Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan Dandhy soal artikelnya yang bandingkan Megawati dengan Aung San Suu Kyi

Penjelasan Dandhy soal artikelnya yang bandingkan Megawati dengan Aung San Suu Kyi Dhandy Dwi Laksono. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Tulisan yang dimuat Dandhy Dwi Laksono dalam akun media sosial Facebook membuat dirinya dilaporkan oleh Dewan Pengurus Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur. Dalam tulisannya, Repdem menilai tulisan Dhandy mengandung ujaran kebencian dan menyamakan Megawati dengan Aung San Suu Kyi, pemimpin Myanmar yang melakukan perbuatan jahat kepada warga Rohingya.

Dalam konferensi pers di Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Dandhy memberikan penjelasan, Aung San Suu Kyi dan Megawati sama-sama ikon dalam dinamika politik di negaranya masing-masing. Megawati menjadi ikon gerakan prodemokrasi di Indonesia, Aung San Suu Kyi juga menjadi ikon gerakan demokrasi di Myanmar.

Kemudian kedua perempuan super ini berkuasa setelah partainya memenangkan pemilu. Menurut Dandhy persamaan di antara keduanya adalah Aung San Suu Kyi yang menerima Nobel Perdamaian Dunia harus menghadapi kasus pembantaian warga Rohingya, sedang Megawati menghadapi kasus Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh dan Papua.

"Ini yang kemudian saya sorot. Saya tidak tidak mau terjebak framing yang disampaikan oleh pelapor membandingkan Mega dangan Aung San Suu Kyi, jika dibaca dengan serius perbandingannya bukan di person tapi dalam proses politik dan konflik," jelasnya, Minggu (17/9).

Dandhy menjelaskan dalam membuat suatu karya jurnalistik yang perlu diperhatikan 5W+1H, sudah jelas Who atau siapa yang dimaksud harus membicarakan tentang sosok. Namun di sini bukan untuk membandingkan individual dari mereka berdua, melainkan persoalan terhadap kemanusiaan.

"Dari awal saya memang mau menulis bagaimana Indonesia bisa belajar dari Rohingya, bukan Aung San Suu Kyi (dibandingkan) ke Megawati seperti framing yang pelapor lakukan," ungkapnya.

Diketahui, akun media sosial Facebook bernama Dandhy Dwi Laksono, dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jawa Timur oleh Dewan Pengurus Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur yang merupakan organisasi sayap PDIP.

Dandhy menulis status terkait pernyataan Megawati Soekarnoputri soal petugas partai, saat Joko Widodo terpilih sebagai presiden, juga mengenai data 1.083 warga Papua yang ditangkap di Pemerintahan Megawati.

Dari status tersebut, Dandhy juga menjelaskan seolah Megawati telah melakukan perbuatan jahat kepada warga Papua dan membandingkannya dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Isi Surat Megawati Tinta Merah! Penyalahgunaan Kuasa Presiden Jokowi Kecurangan Pemilu
VIDEO: Isi Surat Megawati Tinta Merah! Penyalahgunaan Kuasa Presiden Jokowi Kecurangan Pemilu

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyerahkan, surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan yang dibuat Ketum PDIP Megawati ke MK

Baca Selengkapnya
Apa Itu Amicus Curiae yang Diajukan Megawati terkait Sengketa Pilpres ke MK? Ini Sejarah & Dasar Hukumnya
Apa Itu Amicus Curiae yang Diajukan Megawati terkait Sengketa Pilpres ke MK? Ini Sejarah & Dasar Hukumnya

Megawati Soekarnoputri menyampaikan surat Amicus Curiae ke Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi Soal Penyataan Megawati Sebut Penguasa Seperti Orde Baru
Reaksi Jokowi Soal Penyataan Megawati Sebut Penguasa Seperti Orde Baru

Jokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru

Baca Selengkapnya
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Ketum Pro-Jokowi: Dia Punya Kepentingan tapi Tidak Terlibat Sengketa
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Ketum Pro-Jokowi: Dia Punya Kepentingan tapi Tidak Terlibat Sengketa

Menurut Budi, pihak yang mengajukan Amicus Curiae, meskipun memiliki kepentingan namun tidak terlibat sengketa.

Baca Selengkapnya
PDIP Bocorkan Bisik-Bisik Megawati ke Mahfud MD soal Hal Privat, Bahas Cawapres Ganjar?
PDIP Bocorkan Bisik-Bisik Megawati ke Mahfud MD soal Hal Privat, Bahas Cawapres Ganjar?

Mahfud menegaskan tidak ada pembicaraan seputar cawapres maupun Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Tanggapi Megawati, Mantan Kasad Minta Kepala BIN Budi Gunawan Tak Memihak Satu Paslon
Tanggapi Megawati, Mantan Kasad Minta Kepala BIN Budi Gunawan Tak Memihak Satu Paslon

udung berharap Budi Gunawan selaku kepala BIN bisa netral dalam Pemilu.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Video Megawati Marah Besar karena Jokowi 'Obok-Obok' PDIP
CEK FAKTA: Hoaks Video Megawati Marah Besar karena Jokowi 'Obok-Obok' PDIP

Beredar video Ketua Umum PDIP Megawati dikabarkan menangis dan marah besar terhadap Jokowi

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Sidang Rocky Gerung Panas, Hakim Asyik Nikmati | Mega & Jokowi Renggang?
TOP NEWS: Sidang Rocky Gerung Panas, Hakim Asyik Nikmati | Mega & Jokowi Renggang?

Gugatan ini buntut kasus Perbuatan Melawan Hukum dengan sangkaan menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras Depan Kader Singgung DPR, Mega
VIDEO: Keras Depan Kader Singgung DPR, Mega "Kalian yang Bego Sendiri Makanya Kalah"

Megawati, dalam pidatonya, berbicara mengenai memilih pemimpin yang baik

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi Megawati Jengkel Diberitakan Ngawur,
VIDEO: Nada Tinggi Megawati Jengkel Diberitakan Ngawur, "Saya Mudah Jelekkan Keluargamu!"

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Sekjen PDIP Jalani Sidang Gelar Doktor di UI, Tangisnya Pecah saat Singgung Jokowi
FOTO: Momen Sekjen PDIP Jalani Sidang Gelar Doktor di UI, Tangisnya Pecah saat Singgung Jokowi

Hasto Kristiyanto menangis bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan penguji sidang doktornya, melainkan ketika menyinggung soal kepemimpinan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya