Pejabat Publik Diminta Tingkatkan Empati dan Tidak Bikin Pernyataan Kontroversi
Merdeka.com - Masyarakat sempat dibuat heboh dengan pernyataan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bahwa berenang di kolam renang campur dengan pria bisa membuat wanita hamil. Pernyataan tersebut memicu polemik, bahkan menjadi trending topic di media social selama beberapa hari.
Menurut praktisi komunikasi dari Pandawa PR, Dihar Dakir, seorang pejabat publik seharusnya memahami bahwa setiap pernyataan yang dikeluarkan akan mewakili instansi tempatnya bernanung. Sehingga diperlukan kehati-hatian dan kesadaran dalam setiap pernyataan.
"Seringnya demi menaikkan nama, pejabat publik mengeluarkan pernyataan kontroversial, padahal itu menjadi backfire bagi dirinya sendiri dan instansinya," ujar Dihar Dakir dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (28/2).
-
Kenapa Pantai Klotok viral? Kini kondisi Pantai Klotok semakin indah dan cantik sampai viral di media sosial.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Siapa yang menyebarkan klaim ini? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Menurutnya, pernyataan seorang pejabat publik bisa menimbulkan opini di masyarakat dan juga tidak bisa ditarik kembali. Jadi bila pernyataan tersebut dikeluarkan kemudian disanggah oleh si pembuat pernyataan, masyarakat akan tetap mengingat pernyataan pertama yang disampaikan pejabat itu.
Dihar menuturkan, ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan agar pejabat publik tidak terjebak dalam pernyataan kontroversi, yang menimbulkan polemik di masyarakat. Pertama adalah empati.
"Pejabat publik harus meningkatkan empati terhadap isu-isu di masyarakat. Empati perlu agar pejabat publik memperhatikan setiap pernyataan yang dikeluarkan bisa menenteramkan suasana bukan malah membuat kegaduhan," kata dia.
Kedua pernyataan pejabat publik tidak boleh mendeskriditkan golongan atau kelompok tertentu. Dihar menyampaikan, pejabat publik harus selalu berada di posisi netral, bahkan jika memang harus berpihak, keberpihakan tersebut harus didukung oleh fakta dan data yang valid, sehingga menjadi dasar yang kuat.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pejabat publik adalah berbicara sesuai dengan bidang yang dikuasai. Menurutnya latar belakang keilmuan dan pengetahuan harus menjadi dasar seorang pejabat publik dalam mengeluarkan pernyataan ke masyarakat. Jika tidak memahami bidang ilmu tersebut, ada baiknya menahan diri untuk mengeluarkan pernyataan.
Menurutnya, seorang pejabat yang tidak memiliki dasar keilmuan yang sesuai malah akan menimbulkan ketidakpercayaan publik.
Dihar menilai, fenomena kontroversial para pejabat publik bisa jadi untuk menaikkan popularitas. Memang langkah tersebut tidak salah jika hanya ingin terkenal atau mendapatkan popularitas sesaat, namun bagaimana jika yang didapat adalah popularitas buruk.
"Jika hal tersebut terjadi, maka cap sebagai pejabat atau orang yang kontroversial atau kurang intelektual akan terus menempel," kata dia.
Sebelumnya, Komisioner KPAI Sitty Hikmawatty mengingatkan kaum wanita untuk lebih ekstra waspada saat berada di kolam renang yang ada laki-laki. Bukan tanpa alasan, sebab kondisi tersebut dikatakan bisa menyebabkan kehamilan. Kemudian kehamilan yang berindikasi dari kolam renang bisa diartikan sebagai contoh hamil tidak langsung.
"Pertemuan yang tidak langsung misalnya, ada sebuah mediasi di kolam renang. Ada jenis sperma tertentu yang sangat kuat. Walaupun tidak terjadi penetrasi, tapi ada pria terangsang dan mengeluarkan sperma, dapat berindikasi hamil," beber dia.
Terlebih jika sang wanita tengah berada di masa subur. "Kalau perempuannya sedang fase subur, itu bisa saja terjadi. Kan tidak ada yang tahu bagaimana pria-pria di kolam renang kalau lihat perempuan," sambungnya.
Setelah viral dan menghebohkan netizen, Sitty lantas meminta maaf atas pernyataan yang disampaikan. Dia mengaku pernyataannya kemarin tidak benar dan telah menghebohkan masyarakat luas.
"Saya meminta maaf kepada publik karena memberikan statement yang tidak tepat," ujar Sitty melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Minggu (23/2).
Dia juga menyatakan jika pernyataan tersebut merupakan statement pribadi. Bukan suara dari KPAI. "Dengan ini saya mencabut statement tersebut. Saya memohon kepada semua pihak untuk tidak menyebarluaskan lebih jauh atau malah memviralkannya," sambungnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi berdialog dengan keluarga nelayan di Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, penyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar yang diatur PP Kesehatan itu akan ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolwan menyampaikan imbauan agar emak-emak tidak terprovokasi oleh informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaAKP Viola menyampaikan beberapa hal penting kepada emak-emak.
Baca SelengkapnyaJajaran Satreskrim Polres Kampar terus berupaya memberikan imbauan kepada masyarakat, demi mewujudkan Pilkada aman dan damai.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaDia melihat, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Suswono terkait ucapan tersebut.
Baca SelengkapnyaKPAI mencatat terdapat 15 pelanggaran hak anak pada pemilu-pemilu sebelum 2024.
Baca Selengkapnya