Normalisasi BKT Semarang, 1.373 PKL dan 14 petak tambak ditertibkan
Merdeka.com - Sedikitnya 620 bangunan liar akan ditertibkan untuk memperlancar proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang. Pekerjaan tersebut akan dimulai bulan ini hingga April 2018.
Kepala BBWS Pemali-Juwana, Ruhban Ruzziyatno menargetkan hingga akhir Januari nanti mampu membersihkan 175 hunian liar di sepanjang bantaran BKT."Target awal kami sampai akhir Januari ada 500 PKL dan 175 hunian liar yang harus ditertibkan dari BKT. Untuk selebihnya, akan dikerjakan sampai April mendatang," kata Ruhban, di kantornya, Selasa (23/1).
Secara keseluruhan, menurutnya BBWS bakal bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Permukiman Kota Semarang untuk penertiban 1.373 PKL, 620 hunian serta 14 petak tambak.
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Kapan pembangunan tol Semarang-Batang dimulai? Dilansir dari Wikipedia, proyek tol ini dimulai pembangunannya dengan ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Juni 2016 hingga November 2017.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Ia mengatakan tiga titik tersebut tergenang air sejak Kamis dini hari.
Penertiban itu merupakan langkah awal untuk mengerjakan normalisasi BKT yang terbagi tiga paket kontrak. Untuk paket pertama, menggarap pembersihan sungai mulai dari Jembatan Majapahit sampai rel kereta Sawah Besar. Total panjang pengejaannya mencapai 1,95 kilometer
Kemudian paket pekerjaan kedua menyasar pembersihan dari jembatan kereta Sawah Besar sampai kawasan Stadion Citarum. Cakupan paket kedua tersebut sepanjang 2,05 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp 169.335.318.000. Paket ketiga digarap dari kawasan Citarum sampai Jembatan Majapahit sepanjang 2,7 kilometer dengan nilai kontrak Rp 187.009.224.000.
Untuk saat ini, katanya, BBWS masih mengukur ulang area pembersihan sungai BKT. "Untuk minggu ini pasti selesai," paparnya.
Ia mengaku sedang mempercepat proyek pembersihan lahan bantaran sungai agar nantinya tidak terganggu perubahan cuaca yang sangat ekstrem. "Kita sedang melakukan percepatan agar proyek fisiknya tidak terganggu faktor cuaca," tukasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cegah Banjir, Pemkab Bekasi Gusur Bangunan Liar di Bantaran Sungai Sukatani
Baca SelengkapnyaPj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu menargetkan penertiban bangunan liar mulai dari Puncak Pass hingga Kampung Naringgul itu rampung dalam satu hari saja.
Baca SelengkapnyaMei 2024 ini akan dilakukan pembangunan fisik normalisasi Ciliwung sepanjang 265 meter pada segmen Cililitan.
Baca SelengkapnyaPembebasan lahan ini dilakukan untuk membangun turap atau beton pembatas di sepanjang sisi sungai untuk menahan debit air.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk yang tinggal dan mendirikan bangunan liar di lokasi pengerjaan tanggul pantai rupanya tak sedikit.
Baca SelengkapnyaSatpol PP DKI Jakarta akan bersinergi dengan PT KAI untuk mengembalikan lahan tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH).
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan tidak ada relokasi, pembongkaran, ataupun penggusuran terhadap masyarakat di kawasan bantaran Sungai Deli.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta, Pramono Anung menjelaskan ada dua titik yang perlu dibereskan untuk mengurangi resiko banjir yang berada di wilayah Cipinang Melayu.
Baca SelengkapnyaJika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, menurut Heru Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
Baca SelengkapnyaPramono mengatakan, salah satu yang paling mungkin dikerjakan secara cepat mengurangi titik banjir di Cipinang Melayu melakukan naturalisasi 34 bidang lahan.
Baca SelengkapnyaPenertiban berlangsung kondusif, terlebih sebagian pedagang melakukan pembongkaran lapak secara mandiri seperti di titik penertiban.
Baca Selengkapnya