Moeldoko: Saya Bosan Miskin, Tak Tahan Lagi Saat Itu
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengaku pernah hidup terlunta-lunta setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jombang, Jawa Timur.
"Saya bosan miskin, sudah tidak tahan lagi saat itu. Alhamdulillah semua berubah karena saya sekolah," ujar Moeldoko di hadapan ratusan mahasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di Jakarta, Selasa (15/10).
Dia menambahkan jika tidak sekolah, mungkin dia saat ini bekerja sebagai pengembala kambing. Namun karena ia pantang menyerah, nasibnya pun berubah menjadi lebih baik.
-
Di mana Soekarno bersekolah di Mojokerto? Presiden Pertama RI, Soekarno menghabiskan masa SD hingga SMP di Mojokerto, Jawa Timur. Bangunan sekolahnya masih kokoh hingga sekarang dan kini dikenal sebagai SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto.
-
Kapan Moeldoko ulang tahun? Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tiba-tiba mendapatkan kejutan ulang tahun yang tidak disangka-sangka dari anak-anaknya. Moeldoko berulang tahun pada 8 Juli lalu dan anak-anaknya menyempatkan waktu untuk datang memberikan kue kepada sang ayah.
-
Siapa yang diusulkan Moeldoko untuk dilatih di pusat pelatihan? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
-
Bagaimana Jokowi menyelesaikan kuliah? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
-
Kapan Jenderal Surono lulus SMA? Walau kelak sudah berpangkat Mayor, Surono masih bertekad untuk lulus SMA. Dia mengikuti pendidikan dan dinyatakan lulus SMA-C tahun 1956.
Moeldoko merupakan alumni Akmil 1981 dan peraih Bintang Adhi Makayasa. Sejumlah penghargaan diraih. Pada 2014 Moeldoko juga meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia.
Moeldoko mengaku yakin pendidikan merupakan satu-satunya cara baginya untuk keluar dari lingkar kemiskinan. Oleh karenanya, Moeldoko berusaha untuk terus sekolah.
"Anda tidak akan bisa maju tanpa bekerja keras. Untuk itu harus terus bekerja keras dan pantang menyerah," pesan Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI itu.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko memberikan pesan kepada mahasiswa untuk memiliki prinsip yakni mau mendengarkan, jujur, cerdas, inovatif, kerja keras, disiplin, tanggung jawab, tegas, pantang menyerah, dan taat beribadah.
"Prinsip ini masih saya pegang sampai saat ini," kata dia lagi.
Begitu juga, Indonesia jika ingin menjadi negara maju maka harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Tanpa SDM yang unggul, maka akan sulit bagi Indonesia menjadi negara maju.
Moeldoko menyontohkan negara tetangga seperti Singapura, yang memiliki sumber daya alam yang terbatas namun karena SDM unggul maka bisa menjadi negara maju.
Dalam kesempatan itu juga diputar video mahasiswa PMDSU yakni Lailatul Qomariyah yang meraih gelar doktor di Institut Teknologi Sepuluh November. Lailatul merupakan anak seorang pengayuh becak di Pamekasan, Madura.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menceritakan cerita masa kecilnya yang tak mampu beli beras hingga harus ke sawah setiap pagi.
Baca SelengkapnyaPotret sosok yang kecilnya makan ubi dan jagung namun bisa menjadi seorang Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menceritakan kisah masa lalunya saat ia anak-anak dan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah karena berambut gondrong.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaCerita mantan Panglima TNI dicap sombong oleh anak buahnya berpangkat Kolonel. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI berpangkat kolonel pernah berani bilang ke mantan Panglima TNI sombong gara-gara pesan tidak dibalas.
Baca SelengkapnyaDalam pikiran pemuda sederhana ini, menjadi prajurit TNI adalah cara gratis mengubah nasib.
Baca SelengkapnyaIni potret masa muda Agus Subiyanto, KSAD baru yang gantikan Jenderal Dudung.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto lahir pada 17 Oktober 1951. Dia merupakan anak dari pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno dan Soeharto.
Baca SelengkapnyaWahyudi kemudian mengaku sedikit merasa lebih santai ketika dia akhirnya menjabat sebagai Dandim.
Baca SelengkapnyaDelapan tahun bekerja mendampingi Presiden memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga bagi Kompol Syarif
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Moeldoko sedang asyik makan di warung dan memperlihatkan makanan yang berhasil membuat dirinya menjadi jenderal bintang 4.
Baca Selengkapnya