Mengaku Nabi Ismail, Pria Pemimpin Sekte Sesat Ini Sekap 251 Anak untuk Tujuan Mengerikan
Pimpin Sekte Sesat, Pria Ini Mengaku Nabi, Sekap 251 Anak untuk Tujuan Mengerikan
Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
-
Siapa nabi yang ditangkap polisi? Seorang pria bernama Jannes Elondias mendadak viral di media sosial lantaran mengaku sebagai nabi. Kini, Polres Tebing Tinggi telah menangkap dan memeriksa Jannes terkait pengakuannya sebagai nabi.
-
Siapa yang menyihir Nabi Muhammad? Adalah Labid bin Al-A’sham Al-Yahudi, orang yang menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tali busur dengan sebelas ikatan.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Apa itu Sebelik Sumpah? Sebelik Sumpah, sebuah cendera mata atau sejenis perhiasan milik Orang Rimbo di Provinsi Jambi.
-
Bagaimana Pejabat Kemenhub melakukan penistaan agama? 'Dia (AK) bersumpah untuk meyakinkan klien kami bahwa tidak melakukan perselingkuhan sehingga dia berinisiatif untuk meyakinkan ibu Vani dengan cara bersumpah menginjak Alquran, ' katanya.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
Mengaku Nabi Ismail, Pria Pemimpin Sekte Sesat Ini Sekap 251 Anak untuk Tujuan Mengerikan
Polisi mengatakan Ishmael Chokurongerwa, 56 tahun, memimpin sekte di Harare yang terdiri dari lebih dari 1.000 orang.
Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
Chokurongerwa ditangkap pada hari Selasa (12/3) "untuk kegiatan kriminal yang mencakup pelecehan terhadap anak di bawah umur".
Ia hadir bersama tujuh orang jemaat di hadapan pengadilan pada hari Kamis (14/3).
Kedelapan orang tersebut didakwa atas pelanggaran hak-hak anak serta undang-undang penguburan dan kremasi.
Pada Rabu (13/3) kepolisian Republik Zimbabwe mengumumkan penangkapan tersebut sebagai hasil dari penggerebekan.
Polisi juga menemukan 251 anak di bawah umur tinggal di peternakan Chokurongerwa, yang berjarak sekitar 34 km sebelah barat laut Ibu Kota Harare.
Dari 251 anak yang tinggal di properti tersebut, 246 belum memiliki akta kelahiran.
Polisi menyebutkan anak-anak itu tidak bersekolah, sebaliknya, mereka dipekerjakan dalam pekerjaan kasar untuk kepentingan kepemimpinan sekte, dan diajari keterampilan hidup.
Sebanyak 9 kuburan untuk orang dewasa dan 7 lainnya untuk bayi juga ditemukan oleh polisi, semua kuburan tersebut digali tanpa izin yang resmi.
Menurut laporan media lokal, wanita dan anak-anak yang diselamatkan dari peternakan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan tes untuk mengetahui apakah mereka telah mengalami pelecehan.
Rekaman dari media lokal selama penggebrekan menunjukan ada perempuan berpakaian serba putih menghalang-halangi polisi, dan menyebut mereka mengambil anak-anak mereka.
Salah satu pemimpin sekte tersebut memberi tahu wartawan bahwa Tuhan melarang anak-anak mengikuti pendidikan formal.
Chokurongerwa, yang digambarkan sebagai "nabi gadungan", dilaporkan pernah dipenjara pada tahun 2015 karena memimpin serangan terhadap petugas polisi dan sebuah kelompok agama yang mencoba menentang sektenya atas klaim pelecehan.
Dia termasuk dalam kelompok yang lebih besar yang dikenal sebagai gereja-gereja pakaian putih, gereja-gereja Apostolik, atau Vapostori, yang melakukan berbagai kebiasaan yang sebagian besar bertentangan dengan hukum, termasuk pernikahan di bawah umur.
Sekte yang dikenal sebagai Gereja Apostolik Johane Masowe (diambil dari nama pendiri organisasi tersebut), dan memiliki banyak pengikut di Zimbabwe, melarang membaca Alkitab, melakukan pekerjaan di luar komunitas, atau mencari perawatan medis.
Sebuah stasiun radio lokal mewawancarai seorang mantan anggota sekte, yang mengatakan wa Chokurongerwa mengurung ratusan keluarga di ladangnya, mengisolasi mereka dari seluruh dunia.
Wanita itu mengatakan bahwa kuil itu bernama Kanaan, dan anggota kelompoknya percaya bahwa dunia akan segera berakhir.
Di Zimbabwe dan sekitarnya, penangkapan tersebut telah memicu diskusi tentang bagaimana sekte-sekte kepercayaan Apostolik mempengaruhi pendidikan dan kesehatan.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperkirakan lebih dari dua juta orang di Zimbabwe mengikuti gereja-gereja Kerasulan.
Laporan UNICEF menunjukkan sekitar 6% penduduk Zimbabwe adalah anggota kelompok-kelompok gereja tersebut.