PBNU: Indonesia Sudah Final, Tak Usah Lagi Ngomong Khilafah dan Negara Islam
Merdeka.com - Dua persoalan di depan mata menjadi tantangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Bangsa Indonesia sekarang ini. Keduanya adalah munculnya pihak yang mempersoalkan atau mempertanyakan aspek-aspek kebangsaan dan kenegaraan yang sudah final, serta kelompok yang menjadikan Islam sebagai aspirasi politik.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan, Robikin Emhas mengatakan, NU sebagai organisasi terbesar harus mengambil peran dalam mengantisipasi munculnya gerakan-gerakan tersebut. Pengurus NU di seluruh lapisan harus menyampaikan pesan itu kepada masyarakat, khususnya anak-anak milenial.
"Pengurus NU di seluruh lapisan harus kembali mengelorakan, menyampaikan pada masyarakat khususnya anak-anak milenial, bahwa Indonesia sudah final. Tidak usah diotak-atik lagi, tidak usah lagi ngomong khilafah, tidak usah ngomong negara Islam," kata Robikin Emhas di Guest House Universitas (UB) Brawijaya, Sabtu (12/1).
-
Apa bukti Islam di Sidoarjo berkembang pesat? Pada abad 18-19 Sidoarjo mencapai puncak keemasannya dalam bidang pendidikan Islam. Sidoarjo menjadi salah satu pusat pendidikan Islam dan dikenal sebagai kota santri, khususnya di Jawa Timur.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Siapa yang membentuk masyarakat muslim Tionghoa di Palembang? Selain itu, Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Bahkan, ia juga membentuk masyarakat muslim Tionghoa di Palembang.
-
Bagaimana Islam masuk ke Perlak? Mengutip dari beberapa sumber, awal terjadinya proses penyebaran Islam di Kesultanan Perlak ini tak jauh dari para pedagang dari Arab dan Persia yang sudah beragama muslim.
-
Kenapa terjadi kerusuhan di Mulia? Hal ini kemudian memicu kerusuhan di Mulia, Ibu Kota Puncak Jaya pada Rabu (17/7) lalu. Kericuhan yang terjadi mengakibatkan empat orang terluka dan satu warga sipil meninggal dunia.
-
Siapa yang berperan penting dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
Orang atau kelompok itu, diidentifikasi oleh Robikin, kembali mempertanyakan aspek-aspek kebangsaan dan kenegaraan yang sebenarnya sudah final. Selain itu, kemudian menjadikan Islam sebagai aspirasi politik yang syarat kepentingan.
"Apakah Indonesia sudah kategori Islami, kalau tidak misalnya apakah negara kafir, dan kemudian mau mengganti dan sebagainya. Ini tantangannya," tegasnya.
Robikin juga melihat arus yang cukup kuat munculnya Islam radikal di tengah-tengah masyarakat. Ajaran disampaikan dengan cara-cara penuh kebencian yang bertentangan dengan budaya Indonesia, bahkan Islam itu sendiri.
"Islam yang ramah, Islam yang moderat itulah yang saya kira dikehendaki oleh Allah melalui ajaran Islam," tegasnya.
Kedua persoalan tersebut, katanya tidak punya ruang untuk tumbuh di negara ini, karena harus ditegaskan Indonesia sudah jelas Islami.
"Salah, kalau NKRI diganti konstitusi dengan Pancasilanya dan Bhineka Tunggal Ikanya dianggap tidak Islami, itu salah," tegasnya.
Robikin juga mengajak untuk berkaca kepada negara-negara terutama di Timur Tenggah yang menjadikan agama sebagai aspirasi politik.
"Begitu banyak agama dijadikan aspirasi politik, yang terjadi konflik. Pecah-pecah masyarakatnya, bahkan tidak jarang terjadi perang saudara. Kita harus menghindarkan itu semua," pungkasnya.
Robikin hadir dalam rangkaian pelantikan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Malang. Bersamaan juga digelar Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun menjadi negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, nyatanya di tahun 2024 ini predikat itu harus dilepas Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPBNU menyebut sumber proses politik PKB harus dikembalikan sesuai kekuatan para ulama. Di mana ketua umum tidak boleh menjadi sumber kekuatan tunggal.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaKPU RI telah menyelesaikan tahapan rekapitulasi nasional Pilpres 2024 dan menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenangnya.
Baca Selengkapnya