Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP: Praktik kenegaraan di 2014 jauh dari ideologi Pancasila

PDIP: Praktik kenegaraan di 2014 jauh dari ideologi Pancasila Kampanye PDIP. ©2014 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menyatakan potret kehidupan bernegara di Indonesia sepanjang tahun 2014 masih jauh dari ideologi Pancasila. Dia mendasarkan hal itu pada beberapa indikasi seperti semakin menguatnya isu SARA, dinamika politik yang berujung konflik, serta perilaku penegak hukum yang masih menyimpang.

"Salah satu contoh di ibu kota ada salah satu tokoh yang mempersoalkan kepala daerah hanya karena masalah agama, etnis dan warna kulit," ujar Basarah dalam peluncuran Catatan Akhir Tahun Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) 2014 PDI Perjuangan di Cikini, Jakarta, Selasa (30/12).

Basarah mengatakan ideologi Pancasila sebagai cipta hukum negara Indonesia mengharuskan setiap warga negara untuk tidak lagi mengutamakan persoalan SARA. Jikapun terdapat ketidakcocokan, maka seharusnya kritik atas hal itu ditujukan pada kinerja seorang kepala daerah.

"Kritik dalam pemimpin daerah haruslah ditujukan pada kinerjanya, bukan pada agama, etnis, warna kulit," ungkap dia.

Terkait dengan dinamika politik, Basarah menyoroti kasus konflik antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di DPR. Dia menyatakan secara tegas bagaimana sebuah praktik politik dipaksakan demi melanggengkan kepentingan kelompok tertentu.

"DPR merevisi UU MD3 yang mengandung muatan politis memperjuangkan kepentingan politik salah satu kelompok dan mengorbankan kepentingan politik yang lain," ungkap Basarah.

Hal itu diperparah dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak membatalkan pasal dalam UU MD3 terkait tata cara pengisian kursi pimpinan parlemen. Basarah pun menuding MK tidak memiliki kepekaan terhadap potensi konflik yang muncul di masa mendatang.

"Kalau MK punya sensitivitas, tentu tidak akan ada kegaduhan tersebut," katanya.

Lebih lanjut, Basarah mengaku pesimis dengan kinerja penegak hukum yang terbukti gagal dalam menjalankan tugasnya. Dia pun meminta institusi penegak hukum yaitu kepolisian dan kejaksaan untuk meningkatkan koordinasi dengan pemerintah agar persoalan hukum dapat segera ditangani.

"Kinerja lembaga penegak hukum berkoordinasi dengan pemerintah yaitu kepolisian dan kejaksaan semestinya ke depan harus diperkuat," terangnya. (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPIP Kaji Fenomena Paradoks Negara Beragama Tapi Pejabatnya Abaikan Etika, Begini Rekomendasinya
BPIP Kaji Fenomena Paradoks Negara Beragama Tapi Pejabatnya Abaikan Etika, Begini Rekomendasinya

Hasilnya, nilai-nilai universal agama dianggap menjadi salah satu sumber moralitas tertinggi dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prof Andi Gregetan Sindir Etika Rapuh Ketum Kadin 'Dibegal' karena Pro 03 Ganjar
VIDEO: Prof Andi Gregetan Sindir Etika Rapuh Ketum Kadin 'Dibegal' karena Pro 03 Ganjar

Prof Dr Andi Pangerang mengaku membaca soal polemik posisi ketua umum di Kamar Dagang dan Industri (Kadin)

Baca Selengkapnya
Reaksi Yaqut akan Didisiplinkan PKB Buntut Pernyataan Jangan Pilih Pemimpin Mulut Manis
Reaksi Yaqut akan Didisiplinkan PKB Buntut Pernyataan Jangan Pilih Pemimpin Mulut Manis

Yaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.

Baca Selengkapnya
BPIP Kumpulkan Para Pakar Bahas Paradoks Beragama di Indonesia, Hanya Formalitas?
BPIP Kumpulkan Para Pakar Bahas Paradoks Beragama di Indonesia, Hanya Formalitas?

Agama saat ini lebih sering digunakan sebagai alat politik dan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern

Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.

Baca Selengkapnya
NasDem Soal RUU DKJ Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Obrak-abrik dan Nodai Konstitusi, Tanda Otoritarianisme
NasDem Soal RUU DKJ Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Obrak-abrik dan Nodai Konstitusi, Tanda Otoritarianisme

NasDem mewanti-wanti perlahan demokrasi tergerus oleh kesesatan pikir dalam mengelola negara.

Baca Selengkapnya
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan

Surya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.

Baca Selengkapnya
Megawati Sindir Penguasa Mirip Zaman Orba, TKN Prabowo: Kegelisahan Gagal Jadikan Jokowi Alat Partai
Megawati Sindir Penguasa Mirip Zaman Orba, TKN Prabowo: Kegelisahan Gagal Jadikan Jokowi Alat Partai

TKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba

Baca Selengkapnya
VIDEO: Paloh Keras
VIDEO: Paloh Keras "Munafik! Pemimpin Didewakan, Tak Ada Salahnya Sama Sekali"

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh berbicara mengenai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.

Baca Selengkapnya
Guru Besar UMM Kutip Abraham Lincoln: Kekuasaan Punya Sifat Adiktif, Berpotensi Merusak
Guru Besar UMM Kutip Abraham Lincoln: Kekuasaan Punya Sifat Adiktif, Berpotensi Merusak

Menurut dia, banyak pemimpin yang muncul sekarang tidak melalui proses alami. Muncul tiba-tiba hasil rekayasa politik.

Baca Selengkapnya
BPIP Soroti Etika dan Moralitas Pejabat Negara: Perlunya UU Lembaga Kepresidenan
BPIP Soroti Etika dan Moralitas Pejabat Negara: Perlunya UU Lembaga Kepresidenan

Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.

Baca Selengkapnya