Korban Tewas Sekte Puasa Sampai Mati Makin Banyak, Lebih dari 400 Jasad Ditemukan
Korban tewas pengikut sekte sesat puasa sampai mati terus bertambah. Semakin banyak jasad yang ditemukan dari kuburan massal di tengah hutan.
Kasus ini terungkap pada April lalu, setelah ditemukan kuburan massal di tengah hutan di daerah pantai di Kenya.
Korban Tewas Sekte Puasa Sampai Mati Makin Banyak, Lebih dari 400 Jasad Ditemukan
Korban Tewas Sekte Puasa Sampai Mati Makin Banyak, Lebih dari 400 Jasad Ditemukan
Penyelidikan kasus sekte puasa sampai mati masih berlanjut. Sampai saat ini terungkap korban tewas dari pengikut sekte ini lebih dari 400 orang. Sebanyak 12 jasad baru ditemukan pada Senin, menurut keterangan pihak berwenang.
Sekte Sesat
Kasus ini terungkap pada April lalu. Para pengikut sekte diperintahkan puasa tanpa makan minum sama sekali dengan iming-iming bisa bertemu Yesus Kristus.
"Total kematian sebanyak 403."
Rhoda Onyancha, Komisaris Daerah Pantai, kepada AFP.
Sumber: The Straits Times
Pernyataan ini disampaikan setelah penggalian terbaru dilakukan di hutan Shakahola, di mana pemimpin sekte, Paul Nthenge Mackenzie diduga memaksa pengikutnya berpuasa sampai mati.
Onyancha mengatakan penggalian dilanjutkan keesokan harinya. Para penyelidik juga masih mencari apakah ada titik penguburan lainnya di dalam hutan tersebut.
Hasil Otopsi
Berdasarkan hasil otopsi, kelaparan menjadi penyebab utama kematian para pengikut sekte, walaupun ada beberapa korban, seperti anak-anak, tewas karena dipukul, mati lemas, dan tercekik.
Mackenzie, bekas sopir taksi yang menjadi pendeta, telah ditahan sejak pertengahan April.
Foto: Paul Nthenge Mackenzie. Sumber: YouTube
Pada 3 Juli, pengadilan di kota pelabuhan Mombasa memperpanjang penahanan Mackenzie selama satu bulan sembari menunggu penyelidikan. Jaksa penuntut mengatakan dia menghadapi dakwaan terkait terorisme atau genosida, tetapi dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan. Pendeta yang memproklamirkan diri dan ayah dari tujuh anak itu mendirikan Gereja Good News International pada tahun 2003.Setelah penemuan kuburan massal tiga bulan lalu di Malindi, Mackenzie beserta istri dan 16 orang lainnya ditahan. Namun istri Mackenzie, yang ditahan selama 62 hari, dibebaskan awal bulan ini dengan uang jaminan sebesar 100.000 shilling Kenya atau sekitar Rp10 juta.