Pendaftar Capim KPK Masih 79 Orang, Cuma 1 Perempuan
Saat ini 79 orang sudah mendaftar sebagai Capim dan 64 orang sebagai calon Dewas KPK.
Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemui stakeholder dan pegiat antikorupsi di Hotel Melia Makassar, Kamis (11/7). Saat ini 79 orang sudah mendaftar sebagai Capim dan 64 orang sebagai calon Dewas KPK.
Pendaftar Capim KPK Masih 79 Orang, Cuma 1 Perempuan
Wakil Ketua Pansel Capim dan Dewas KPK Prof Arief Satria mengatakan, kehadiran pihaknya di Makassar untuk berdialog dan konsultasi publik dengan pegiat antikorupsi di Sulsel. Arief menyebut kegiatan tersebut bertujuan menjaring aspirasi, masukan dan sekaligus mengimbau pegiat antikorupsi dan masyarakat untuk bisa mendorong calon berintegritas.
"Kami juga mengimbau kepada pegiat antikorupsi, masyarakat untuk bisa mendorong calon terbaik yang bisa dicalonkan untuk menjadi capim maupun calon Dewas KPK" ujarnya kepada wartawan.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menguraikan saat ini sudah ada 632 orang register akun pendaftaran. Sebanyak 79 di antaranya sudah mendaftarkan dokumen sebagai capim KPK dan 64 orang mendaftarkan dokumennya sebagai calon Dewas KPK.
"Jadi setiap hari jumlahnya akan terus bertambah. Jadi apa yang tadi saya sampaikan, jumlah register akun dan juga jumlah orang yang sudah submit dokumen itu adalah jumlah hari ini yang kita harapkan sampai 15 Juli pasti akan mengalami peningkatan," kata Arief.
Arief mengaku seleksi Capim dan Dewas KPK saat ini menjadi perhatian publik.
Dia optimistis jumlah pendaftar akan bertambah.
"Saya optimis akan mengalami peningkatan (jumlah pendaftar), karena konsen publik terhadap pemilihan capim dan dewas ini sangat tinggi sekali perhatiannya. Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi atas masukan kritik maupun inside dan aspirasi publik," sebutnya.
Arief mengaku Pansel Seleksi Capim dan Dewas KPK akan mengumumkan masing-masing orang yang mendaftar. Arief menegaskan akan bekerja sesuai dengan aturan dan independen.
"Kita bekerja secara independen, berbasis pada aturan yang ada, undang-undang. Itu pegangan kami, itu acuan kami," tegasnya.
Arief berharap partisipasi masyarakat dalam memberikan tanggapan terhadap masing-masing individu Capim dan Dewas KPK.
"Kita minta kepada masyarakat memberikan tanggapan terkait rekam jejak calon-calon yang namanya nanti akan kami sampaikan. Jadi namanya akan kami sampaikan, kemudian masyarakat bisa mencermati satu-satu menyampaikan kepada kami," bebernya.
"Kalau masyarakat tidak berpartisipasi menyampaikan kepada kami soal rekam jejak mana kami tahu meskipun kami punya instrumen-instrumen yang akan kita lakukan," imbuhnya.
Meski demikian, Arief menyebut pansel sudah bekerja sama dengan PPATK, BIN, BNPT, dan institusi lainnya untuk melihat rekam jejak Capim dan Dewas KPK.
"Misalnya melalui analisis PPATK aliran transaksi. Kemudian kami juga dengan berbagai institusi, dari BIN kami dapatkan, BNPT, pajak dan sebagainya," sebutnya.
Arief enggan mengomentari sejarah pimpinan KPK terdahulu terjerat kasus pidana seperti Antasari Azhar, Abraham Samad, hingga Firli Bahuri.
"Jadi kami tidak dalam kapasitas mengomentari kinerja KPK sebelumnya. Kami tidak ingin beropini," tegasnya.
Meski demikian, Aref menyebut seluruh dinamika yang pernah terjadi di KPK sejak berdiri sampai sekarang akan menjadi pertimbangan Pansel. Hal itu untuk menentukan Capim dan Dewas KPK memiliki kredibilitas.
"Agar sosok yang memang nanti muncul, yang kita seleksi adalah orang-orang yang memang kredibel dan sejalan dengan dinamika hari ini maupun masa depan," sebutnya.
Sementara anggota Pansel Capim dan Dewas KPK, Rezki Sri Wibowo menambahkan dalam penjaringan Capim dan Dewas KPK saat ini minim sosok perempuan. Berdasarkan data, dari 79 pendaftar capim KPK hanya satu perempuan yang sudah mendaftar.
"Sementara untuk Dewas KPK baru enam pendaftar. Ini buat saya sangat penting juga karena persentase perempuan key factor juga Pansel KPK ini," sebutnya.
Rezki mengaku butuh banyak perempuan mendaftar sebagai Capim maupun Dewas KPK.
"Lewat media ini juga saya imbau, ayo para aktivis, penggiat yang berkompetensi dari perempuan. Ayo mendaftar karena kita butuh banyak perempuan yang bisa mendaftar," ucapnya.