Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mitos Warak Ngendok dan cerita asal muasal Kota Semarang

Mitos Warak Ngendok dan cerita asal muasal Kota Semarang warak ngendog. ©semarangcityheritage.files.wordpress.com

Merdeka.com - Bagi mayoritas warga Kota Semarang, sosok Warak Ngendok hanya dikenal sebagai mainan berukuran raksasa yang kerap diarak keliling jalan raya setiap bulan Sa'ban dalam penanggalan Jawa atau jelang perayaan Dugderan di Pasar Johar yang ada di jantung Kota Lumpia itu.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Warak Ngendok dahulu kala dikenal sebagai hewan mitologi yang sakti oleh warga Semarang. Bentuknya merupakan perpaduan antara kambing pada bagian kaki, naga pada bagian kepala dan buraq di bagian badannya.

Warak Ngendok sendiri berasal dari dua kata, yakni Warak yang berasal dari bahasa arab 'Wara'I' yang berarti suci. Sedangkan Ngendog sama artinya dengan bertelur. Dua kata itu bisa diartikan sebagai siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadan kelak di akhir bulan akan mendapatkan pahala di Hari Lebaran.

Konon menurut cerita warga, Warak Ngendok sudah hadir sejak awal mula pendirian Kota Semarang. Pastinya kapan sampai sekarang belum ada yang tahu. Bahkan, saat Ki Ageng Pandan Arang mendirikan Kota Semarang dan menjadi Bupati pertama kali, pun hewan mitologi ini pun sudah hadir di tengah masyarakat.

Ki Ageng Pandan Arang sendiri lebih dikenal sebagai Raden Pandanaran. Dialah putra dari pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor yang menjadi Sultan kedua Kesultanan Demak. Raden Pandanaran, menolak tahta Demak karena lebih suka mendalami spiritual.

Namun versi warga Arab yang menetap di Semarang menyebut, Raden Pandanaran adalah saudagar asal Arab, Persia, atau Turki, yang meminta izin kepada Sultan Demak untuk berdagang dan menyebarkan Islam di Pragota yang sekarang disebut sebagai wilayah pemakaman Bergota.

Dalam mensyiarkan agama Islam, dia memadukan unsur kebudayaan lokal seperti Warak Ngendok. Raden Pandanaran memperkenalkan Warak Ngendok ini pertama kali kepada warga Semarang kuno kala itu. Dan sejak saat itu, Warak Ngendok terus dijadikan salah satu maskot Kota Semarang.

Bahkan pada saat Pilwakot tahun 2010 lalu, KPU Semarang menjadikan boneka Warak Ngendok sebagai maskot Pilwalkot Semarang. Dengan kata lain, Warak Ngendok tidak bisa dilepaskan dari cikal bakal pembentukan Kota Semarang pada masa lampau. Saat ini, Warak Ngendok dikenal warga lokal sebagai ikon kota bersama Tugu Muda dan Gedung Perkeretaapian kuno Lawang Sewu.

Menurut penuturan warga asli Semarang, sosok Warak Ngendok digambarkan sebagai seekor naga kecil yang membawa telur. Sri Bekti seorang warga Kampung Kuningan Semarang Utara berkata, Warak Ngendok yang dia tahu bentuknya menyerupai naga kecil yang memiliki empat kaki yang kokoh.

"Warak Ngendok itu selalu ada kalau pas mulai Dugderan. Dia selalu diarak keliling kota dan jadi pusat perhatian bagi warga yang mengunjungi Dugderan," kata perempuan berusia 52 tahun ini, kepada merdeka.com, Kamis (8/5).

Sementara warga Perum Graha Citra Gading, Kelurahan Ngijo Kecamatan Gunungpati, Eko Wahyu Budi lebih mengenal Warak Ngendok sebagai mainan raksasa yang dibuat dari kayu berukuran besar dan dihiasi pernak pernik kertas warna-warni. "Menurut cerita kakek saya, itu dulunya sudah ada pas Pangeran Pandanaran datang ke Semarang," urainya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu
Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu

Tradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Adat Bekakak, Tradisi untuk Mengenang Kesetiaan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta
Mengenal Upacara Adat Bekakak, Tradisi untuk Mengenang Kesetiaan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Upacara yang digelar tiap bulan Sapar itu digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat

Acara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya
9 Wisata Malam Semarang yang Menakjubkan, Wajib Dikunjungi
9 Wisata Malam Semarang yang Menakjubkan, Wajib Dikunjungi

Berbagai bangunan bersejarah dapat ditemui di Semarang.

Baca Selengkapnya
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang

Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap

Baca Selengkapnya
9 Wisata Ungaran yang Indah dan Menakjubkan, Cocok untuk Liburan
9 Wisata Ungaran yang Indah dan Menakjubkan, Cocok untuk Liburan

Ungaran merupakan ibu kota Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang banyak memiliki tempat wisata yang indah dan memesona.

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Wisata Semarang Terbaru, Ini Daftarnya
Rekomendasi Wisata Semarang Terbaru, Ini Daftarnya

Semarang semakin memperkuat reputasinya sebagai tujuan wisata yang tak boleh terlewatkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
⁠Eks Manager Persib Naik Kuda Renggong Diarak di Jalanan Sambil Nyawer Uang Lembaran Rp50 Ribuan
⁠Eks Manager Persib Naik Kuda Renggong Diarak di Jalanan Sambil Nyawer Uang Lembaran Rp50 Ribuan

Umuh Muchtar hadir dalam acara Ngalaksa di Sumedang dan naik kuda keliling kampung.

Baca Selengkapnya
Sejarah Becak Dayung, Moda Transportasi Tenaga Manusia dari Kota Medan
Sejarah Becak Dayung, Moda Transportasi Tenaga Manusia dari Kota Medan

Moda transportasi dengan tenaga manusia ini dulunya menjadi kendaraan ikonik dan digunakan untuk mengangkut penumpang di Kota Medan.

Baca Selengkapnya
Muncul Makam dengan Bendera Merah Putih di Tengah Waduk Jatigede yang Surut, Ternyata Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Muncul Makam dengan Bendera Merah Putih di Tengah Waduk Jatigede yang Surut, Ternyata Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Saking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.

Baca Selengkapnya
Semarang Punya Sederet Julukan Unik, dari Atlas hingga Venetie Van Java
Semarang Punya Sederet Julukan Unik, dari Atlas hingga Venetie Van Java

Kota Semarang memiliki sederet julukan yang menjadi identitasnya.

Baca Selengkapnya