Pedagang Mobile Cafe, Terima Sampah untuk Secangkir Kopi
Merdeka.com - Seorang pedagang kopi keliling (mobile cafe), Novian Dharma Putra (32), yang memanfaatkan motor gerobak sebagai tempat berdagang, punya ide kreatif untuk mengkampanyekan 'jangan buang sampah sembarangan'. Novian menerima pembeli kopi dengan transaksi pembayaran sekantong sampah.
"Bisa menukar sampah sebanyak satu kantong besar itu dengan secangkir kopi. Kopinya terserah, mau pilih arabica atau yang robusta," kata Novian saat menggelar lapaknya dalam pameran Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) di GOR Tawangalun, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (26/6).
PIRN sendiri digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan peserta 1000 pelajar dari ratusan kota di Indonesia.
-
Mengapa Aipda Mohadi membuat kopi keliling? Ide awal Ngucur Mas ini dilatarbelakangi program Jumat Curhat yang diinisiasi Mabes POLRI. "Kalau saya sekadar berkeliling berkunjung ke warga rasanya ada yang kurang untuk lebih dekat dengan warga, makanya saya niatkan membuat kopi keliling gratis ini,"
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana cara loper koran menjual koran di Bandung? Dengan memakai sepeda motor yang dipasangi tas khusus di jok belakang, garda depan informasi ini bersiap keliling sepagi mungkin.
-
Siapa yang biasanya menjadi pedagang kelontong? Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
-
Siapa pria penjual pulpen tersebut? Menurut keterangan unggahan, pria paruh baya bernama Ahmad ini menjual pulpen dengan harga Rp 3 ribu saja.
-
Bagaimana manusia gerobak mencari nafkah? Mereka berkamuflase menjadi manusia silver, manusia kostum atau badut Tak jarang membawa keluarga dengan gerobak atau manusia gerobak, pengemis, pengamen hingga pak ogah
Motor Gerobak Novian yang lengkap membawa aneka kopi lokal dan Nusantara, bisa bersanding dengan puluhan pameran karya inovasi dan ilmiah sekolah di GOR karena mendapat undangan dari Forum Banyuwangi Sehat (FBS).
"Kalau saya sendiri sudah menjalani ini (menerima pembelian kopi dengan sampah). Ini sudah kedua kali, saya sendiri dua bulan terakhir setiap hari Jumat menyediakan tukar sampah untuk dapat kopi," katanya.
Sampah-sampah yang sudah terkumpul dari hasil penukaran kopi, akan dijual ke pengepul dan menjadi bahan kerajinan. Ide menerima sampah untuk secangkir kopi, dia lakukan tidak untuk kepentingan bisnis, melainkan edukasi agar bijak memperlakukan sampah.
©2019 Merdeka.comSebab bila dihitung, harga kopi yang dijual Rp 8000, sementara nilai sekantong sampah dengan berat rata rata seperempat kilo memiliki nilai jual sekitar Rp 2000.
"Tujuannya untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa sampah itu masih punya nilai. Ketika tahu punya nilai, bergerak untuk tidak lagi buang sampah sembarangan dan bisa membuat gagasan baru terkait sampah," paparnya.
Untuk mengantisipasi kerugian secara bisnis, Novian membuat perhitungan dengan meningkatkan nilai jual kopinya sebesar 5-10 persen untuk mensubsidi diri sendiri melakukan program tukar sampah dengan kopi.
"Harga dinaikkan 5-10 persen untuk subsidi program sampah ini. Harga sampah 2000-3000, kalau harga kopinya 8000," jelasnya.
©2019 Merdeka.comSejak membuka lapak pada, Sabtu (23/6) di pameran PIRN sudah ada 6 orang yang menukar sampahnya untuk mendapatkan kopi racikannya.
"Minimal satu kresek merah besar sampah. Kemarin lima orang, hari ini masih satu. Dia pegawai toko mengumpulkan sampah untuk ditukar secangkir kopi," ujarnya.
Sejak akhir 2018 menekuni bisnis kopi keliling, Novian juga aktif memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bernilai dengan seni decoupage hingga membuat bank sampah di tempat tinggalnya, perumahan Agus Salim Residence, Banyuwangi.
©2019 Merdeka.com"Ini cita-cita almarhum bapak ingin buka warung kopi, saya wujudkan, saya bikin mobile cafe agar semua orang bisa menikmati kopi di mana saja, tidak harus di cafe," ujarnya.
Di motor gerobaknya, Novian membawa aneka kopi Nusantara, mulai dari Papua, Dampit, Toraja, Telemung, Gombengsari, dan Aceh Gayo. Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses menyeduh kopi dengan berbagai alat manual yang tersedia, mulai dari V 60, Moka Pot, Vietnam drip, French Press, Aeropress Coffe hingga manual grinder. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat bakso dijual menggunakan gerobak sudah biasa. Namun, bagaimana dengan bakso yang dijual menggunakan mobil?
Baca SelengkapnyaSaking pentingnya, dia bahkan rela meninggalkan lapak miliknya di pinggir jalan demi dapat menunaikan salat.
Baca SelengkapnyaKedai kopi ini hadir agar seluruh lapisan masyarakat bisa mencicipi nikmatnya minuman kopi ala kafe.
Baca SelengkapnyaDemi mengisi waktu luang sekaligus menambah pendapatan, polisi ini tak segan berdagang dengan kendaraan roda dua hingga empat.
Baca SelengkapnyaSampah itu dibuang dari kursi penumpang, saat ditegur penumpang di dalam mobil malah lebih galak
Baca SelengkapnyaSasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaMenteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Hadi Tjahjanto aktif dalam memberikan sertipikat tanah kepada masyarakat di penjuru daerah tanah air.
Baca SelengkapnyaKumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.
Baca SelengkapnyaHM Fitno memanggil untuk membeli satu gelas kopi. Saat bertemu sang penjual, dia turut berbincang santai.
Baca SelengkapnyaSelain mengabdi kepada negara, polisi berpangkat Brigadir ini rela berjualan es teh manis di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPedagang kaki lima ini menganggap pembeli yang tak mau turun dari mobil belagu.
Baca Selengkapnya