Pengikut aliran Tahjul Khalwatiyah di Jeneponto dievakuasi usai diprotes warga
Merdeka.com - Mobil pengikut aliran Tahjul Khalwatiyah dirusak oleh warga Dusun Buttale'leng, Desa Datara, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Jumat (29/12) kemarin siang. Mobil ini jadi sasaran amuk warga yang berjumlah sekitar 500-an orang karena menilai pengikut aliran Tahjul Khalwatiyah, sesat.
Aliran Tahjul Khalwatiyah dipimpin Bu'Nur (30). Ia yang mengaku khalifah bersama 13 orang lainnya tidak mau turun dari rumah panggung, rumah warga salah seorang pengikut aliran tersebut saat dikepung.
Untungnya polisi dari jajaran Polres jeneponto segera tiba di lokasi. Meskipun mobil sudah terlanjur rusak, namun jiwa belasan pengikut aliran yang dibawa Bu'Nur asal Kabupaten Gowa itu berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke Mapolres Jeneponto yang jaraknya sekitar 50 kilometer dari Dusun Buttale'leng.
-
Gimana warga Jeneponto ngantar keluarga berhaji? 'Keluarga rela menunggu sampai (jemaah haji) berangkat. Iya, ada budaya dan tradisi mengharumkan nama keluarga, ini keluarga besar,' tuturnya.
-
Apa tradisi warga Jeneponto saat ngantar haji? 'Itulah bagian dari kekeluargaan, jadi bukan orang Jeneponto kalau tidak ramai. Itu ciri khas orang Jeneponto, apa dia sakit atau jemaah haji sudah menjadi kerarifan lokal,' pungkasnya.
-
Kenapa warga Jeneponto rela ngantar keluarga berhaji? Tak sedikit masyarakat Jeneponto yang percaya jika mengantar keberangkatan jemaah haji sebanyak lima kali, maka orang tersebut juga bisa berangkat haji beberapa tahun ke depan.
-
Di mana warga Jeneponto ngumpul sebelum berangkat haji? Jalan Asrama Haji, Kelurahan Pai, Kota Makassar dipadati puluhan mobil pengantar jemaah haji asal Jeneponto yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 36 Embarkasi Makassar.
-
Siapa yang mengajak sholat berjamaah? Atta Halilintar mengajak Aurel Hermansyah serta kedua anak mereka, Ameena dan Azura, untuk salat berjamaah di ruang keluarga.
-
Dimana sekte ini berada? Polisi juga menemukan 251 anak di bawah umur tinggal di peternakan Chokurongerwa, yang berjarak sekitar 34 km sebelah barat laut Ibu Kota Harare.
Kapolres Jeneponto, AKBP Hery Susanto menjelaskan, sebenarnya aliran Tajhul Khalwatiyah yang dibawa Bu'Nur dari Gowa ini sudah ditetapkan oleh MUI Gowa sebagai aliran sesat. Kemudian yang bersangkutan membawa aliran ini masuk ke Kabupaten Jeneponto sejak 6 bulan lalu dan menyebarkan ke beberapa titik dusun-dusun di pelosok Kabupaten Jeneponto termasuk di Dusun Buttale'leng.
Awalnya, kata Hery Susanto, keberadaan pengikut aliran Tahjul Khalwatiyah ini masih diterima baik oleh warga desa karena masih bergabung salat fadhu dan salat Jumat di masjid. Namun lama-kelamaan pengikut yang berjumlah sekitar 50-an orang itu memisahkan diri. Mereka kerap berkumpul dan salat sembunyi-sembunyi di rumah warga pengikutnya.
Dari keterangan warga, cara salat pengikut Tahjul Khalwatiyah itu berbeda dengan umat Islam pada umumnya. Tiap gerakan salatnya sangat cepat. Mewajibkan salat Jumat bagi perempuan dan bagi yang menjadi pengikuti diiming-imingkan harta karun Soeharto oleh Bu'Nur yang mengaku sebagai khalifah. Karena di desa rata-rata petani miskin, mereka mudah tergiur iming-iming dan akhirnya memilih jadi pengikut aliran tersebut.
Ironisnya, tambah Hery Susanto, setelah dinyatakan aliran sesat di kampungnya sendiri, Bu'Nur ini kemudian bergeser ke Kabupaten Jeneponto bahkan termasuk di Kabupaten Takalar yang tidak jauh dari Kabupaten Gowa. Yang disasar adalah warga di pelosok-pelosok desa. Oleh MUI Jeneponto sendiri, tambahnya, juga telah keluarkan keputusan bahwa aliran tersebut adalah sesat.
"Saat warga pengikut aliran ini mulai menutup diri dan memisahkan diri, akhirnya memuncaklah amarah warga Jumat kemarin. Mereka merasa telah dipisahkan dengan saudara-saudaranya sendiri. Saat warga sudah pulang Sholat Jumat dan menemukan pengikut aliran Tahjul Kalwatiyah itu Sholat Jumat sendiri secara sembunyi-sembunyi di rumah warga akhirnya rumah itu dikepung. Dipaksa turun dari rumah namun tidak juga turun akhirnya mobil salah seorang pengikut itulah yang dihancurkan," kata AKBP Hery Susanto saat dikonfirmasi, Sabtu (30/12).
Bu'Nur dan pengikutnya ini kemudian dievakuasi ke Mapolres Jeneponto. Mereka kemudian diberi pengarahan, diambil keterangannya dan dikembalikan ke kampungnya di Kabupaten Gowa.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa ini terjadi saat salat Idulfitri 1445 H di Lapangan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (10/4) lalu.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaSalah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca SelengkapnyaLokasi yang dipakai oleh masyarakat untuk tidur tersebut bukanlah area suci untuk tempat salat, melainkan aula tempat pertemuan dan pelaksanaan kegiatan oleh pe
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaHal ini berawal dari keluhan umat Islam yang mencari takjil di jam 4-5 sore namun tidak kebagian karena sudah diborong para nonis yang tidak berpuasa.
Baca SelengkapnyaJalanan yang sempit dan cukup tinggi ini terletak di tengah perkebunan.
Baca SelengkapnyaRibuan umat Islam tumpah ruah melaksanakan salat Idul Fitri di Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaHari ini Rabu (10/4/2024) seluruh umat Islam merayakan Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah setelah berpuasa 1 bulan penuh.
Baca SelengkapnyaHari ini, pondok pesantren Al-Zaytun melangsungkan kegiatan rutin ibadah salat jumat.
Baca SelengkapnyaJemaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama di Jateng dan DIY
Baca Selengkapnya