Momen Spesial Pergantian Kepemimpinan, TNI Sebar 100.000 Prajurit hingga Sniper dan Antidrone di Jakarta
Mitigasi ancaman juga dilakukan dari segi siber dengan berpatroli.
Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, TNI bakal menerjunkan 100.000 personelnya dalam Operasi Pengamanan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara setingkat kepala negara atau kepala pemerintah. Operasi tersebut bakal dilaksanakan dimulai dari 17-23 Oktober mendatang.
Dari sekian anggota prajurit yang dikerahkan, tidak luput dari tim penembak jitu hingga Antidrone juga diterjunkan.
"Kita melaksanakan apel kesiapan dalam rangka pelaksanaan pengamanan pelantikan presiden, personel dari TNI 100.000 dengan nanti akan dilaksanakan dari Kapolri," kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto usai melaksanakan Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/10).
"Jadi semua kita kerahkan untuk pengamanan khususnya vvip untuk ring 1 dari paspampres lengkap denhan sniper dan antidrone dan ring 2, 3 pasukan TNI dan kepolisian," sambung dia.
Pelbagai upaya mitigasi kemanaan yang berpotensi akan menganggu kelancaran selama proses pelantikan nanti juga telah dipetakan oleh pihak TNI sambil bekerjasama dengan Polri dan pihak Intelejen, termasuk dari satuan Intelejen khsusunya di wilayahnya Jakarta.
Mitigasi ancaman juga dilakukan dari segi siber.
"Kita selalu memantau dengan satuan siber yang kita punya, dan koordinasi dengan yang ada di polri dengan di kementerian," tegas Agus.
Di saat yang bersamaan, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengatakan untuk pihak Polri sendiri telah menerjunkan total ada 15.000 anggotanya yang dibagi dalam delapan satgas.
"Tentu yang harus kita antisipasi adannya potensi masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan tentunya ada yang ikut bergabung dalam menyambut rencana pelantikan termasuk mungkin mendoakan," ucap Sigit.
Terhadap nantinya diperkirakan akan ada potensi aksi unjuk rasa yang bertepatan saat hari pelantikan, Polri telah melakukan pemantauan.
"Di sisi lain juga ada kelompok-kelompok yang kita pantau yang akan melaksanakan kegiatan aksi. Oleh karena itu, kami dengan panglima Tni akan terus bekerja untuk memitigasi, meminimalisir dan juga terkait dengan rencana pelantikan," tutur Kapolri.
Sementara untuk adanya upaya rekayasa lalulintas, Polri telah memetakan mulai dari titik keberangkatan hingga ke gedung DPR yang akan menjadi lokasi pelantikan.