Mirip Kasus Mahasiswa UI, Korban Kecelakaan Meninggal di Tangerang Jadi Tersangka
Merdeka.com - Kasus korban meninggal akibat kecelakaan jadi tersangka terjadi di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Peristiwa ini mirip dengan kejadian yang dialami mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Hasya Attalah Syaputra, yang terlibat kecelakaan dengan purnawirawan AKBP Eko Budi Wahono.
Korban berinisial JUH. Dia meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Tigaraksa pada 11 Mei 2022 lalu.
Kasus ini kembali mencuat setelah viral video seorang anak di Bekasi, Jawa Barat, yang menuntut keadilan terhadap status orang tuanya dalam kasus kecelakaan tersebut.
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Di mana kecelakaan maut itu terjadi? Kecelakaan ini terjadi pada (1/9/2023), di mana mobil yang ditumpangi keluarganya mengalami kecelakaan dengan truk bermuatan pasir. Kecelakaan ini terjadi di Segamat, Malaysia.
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
-
Siapa yang terlibat dalam kecelakaan Bintaro? Dalam kecelakaan ini, rangkaian kereta api Patas Merak jurusan Tanah Abang–Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran (KA 220) bertabrakan dengan kereta api Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung–Jakarta Kota (KA 225) yang berangkat dari Stasiun Sudimara.
Kasat Lantas Polresta Tangerang Kompol Fikri Ardiansyah menegaskan, bahwa penetapan tersangka terhadap JUH sudah sesuai prosedur.
"Kami menanggapi video viral seorang anak di Bekasi yang orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan. Yang pertama kami mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga korban. Dan hasil klarifikasi terhadap mekanisme dan langkah penyelidikan dan penyidikan, telah sesuai berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana," kata Fikri di Tangerang, Senin (13/2).
Menurut dia, peristiwa kecelakaan lalu lintas itu tepatnya terjadi di Jalan Syech Mubarok, depan Perum Triraksa Villagge, Kampung Jaha, Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Kecelakaan lalu lintas tersebut melibatkan sepeda motor jenis matic yang dikendarai korban, dengan mobil Mitsubishi light truck yang dikemudikan oleh Roki.
"Satlantas Polresta Tangerang telah melakukan tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP). Disusul langsung olah TKP dan pemeriksaan keterangan saksi-saksi yang melihat langsung peristiwa laka lantas itu secara faktual," bebernya.
Berdasarkan hasil tindakan pertama di tempat kejadian perkara dan keterangan para saksi, didapat informasi bahwa laka lantas bermula saat sepeda motor korban melaju dari Tigaraksa menuju Cisoka berjalan beriringan dengan kendaraan Mitsubishi.
"Bahwa sesampainya di TKP, berdasarkan keterangan saksi yang melihat langsung kejadian, sepeda motor yang dikendarai JUH diduga kaget karena ada sepeda motor yang tidak dikenal, yang hendak keluar dari gerbang Perumahan Triraksa 2, sehingga membuat JUH oleng ke kanan dan membentur bodi tengah kiri kendaraan Mitsubishi," jelasnya.
Selanjutnya, sepeda motor yang dikendarai korban jatuh ke arah sebelah kiri, sedangkan korban pun jatuh ke arah kanan dan terbentur ban kiri belakang kendaraan truk sehingga meninggal dunia di TKP.
"Petugas kemudian mengevakuasi JUH untuk dibawa ke RSUD Balaraja. Terkait laka lantas itu, upaya yang telah dilakukan penyidik penegakan hukum adalah melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kecelakaan," ujarnya.
Fikri pun mengklaim, bahwa dari runtutan kejadian ini berdasarkan keterangan para saksi, termasuk berdasarkan bukti yang berhasil dikumpulkan oleh penyidik, seperti bekas jatuh kendaraan, titik tabrak, dan sebagainya.
Dapat disampaikan, adanya kelalaian yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Sehingga peserta gelar perkara sepakat untuk menetapkan korban JUH sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan lalu lintas tersebut.
"Penyidik juga telah melakukan pemeriksaan kepada 12 saksi untuk melengkapi berkas perkara. Komposisi saksi-saksi yang dimintai keterangan adalah enam saksi mata di TKP, satu saksi anggota Polri yang pertama datang ke TKP, satu saksi keluarga pengendara, dua saksi yakni pengemudi dan kernet truk, satu saksi pemilik truk, dan satu saksi ahli waris atau nak pengendara motor," terangnya.
