Pelibatan eks teroris bisa bantu sadarkan anggota kelompok radikal
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus meningkatkan koordinasi dan pelibatan masyarakat dalam menjalankan program penanggulangan terorisme. Upaya itu adalah bagian dari pencegahan terorisme mulai dari hulu sampai hilir.
"Kami para mantan napi teroris (napiter) pun siap mendukung penuh upaya-upaya pencegahan karena kami pernah berada di sana (kelompok radikal) sehingga banyak tahu seluk beluk sel-sel terorisme di Indonesia," ujar mantan teroris Agus Dwikarna, Jumat (14/7).
Dia menyarankan agar kegiatan-kegiatan pencegahan tidak banyak bersifat seremonial, tapi langsung menyentuh ke sasaran. Dengan adanya pelibatan masyarakat dan mantan napiter, upaya itu akan lebih mudah terutama dalam melakukan deteksi dini.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk penyintas? BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana BNPT bantu penyintas? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
"Ghirah (hasrat) dan tujuan jihad di zaman kami berbeda dengan sekarang. Kalau dulu kami berangkat ke Afganistan dan Ambon murni ingin membela sesama muslim yang tertindas dan tidak pernah menyerang aparat secara membabi buta seperti sekarang ini. Artinya, pola propaganda sekarang berbeda, karena tujuannya juga berbeda," jelasnya.
Agus pernah dipenjara 11 tahun di Filipina karena membawa bahan peledak di Bandara Ninoy Aquino, Filipina dan terlibat pada aksi terorisme pada 2002 lalu.
Menurutnya, pelibatan mantan napiter bisa dengan berdiskusi dan dialog. Hal itu sangat positif karena juga bisa menjadi ruang muhasabah (koreksi diri) bagi para mantan napiter yang terlibat jaringan kelompok agar tidak mengulangi apa yang pernah dilakukan.
Terkait program pembinaan (deradikalisasi) yang dilakukan BNPT selama ini, Agus menilai bahwa program itu bagus dan harus terus ditingkatkan. Caranya harus dilakukan sosialisasi lebih banyak lagi agar semua bisa memahami maksud dan tujuan program tersebut.
"Yang terjadi selama ini adalah salah paham yang tidak berdasar, makaya dengan diadakannya pertemuan dan diskusi akan menjadi ruang komunikasi yang bagus bagi kita semua. Namun BNPT tentu tidak bisa berjalan sendiri, perlu keterlibatan teman–teman mantan napiter untuk mendekati kelompok–kelompok yang masih mempunyai pemikiran radikal tersebut," jelasnya.
Dia mengajak orang-orang yang masih terlibat aktif dalam jaringan terorisme agar berpikir jernih. "Apakah yang diperjuangkan itu betul-betul murni tuntunan aqidah atau jangan-jangan mereka telah tersusupi oleh pemikiran yang salah. Itu yang harus direnungkan," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Iqbal Husaini atau Romli atau Rambo yang pernah mendekam di penjara selama 4 tahun karena terlibat pengiriman senjata dalam konflik Ambon. Menurutnya, adanya penolakan program deradikalisasi karena program itu masih belum membumi.
"BNPT perlu melakukan kampanye secara masif agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan program deradikalisasi tersebut. Dalam hal ini, BNPT tidak bisa sendiri dan harus melibatkan tokoh agama dan mantan napiter karena sangat sulit 'mendekati' kawan-kawan yang masih memiliki pemikiran keras. Terlebih pola gerakan kelompok radikal sekarang tidak hanya di ranah offline, tapi telah menyasar dunia online (dunia maya)," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaBustan menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergisitas semua pihak, untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaBangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaLangkah ini bertujuan untuk membantu perekonomian sekaligus menekan berkembangnya pemahaman terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca Selengkapnya