saat melihat jenazah sang anak, dia mengaku sempat melihat semacam adanya tekanan pada perut korban. Pada posisi demikian, tangan korban disebutnya terlihat memegangi perut yang tengah hamil 7 bulan.
"(Saya lihat) kayaknya ada tekanan pada perutnya. Karena megang perutnya kayak gini, pegang kandungannya kayak gini," tegasnya.
Tidak hanya soal perut, Ia juga bercerita mengenai luka pada leher yang diderita sang anak. Meski terlihat menyakitkan, namun wajah putrinya seperti orang yang tengah tersenyum.
"Sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya senyum. Ya Allah nak, Intinya saya mau keadilan," tambahnya.
Beberapa jam sebelum kejadian, ia mengaku masih sempat melakukan video call (VC) dengan korban. Ia mengaku saat itu dirinya bercerita pada korban jika ia tengah sakit lambung.
"Posisi kemarin itu, dia masih VC-an sama saya. Habis VC sama saya. Saya sempat bilang; Mbak ibuk perutnya sakit lambung kumat, doakan ibu sembuh biar ibu bisa mencari waktu tingkepan 7 bulanan kamu. Dan doakan ibu bisa umrah sama ayah," ceritanya.
Disinggung apakah korban pernah curhat soal rumah tangganya atau pun hubungannya dengan sang mertua, ia mengaku hal itu tak pernah dilakukan sang anak. Sebab, ia tahu persis sifat sang anak yang cenderung pendiam jika ada masalah.
"Anaknya enggak pernah curhat. Dia pendiam kayak ayahnya. Pendiam. Dia juga enggak pernah pacaran. Kalau pacaran, saya suruh datang ke rumah. Ada 2 orang yang suka anak saya, saya suruh datang ke rumah," jelasnya.
Terkait dengan kasus ini, dirinya pun meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Ia juga meminta agar keadilan untuk anaknya ditegakkan. "Dihukum seberat beratnya, dihukum seadil-adilnya. Kalau meninggal saya nggak mau, karena atas kekuasaan gusti Allah. Kalau orang meninggal ya berarti sudah meninggal. Ya seberat beratnya," tegasnya.
Seperti diberitakan, seorang wanita hamil 7 bulan di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan tewas di tangan mertuanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Selasa (31/10) sore. Kejadian itu terungkap setelah Sueb, sang suami, tiba-tiba berteriak histeris karena melihat istrinya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana tergeletak di kasur dengan kondisi bersimbah darah.
Saat itu Sueb yang baru saja pulang kerja disebut sempat melihat sang ayah, Khoiri atau Satir (53) ada di samping korban. Namun, ayah kandungnya itu melarikan diri ke rumah tetangganya saat ia berteriak meminta tolong.
Korban sendiri diketahui tewas dengan luka di area leher akibat sayatan benda tajam.
Setelah kejadian itu, pelaku pun diringkus polisi saat berada di dalam kamar rumah tetangganya. "Pelaku melarikan diri ke rumah tetangganya dan masuk ke dalam kamar, dikunci,” kata Kapolsek Purwodadi AKP Pujianto, Rabu (1/11).
AKP Pujianto menyebut, pelaku sudah diamankan ke Polsek untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.