Dia menyebutkan, dalam gelar perkara tersebut polisi melibatkan banyak pihak. Mulai dari ahli hingga internal Polri, seperti Propam, Irwasda hingga Bidkum.
"Penyidik juga telah melakukan olah TKP lanjutan dan melakukan rekonstruksi pada Jumat (17/6/2022). Kemudian didapatkan persesuaian dari kerusakan barang bukti kendaraan yang terlibat kecelakaan untuk menentukan kelalaian dari kejadian laka lantas itu. Penyidik juga telah meminta keterangan ahli yaitu dr Raka Wibawa Putra (dokter spesialis ahli forensik dan midekolegal RSUD Balaraja," tuturnya.
Dia mengungkapkan, pada 9 Agustus 2022 lalu, polisi juga telah melaksanakan gelar perkara untuk menghentikan penanganan kasusnya, dengan kesimpulan, kasus dihentikan demi hukum karena tersangka atau orang yang diduga lalai sehingga terjadi laka lantas adalah JUH yang telah meninggal dunia.
"Atas adanya tuntutan dan pelampiran terkait kasus tersebut, penyidik dari Satlantas Polresta Tangerang telah melaksanakan asistensi dan klarifikasi dengan Tim dari Itwasda Polda Banten. Dan Penyidik juga mendapatkan Asistensi dari Biro Wasidik Bareskrim Polri terkait penanganan perkara, pada Kamis, 19 Januari 2023 dan Senin 6 Februari 2023, di ruangan Biro Wasidik Bareskrim Polri, terkait pengaduan masyarakat ke Biro Wasidik Bareskrim Polri," lanjut dia.
Sebelumnya, keluarga korban melalui kuasa hukumnya Tres Priawati telah melayangkan pelaporan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri terkait adanya dugaan tidak profesionalisme yang dilakukan petugas kepolisian dalam melakukan penyelidikan pada kasus kecelakaan lalu lintas.
Dia mengaku, pihaknya juga sudah melayangkan beberapa aduan perihal kasus tersebut ke Mabes Polri dan Polda Banten.
"Kami sudah naik ke Mabes Polri. Tapi awalnya merek tidak menanggapi. Berikut kami juga naik lagi surat kedua, baru mereka tanggapi setelah kasus harus viral," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam hal ini jajaran Polresta Tangerang diduga tidak profesional dalam menangani kecelakaan yang terjadi di depan Perum Triraksa Village, Kecamatan Tigaraksa yang menewaskan korban berinisial JUH.
"Kami juga sudah meminta Polresta Tangerang untuk menangani peristiwa kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa itu secara serius," katanya.
Dia menduga, jika petugas dari jajaran Polresta Tangerang tidak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang semestinya menindaklanjuti peristiwa tersebut.
"Polisi menyampaikan pernyataan tentang kecelakaan yang dialami korban tanpa olah TKP yang benar, dan tanpa berdasar keterangan saksi yang valid," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan, dalam peristiwa yang terjadi itu pihak kepolisian menetapkan korban kecelakaan tersebut sebagai tersangka.
Sehingga, langkah itu menimbulkan kesan korban kehilangan nyawa karena kesalahan sendiri.
"Mengapa korban bisa menjadi tersangka tanpa olah TKP dan keterangan saksi yang valid?" terang dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aditya menambahkan kasus kecelakaan ini sudah ditangani oleh Unit Laka Lantas.
Baca SelengkapnyaDiduga, mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak bus kuning hingga rusak parah
Baca SelengkapnyaDalam mobil tersebut diketahui berisi tiga orang saat menabrak bus kuning UI
Baca SelengkapnyaPelaku memukul korban sebanyak lima kali di perut, menyebabkan korban jatuh dan pingsan.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum diketahui identitas pengemudi mobil berwarna putih yang mengalami kerusakan parah di bagian depan itu.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21) warga Jepara ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Kelud Raya Semarang, Selasa (17/9) pukul 03.00 wib.
Baca SelengkapnyaDiduga, Tirza tewas usai dibacok segerombolan orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaKorban digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDiduga sopir mobil Innova tersebut mengalami vertigo sehingga tidak dapat mengendalikan mobilnya.
Baca SelengkapnyaMahasiswi Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas saat mengejar penjambret yang merampas tasnya.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah mewakili wisuda sang anak yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas.
Baca Selengkapnya