Pelabuhan Tengkayu I, Pintu Masuk Menuju dan Keluar Kota Tarakan

Merdeka.com - Salah satu pintu masuk menuju Kota Tarakan adalah Pelabuhan Tengkayu I. Pelabuhan Tengkayu I berfungsi sebagai pelabuhan khusus speed boat ke wilayah lain di Kalimantan Utara. Pelabuhan ini berjarak 1 KM dari pusat kota Tarakan.

Pelabuhan ini menjadi salah satu pelabuhan vital yang ada di Kota Tarakan karena di pelabuhan ini masyarakat bisa menggunakan speedboat ke semua kabupaten yang ada di Kalimantan Utara dengan jeda keberangkatan setiap 30 menit sekali. Saat ini terdapat lebih dari 20 penyedia jasa speedboat yang ada di Pelabuhan Tengkayu I ini.

Pelabuhan ini terletak di Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan Tengah. Sejak medio September lalu, Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan telah memberlakukan pengaturan lalu lintas di kawasan Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan. Di mana, pengelolaan arus penumpang di pelabuhan tersebut akan menggunakan sistem boarding. Penumpang yang keluar-masuk dermaga akan diantar menggunakan bus.

Dengan sistem tersebut, maka setiap penumpang yang masuk ke dalam dermaga harus memiliki tiket terlebih dahulu. Kecuali, untuk tamu Very Important Personel (VIP) dan keadaan darurat. Tiket dibeli di loket, tak dibenarkan lagi membelinya di dalam dermaga.

Pelabuhan ini diresmikan pada tanggal 15 Agustus 2020 lalu oleh Gubernur Kalimantan Utara saat itu, Irianto Lambrie. Saat itu Gubernur menyampaikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengucurkan data kurang lebih Rp 100 miliar untuk melakukan renovasi terhadap Pelabuhan Tengkayu 1 Kota Tarakan.

Gubernur juga menyampaikan bahwa Pelabuhan Tengkayu 1 Kota Tarakan merupakan simpul utama transportasi di Kalimantan Utara sehingga baik dari segi sarana, prasarana dan pelayanan Pelabuhan Tengkayu 1 Kota Tarakan harus diperbaiki dan ditingkatkan.

Pengelolaan dan penyerahan aset Pelabuhan Tengkayu I SDF akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara kepada Pemkot Tarakan. Namun sistem bagi hasil antara Pemprov dengan Pemkot Tarakan hingga kini belum diputuskan.

Meski demikian Wali Kota Tarakan Khairul mengatakan bahwa potensi pendapatan dari sektor Pelabuhan SDF cukup besar. Jika dikelola dengan sebaik-baiknya, tentu pendapatan asli daerah (PAD) dari pelabuhan bisa jauh lebih besar.

"Dulu saja dikelola bisa mencapai Rp5 miliar, apalagi sekarang jika dikelola dengan baik bisa lebih dari itu. Banyak potensi di sana yang bisa dikelola, seperti parkir dan lainnya. Jadi tidak hanya arus penumpang dan barang saja," ujar Wali Kota waktu lalu. (mdk/hhw)