Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pentingnya ISPO dalam bisnis kelapa sawit

Pentingnya ISPO dalam bisnis kelapa sawit Perkebunan kelapa sawit. ©AFP PHOTO/CHAIDEER MAHYUDDIN

Merdeka.com - Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar di dunia, dengan produksi 27 juta ton pada tahun 2013 dan diperkirakan pada tahun 2014 akan mencapai lebih dari 29 juta ton, dengan ekspor lebih dari 15 juta ton. Untuk memenuhi pasar yang cukup tinggi tersebut, para produsen sawit juga harus memenuhi ketentuan hukum dengan memiliki aertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Apabila penggunaan biofuel di Indonesia naik menjadi 10%, maka Indonesia akan menjadi Negara produsen, eksportir dan pengguna sawit terbesar di dunia," kata Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heryawan (Wakil Menteri Pertanian), Rabu (23/4).

Rusman mengatakan skema ISPO  telah diluncurkan pada bulan Maret 2011 dan berlaku penuh sejak 1 April 2011. Sejak penerapannya, sudah 40 perusahaan yang telah disertifikasi ISPO dan 11 Lembaga Sertifikasi (LS) telah ditunjuk untuk melaksanakan sertifikasi ISPO.

Sementara, 73 perusahaan lainnya saat ini sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi ISPO. Sampai dengan akhir tahun 2014, ditargetkan seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah bersertifikat ISPO, atau paling tidak dalam proses mendapatkan sertifikat ISPO.

Mekanisme sertifikasi ISPO didahului dengan sistem penilaian usaha perkebunan. Dimana pada tahap pertama perusahaan harus dinilai terlebih dahulu sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 07 Tahun 2009. Ini terkait dengan sistem manajemen perkebunan yang baik, yang wajib dimiliki oleh perusahaan. 

"Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia bukan tanpa arah, bukan tanpa rambu-rambu, melainkan sejak awal menganut cakrawala pandang jauh ke depan (visioner) dan taat azas pada semua ketentuan yang berlaku. Itulah kemudian sertifikat ISPO menjadi muara dan merupakan hasil audit dari kepatuhan yang dimaksud," jelasnya.

Sertifikat RSPO tujuan pokoknya adalah memenuhi permintaan pasar tertentu (Eropa). Jadi bersifat voluntary. Sedangkan, sertifikat ISPO adalah dalam rangka kepatuhan pelaksanaan terhadap ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia, khususnya amanat UUD 1945, pasal 33, ayat 4. 

Rusman menegaskan keikutsertaan para pekebun dalam skema ISPO adalah wajib. Karena penerapannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. ISPO menggunakan mekanisme verifikasi melalui audit pihak ketiga  untuk mengetahui apakah pelaksana atau perusahaan telah menerapkan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. 

Saat ini, skema ISPO direncanakan untuk direvisi dengan masuknya ketentuan baru yaitu INPRES 10 Tahun 2011 tentang Moratorium Penanaman di Lahan Gambut yang diperpanjang dengan INPRES 6 Tahun 2013. 

"Disamping itu, perubahan ketentuan mengenai penerapan high conservation value atau nilai konservasi tinggi harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia," ujarnya.

Penerapan ketentuan pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca yang terdapat di dalam skema ISPO bertujuan untuk mendukung komitmen Presiden di Copenhagen pada tahun 2009 yaitu penurunan Emisi Karbon hingga 26% atau 41% dengan bantuan atau dukungan Internasional.

(mdk/cza)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit

Implementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.

Baca Selengkapnya
Prabowo Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh 8 Persen dengan Mudah
Prabowo Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh 8 Persen dengan Mudah

Kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan.

Baca Selengkapnya
Mentan: Implementasi B50 Catatan Sejarah Kemandirian Energi Nasional
Mentan: Implementasi B50 Catatan Sejarah Kemandirian Energi Nasional

Kedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Perintah Jokowi, Blak-blakan Proyek Besar Sulap Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat
VIDEO: Perintah Jokowi, Blak-blakan Proyek Besar Sulap Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat

Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan produsen kelapa, kedua terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini

Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.

Baca Selengkapnya
Buka Konferensi Industri Kelapa, Jokowi Minta Hilirisasi Kelapa Ditingkatkan untuk Bio Energi
Buka Konferensi Industri Kelapa, Jokowi Minta Hilirisasi Kelapa Ditingkatkan untuk Bio Energi

Jokowi menilai, konferensi kelapa ini sangat penting bagi Indonesia selaku produsen kelapa terbesar kedua di dunia.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Prabowo Ini Butuh Rp45 Triliun
Kebijakan Prabowo Ini Butuh Rp45 Triliun

Untuk memperoleh anggaran sebanyak itu harus dibarengi dengan peningkatan ekspor sawit.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Biodiesel B40 akan menjadi wajib digunakan mulai tanggal 1 Januari 2025
Biodiesel B40 akan menjadi wajib digunakan mulai tanggal 1 Januari 2025

Pemerintah telah menyiapkan program ini dengan bauran solar yang mencakup 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut

Presiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.

Baca Selengkapnya
Airlangga Pastikan Program B40 di 2024 Bisa Hemat Devisa hingga Rp404 Triliun
Airlangga Pastikan Program B40 di 2024 Bisa Hemat Devisa hingga Rp404 Triliun

Sebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.

Baca Selengkapnya