Murid SD Negeri 62 Kota Bengkulu: Pak Jokowi Kami Mau Sekolah, Tolonglah Kami
Merdeka.com - SD Negeri 62 Kota Bengkulu harus membayar ganti rugi lahan setelah tidak ada kepastian dari Pemda setempat. Untuk menggalang dana, ratusan murid terpaksa mengemis di jalan.
Rafael Juliano, murid kelas VI SDN 62 Bengkulu yang rela berpanas-panasan di persimpangan jalan Meranti. Dia mengatakan, aksi mengemis itu terpaksa dilakukan untuk menggugah hati nurani para pihak yang terus memelihara konflik atas lahan sekolah.
"Kami hanya butuh tempat sekolah yang nyaman dan tenang, jangan korbankan kami," katanya di Bengkulu, Jumat (23/8).
-
Bagaimana Kamari menunjukkan dirinya lelah di sekolah? Kamari menguap seperti ini ketika kantuk tiba-tiba datang. Dia berpikir sudah waktunya tidur siang.
-
Kenapa pelajar berjuang? Mereka yang sebagian berusia masih sangat belia tak gentar menghadapi kolonial Belanda. Di tengah segala kesulitan, mereka tetap bersikukuh melakukan perlawanan terhadap kolonial pada Agresi Militer Belanda I dan II.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Apa penyakit yang diderita siswi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
Murid sekolah ini terus berada di pusaran polemik sejak hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2019-2020 awal bulan Juli lalu. Pagar gerbang sekolah yang ditutup seng hanya dibuka setengah untuk akses murid dan dewan guru masuk ke halaman sekolah. Itupun hanya diberi waktu seminggu saja, setelah itu, kembali ditutup total.
Pemerintah Kota Bengkulu melalui dinas pendidikan dan kebudayaan, mengambil langkah memindahkan mereka ke sekolah sementara untuk numpang belajar di SDN 51 dan SDN 59, yang berjarak lebih dari 2 kilometer dari SDN 62, dengan jam sekolah dimulai pukul 13.00 WIB.
Murid lalu disediakan kendaraan Bus Sekolah untuk mengantarkan mereka dari sekitar rumah mereka ke sekolah sementara tersebut. Tetapi dalam tiga hari ke belakang, bus tersebut tidak lagi melayani mereka dengan beragam alasan.
Iskandar (50) salah seorang wali murid mengatakan, informasi yang mereka terima, bakal ada pungutan untuk membiayai operasional bus sekolah tersebut. Mereka keberatan dan meminta anak mereka dikembalikan saja ke lokasi sekolah yang lama.
"Selesaikan saja masalah ini, jangan mental anak-anak kami dikorbankan," ujar Iskandar.
Polemik yang terus terjadi di SDN 62 Kota Bengkulu membuat para murid kelas VI yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN) meradang. Mereka mengaku tidak bisa berkonsentrasi belajar dengan kondisi saat ini.
Jelesti (11) salah seorang murid kelas VI mengaku sudah lelah dengan keadaan yang tidak kunjung selesai. Dia bersama murid lain rela berpanas-panasan membawa kardus untuk menghimpun dana masyarakat di persimpangan lampu merah Jalan Meranti dan kawasan Simpang Lima Kota Bengkulu.
Dia bahkan menitip pesan untuk Presiden Jokowi supaya mau turun tangan menyelesaikan persoalan ini. Sebab informasi yang diterimanya, walikota bahkan gubernur Bengkulu sudah berupaya menyelesaikan persoalan ini tetapi belum juga selesai.
"Kami mau belajar, sebentar lagi ujian, tolonglah kami," urai Jelesti.
Emi Mulyani, salah seorang guru yang juga menjadi wali kelas VI SDN 62 Bengkulu juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi persoalan ini. Dia hanya bisa melihat ratusan muridnya harus belajar di lahan kosong milik salah seorang warga Sawah Lebar yang kebetulan dijadikan taman kota.
"Untuk terlibat terlalu jauh dalam polemik ini, kami tidak berani, hanya bisa memandang sambil menahan tangis saja," ujar Emi.
Reporter: Yuliardi Hardjo PutroSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut diwarnai isak tangis pelajar yang hadir. Dengan membawa foto korban dan spanduk, mereka mengenang para korban kecelakaan bus maut tersebut.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaApa yang dilakukan siswa satu kelas di SMA Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, ini sungguh luar biasa.
Baca SelengkapnyaKehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa kebahagiaan bagi para siswa SMKN 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaJokowi tiba di SDN Tirtoyoso Nomor 111 Banjarsari pada pukul 08.10 WIB. Mantan Wali Kota Solo sempat berinteraksi dengan para siswa.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Presiden Jokowi dipinjami topi oleh siswa SMK lantaran kepanasan saat kunjungan kerja. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaDia ditemui usai kedapatan menangis sesenggukan di pinggir jalan pulang.
Baca SelengkapnyaPerjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca Selengkapnya