Pedagang Burung Pipit dan Bunga Raup Untung Berlipat di Hari Imlek
Merdeka.com - Perayaan tahun baru Imlek bukan hanya identik dengan warna merah. Momen perayaan tahun baru bagi kaum Tionghoa ini juga identik dengan melepaskan burung pipit.
Menurut kepercayaan, melepaskan burung bermakna memberikan kehidupan bagi makhluk lain. Ritual itu diharapkan bisa memberikan kemakmuran serta kesehatan bagi yang melakukannya.
Tak ayal, di momen seperti ini pedagang burung pipit mendapatkan rezeki nomplok. Rohana misalnya, pedagang burung yang telah lama berjualan burung pipit di Wihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, ini mengaku mendapat keuntungan yang berlipat saat tahun baru Imlek.
-
Siapa yang merasakan manfaat memelihara burung? Memelihara burung juga memberi sejumlah manfaat kesehatan bagi kita.
-
Bagaimana burung membantu ekosistem? 'Burung memiliki berbagai fungsi ekosistem yang sangat vital, banyak di antaranya sangat kita butuhkan, seperti penyebaran benih, pengendalian serangga, daur ulang material organik, seperti yang dilakukan burung nasar, serta peran dalam penyerbukan.
-
Kenapa burung perkutut dikaitkan dengan keberuntungan? Mitos yang berkembang mengatakan bahwa suara merdu burung perkutut dapat membawa keberuntungan, termasuk rejeki dan kebahagiaan dalam kehidupan.
-
Kenapa burung puter dianggap membawa rezeki? Burung puter adalah simbol kesederhanaan dan kelancaran rezeki. Seekor burung puter diharapkan mampu menjaga siklus rezeki pemiliknya sehingga akan terus muter dan bisa memenuhi nafkah keluarga.
-
Siapa yang menganggap burung hantu pembawa keberuntungan? Contohnya di Jepang, bentuk burung hantu yang disebut 'Fukurokuju' dianggap sebagai pemberi rezeki dan kebijaksanaan. Orang Jepang percaya bahwa jika mereka melihat burung hantu, itu adalah pertanda bahwa keberuntungan akan datang kepada mereka.
-
Mengapa kepunahan burung meningkat? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menekankan peran penting manusia dalam krisis kepunahan burung, yang semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
"Udah 18 tahun. Ya laku 15 kandang (kalau Imlek)," ungkap Rohana di lokasi, Sabtu (25/1).
Dia menyebutkan, perekornya burung tersebut dijual dengan harga Rp 1.500. Satu kandang berisi sekitar seribu ekor burung. Jadi setiap Imlek kurang lebih Rohana bisa mengantongi sejumlah Rp 22,5 juta.
"Burungnya dapat dari Jawa Timur," jelas dia.
Bukan hanya pada momen hari Imlek, Rohana juga menjual burung di hari-hari biasa. Ia telah memiliki lapak di sekitar wihara.
"Kalau hari biasa paling (laku) empat kandang. Ya paling tiga atau empat ribuan," tutur dia.
©2020 Merdeka.comBukan hanya Rohana yang menikmati rezeki Imlek tersebut. Pedagang bunga seperti Rhoma juga kecipratan rezeki Imlek. Rhoma yang mengaku sudah 12 tahun berjualan bunga di Wihara Dharama Bakti itu tiap Imlek omzetnya bertambah.
"Dapatlah tujuh jutaan," kata dia.
Sama seperti Rohana, Rhoma juga setiap hari menjajakan bunga di wihara tersebut. "Kalau hari biasa paling dapat 200 (ribu)," ungkapnya.
Perikat Rhoma menjual bunga tersebut antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Dua hari (dari kemarin) dapatlah 15 juta," ungkap Rhoma.
Rhoma mengaku bunga-bunga tersebut didapatkannya dari daerah Bandung dan dataran tinggi di Jawa Barat.
"Ini gampang busuk mas. Dua hari juga layu, dibuang," jelas dia.
Keluhan Pemburu Angpao
Sementara itu, Ros sebagai salah satu warga yang sengaja datang ke wihara tersebut guna memburu angpao mengeluhkan penurunan pendapatan angpaonya.
Menurut perempuan yang tinggal di Citayam, Bogor itu sampai siang ini ia dan anaknya baru mendapatkan Rp 30 ribu.
"Tahun ini sepi, bisanya banyak bos-bos pada ngasih. Kamera (tahun lalu) juga TV banyak dari SCTV, TVRI, RCTI banyak. Kalau sekarang sedikit," kata dia
Ros menceritakan, tahun-tahun lalu dirinya bisa mendapatkan hingga Rp 300 ribu.
"Sekarang 100 aja belum dapet," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sarmani. Warga sekitar wihara itu mengaku tidak beda jauh mendapatkan angpao seperti Ros.
"Iya sama 30 ribuan," ujarnya.
Setia Bertahan di Tengah Guyuran Hujan
Hujan membasahi kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat tempat Wihara Dharama Bakti berada. Sekitar pukul 15.00 WIB, tempat itu sudah basah dengan air hujan.
Kendati diguyur hujan yang cukup untuk membasahi badan, para warga yang sejak pagi tadi datang ke wihara demi memburu angpao masih setia bertahan.
Sebagian dari mereka memilih untuk berteduh ke pelataran wihara yang memiliki kanopi. Sementara sebagian lainnya tetap berada di pelataran terbuka dengan mengenakan jas hujan serta payung.
"Dari pagi di sini mas, kita bertahan nunggu angpao," kata Didit salah satu warga pemburu angpao.
Sejak pagi, Didit mengaku dirinya telah mendapatkan sebanyak Rp 70 ribu.
"Paling saya (pulang) sampai jam lima," katanya.
Begitu pula dengan Maimunah, perempuan yang tinggal di Serpong, Tanggerang itu mengaku meskipun basah kuyup tetap bertahan demi sebuah angpao.
"Kalau saya dapat 100 ribu," ungkap dia.
Maimunah pun mengaku akan pulang kala hari mulai gelap.
"Ya jam enaman. Kalau malam juga masih ada kalau kuat nunggunya," pungkas dia.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi itu digelar dengan harapan menyambut tahun baru Imlek dengan jiwa raga yang bersih.
Baca SelengkapnyaTahun Baru Imlek adalah perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSelain kue keranjang dan jeruk, ikan bandeng ternyata juga menjadi sajian yang lekat dengan perayaan Imlek.
Baca SelengkapnyaBurung perkutut putih mata merah telah lama menjadi objek mitos dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan bulu hitam mengkilap yang memikat mata dan suara kicauan yang merdu, Jalak Kebo dinaungi oleh beragam mitos.
Baca SelengkapnyaDi banyak tempat, burung puter coklat tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan, tetapi menyimpan mitos, seperti pembawa keberuntungan dan berkah.
Baca SelengkapnyaBurung srigunting telah lama menjadi subjek berbagai mitos dan kepercayaan di banyak budaya.
Baca SelengkapnyaBurung perkutut adalah salah satu jenis burung yang memiliki makna dan mitos yang kaya dalam budaya Jawa
Baca SelengkapnyaMitos burung mantenan diyakini memiliki kekuatan magis dan dapat membawa keberuntungan
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaMitos perkutut berkembang di masyarakat. Ini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaIkan bandeng punya makna khsuus bagi masyarakat Betawi dan Tionghoa. Begini kisahnya
Baca Selengkapnya