Pelajar & pegawai Pemda Purwakarta wajib pakai sarung di hari Jumat
Merdeka.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mulai memberlakukan kebijakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mewajibkan pegawai di lingkungan Pemda Purwakarta untuk menggunakan sarung dan peci.
Pemandangan berbeda dan unik terlihat sejak Jumat (28/10) pagi. Para pegawai pria yang biasa mengenakan pakaian bebas, saat ini berubah penampilan dengan mengenakan sarung sedangkan untuk pegawai perempuan menggunakan pakaian etnik kesundaan.
Dedi menuturkan, penggunaan kain sarung di lingkungan Pemda Kabupaten Purwakarta sebagai upaya menjaga warisan nusantara. Pasalnya kain sarung di Indonesia memiliki beragam khas dan corak yang biasa digunakan oleh pria muslim di berbagai daerah.
-
Kenapa warga Desa Sembungan memakai sarung? Banyak warga yang beraktivitas di luar. Mereka mengenakan jaket ataupun sarung untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin yang menusuk.
-
Kenapa Dedi Mulyadi memilih untuk menerapkan norma dan etika Sunda di Purwakarta? Mengutip Wikipedia, Dedi saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta pernah menerapkan kebijakan tentang etika dan kebudayaan Sunda.
-
Kenapa Menong Purwakarta dibuat dengan pakaian dari berbagai daerah? Menong tidak hanya mengangkat Purwakarta sebagai bagian dari tanah Sunda, tetapi juga menggambarkan keberagaman budaya Nusantara.
-
Apa yang menjadi ciri khas Desa Adat Sijunjung? Primadona utama dari desa ini adalah banyaknya rumah tradisional Minangkabau yaitu Rumah Gadang yang berjajar rapi dan teratur.
-
Bagaimana warga Pucung melestarikan wayang kulit? Tak hanya membuat wayang, bahkan warga Dusun Pucung sampai sekarang masih melestarikan tradisi pementasan wayang.
-
Apa itu Songket Palembang? Salah satu kekayaan budaya tradisional di Sumatra Selatan yaitu Songket Palembang.
"Sarung itu identitas bangsa Indonesia, sementara para pemuda saat itu mengikrarkan persatuan nusantara di bawah panji Keindonesiaan dalam kondisi kultur daerah di nusantara yang berbeda-beda, spiritnya persatuan," kata Dedi usai menghadiri acara peringatan Sumpah Pemuda di Purwakarta, Jumat (28/10).
Tak hanya sarung, pegawai di Pemda Purwakarta juga wajib mengenakan kopiah sebagai padanan dan pengganti iket untuk kepala. "Untuk yang non muslim silahkan menyesuaikan dengan pakaian keagamaannya masing-masing tapi tetap bernuansa nusantara," jelas Dedi.
Dedi mengatakan, penggunaan sarung tersebut hanya diberlakukan pada para pegawai yang bekerja di kantor. Sementara bagi pegawai yang bertugas di lapangan dan mobilitas tinggi tetap mengenakan pakaian yang sesuai dengan kebutuhan.
Lanjut Dedi, kebijakan ini juga berlaku bagi pelajar di Purwakarta. Mereka diharuskan mengenakan kain sarung sebagai pelengkap program 7 Poe pendidikan berkarakter. Selain itu penggunaan kain sarung pun rencananya akan diberlakukan setiap pelajaran baca, tulis, dan kajian Al Quran dan Kitab Kuning yang dimulai pada 1 Desember 2016 mendatang pada para pelajar SD dan SMP.
Kebijakan ini pun mendapat respons positif dari para pegawai. "Kalau Jumat pakai sarung seperti ini tentu banyak sekali manfaatnya, karena usai kerja nanti saya bisa gunakan juga untuk salat Jumat. Selain itu sarungan justru lebih nyaman, ditambah kantor sudah serasa pesantren. Jadi inget waktu dulu di pesantren," ujar salah seorang pegawai di bagian Setda Purwakarta, Farid Farhan. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaSelain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.
Baca SelengkapnyaPPI Sumsel menyebut tidak ada larangan penggunaan jilbab atau imbauan melepas jilbab bagi anggota Paskibra
Baca SelengkapnyaJaket Bung Karno, Komitmen Pemimpin Daerah Lanjutkan Perjuangan Sejahterakan Masyarakat
Baca SelengkapnyaDi Tarakan, dengan adanya Perwali maka setiap hari Kams seluruh pejabat dan ASN mengenakan Sesingal.
Baca SelengkapnyaBerbagai kegiatan budaya, seperti pertunjukan tari tradisional, pameran seni, dan bazar makanan, turut memeriahkan suasana.
Baca SelengkapnyaMenpora mengatakan kewenangan Paskibraka telah diambil sepenuhnya oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBPIP memutuskan untuk menyeragamkan tata pakaian dan sikap tampang Paskibraka pada 2024
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melanjutkan tradisi memakai baju adat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR. Dia kali ini mengenakan baju adat Tanimbar. Ini makna dan filosofinya!
Baca SelengkapnyaFestival Junjung Pusako rencananya dilaksanakan 26-27 September 2023 di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VII, Sarolangun.
Baca SelengkapnyaPengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) meminta BPIP tidak menghalangi Paskibraka putri yang melepaskan jilbabnya saat pengibaran bendera merah putih.
Baca Selengkapnya