Muhammadiyah tunggu hasil otopsi Siyono sebelum tentukan sikap
Merdeka.com - Pengurus Pusat Muhammadiyah masih menunggu hasil otopsi jenazah terduga teroris, Siyono, sebelum melakukan langkah selanjutnya. Diperkirakan hasil otopsi baru selesai dalam lima sampai sepuluh hari setelah otopsi dilakukan.
Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Busyro Muqoddas mengatakan, secara sekilas dokter sudah melihat kondisi jenazah Siyono. Namun hasil secara lengkap belum bisa didapatkan.
"Akan ada proses lagi. Sudah ada pengambilan sampel. Saya tidak punya keilmuan untuk menjelaskan. Kita belum bisa melakukan apa-apa sebelum ada hasilnya," kata Busyro saat ditemui merdeka.com di kantor PP Muhammadiyah, Rabu (6/4).
-
Kapan mayat tersebut ditemukan? Tulang belulang ditemukan di posisi sepanjang pagar taman dengan lebar 40 cm dan kedalaman tinggi 40 cm. Para pekerja pun langsung melaporkan temuan tersebut ke Polisi. 'Di situ ditemukan karung goni, kemudian ditarik dan ternyata berisi tengkorak kepala manusia,' kata Hariyadi, pekerja bangunan, Kamis (14/3).
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Kapan mumi tersebut dimakamkan? Makam-makam ini berasal dari periode antara tahun 800 hingga 1100, ketika Kekaisaran Wari sedang mengalami ekspansi wilayah.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Mayat yang ditemukan itu siapa? 'Terhadap jenazah sudah teridentifikasi dan pengecekan formil oleh penyidik dan diketahui korban inisial N jenis kelamin perempuan dan tinggal di Kecamatan Cikupa,' kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Kompol Arief Nazarudin dikonfirmasi, Selasa (12/11).
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
Busyro mengatakan, PP Muhammadiyah sudah bertemu Kapolri, Jendral Polisi Badroddin Haiti, dan menyampaikan kritik atas kematian Siyono usai ditangkap Detasemen Khusus 88. Muhammadiyah bahkan juga mempertanyakan dua gepok uang diberikan kepada istri Siyono.
"Sudah kami klarifikasi, tapi tidak ada tanggapan. Saya tidak bisa menyimpulkan itu membenarkan atau tidak, karena tidak ada tanggapan. Uang itu sekarang masih ada pada kami," ujar Busyro.
Terkait keberlangsungan pengawalan kasus Siyono, Busyro belum bisa banyak menjelaskan rencana advokasi. Sebab mereka masih menunggu hasil otopsi.
"Dokter Gatot ahli Forensik dari UMY memang sudah beri keterangan, tapi kami masih menunggu. Kemarin ada tim dokter terdiri dari 1 dokter dari Polri dan 9 dokter dari UMY," tutup Busyro.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh saksi lainnya merupakan orang-orang yang berada di sekitar korban, mengingat korban berstatus anak di bawah umur.
Baca Selengkapnya