Perceraian di Garut Meningkat Akibat Suami di-PHK Dampak Covid-19
Merdeka.com - Kepala Bidang Pengendalian Penduduk pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Garut, D Rahmat Wibawa menyebut, angka perceraian selama 2020 mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah tersebut terjadi karena dampak pandemi Covid-19.
“Dari informasi yang kita terima dari Pengadilan Agama Garut memang angka perceraian memang mengalami peningkatan. Namun untuk jumlah pasangan yang bercerai belum kami terima data lengkapnya,” sebut Rahmat, Selasa (12/1).
Terjadinya peningkatan angka perceraian, dijelaskan Rahmat, kebanyakan terjadi akibat kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga itu dipicu akibat pandemi Covid-19 yang memicu pada sektor ekonomi keluarga.
-
Apa saja penyebab perceraian? Perceraian seringkali menjadi jalan keluar yang dipilih ketika konflik tak kunjung terselesaikan. Padahal, dengan pemahaman yang tepat dan usaha yang sungguh-sungguh, banyak permasalahan rumah tangga dapat diatasi tanpa harus berujung pada perceraian.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana proses perceraian terjadi? Pengadilan menyetujui permohonan cerai perempuan tersebut dan juga memerintahkan suami untuk membayar 500.000 lira Turki ($16.500) sebagai ganti rugi kepada mantan pasangannya atas penderitaan karena kurangnya kebersihan pribadi.
-
Kenapa broken home bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan broken home, antara lain: • Perceraian orang tua. Ini adalah penyebab utama broken home. Anak-anak yang orang tuanya bercerai akan merasakan kehilangan, kesedihan, dan kebingungan. Mereka harus memilih untuk tinggal dengan salah satu orang tua saja, atau berganti-ganti tempat tinggal. Mereka juga harus menghadapi stigma sosial dan perubahan lingkungan.• Ketidakdewasaan orang tua.Orang tua yang memiliki egoisme dan egosentrisme sering bertengkar satu sama lain tanpa memikirkan dampaknya bagi anak-anak. Mereka tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik, dan cenderung menyalahkan atau melampiaskan emosi pada pasangan atau anak-anak.
-
Di mana emosi yang tidak terkontrol bisa terjadi dalam rumah tangga? Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif sering kali menjadi pemicu utama konflik dalam rumah tangga. Misalnya, salah satu pasangan mungkin merasa tidak didengarkan atau dipahami, atau mungkin terjadi kesalahpahaman karena kurangnya komunikasi yang jelas.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Di antara kasus, perceraian terjadi karena banyaknya kepala rumah tangga yang dirumahkan bahkan dipecat dari tempatnya bekerja. “Karena dari sisi pendapatan berkurang atau bahkan sulit, menjadikan ekonomi keluarga menjadi pailit. Hal itu berdampak pada harmonisasi rumah tangga. Jadi kuncinya persoalan ekonomi,” jelasnya.
Hal lainnya, adalah banyaknya perempuan yang bekerja di sektor industri yang terpaksa dirumahkan oleh perusahaannya. Karena sering terjadi interaksi dengan pasangan, ditambah persoalan ekonomi, hal tersebut memicu kekerasan dalam rumah tangga sehingga gugatan cerai pun dilakukan.
“Kalau sebelum pandemi Covid-19, perceraian di Garut ini memang dipicu KDRT (kekerasan dalam rumah tangga akibat dari perkembangan teknologi, apakah karena main media sosial dan lainnya. Namun selama pandemi ini, penyebabnya juga KDRT, tapi pemicunya kebanyakan karena faktor ekonomi kebanyakan, walau dampak teknologi masih ada, tapi lebih sedikit,” katanya.
Selain peningkatan angka perceraian, menurut Rahmat juga secara umum angka kehamilan di pasangan usia subur selama pandemi Covid-19 pun mengalami peningkatan. “Ada peningkatan sekitar 5 persen,” tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak pekerja yang mengalami PHK sehingga berpengaruh pada perekonomian keluarga.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN mengungkap angka perceraian di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaAnak yang menjadi korban sebanyak 163 dan perempuan sebanyak 104 orang.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2015 hingga saat ini, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toksik.
Baca SelengkapnyaMarak kasus perceraian di Jawa Timur karena suami terlibat judi online
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaSelama mengontrak itu diketahui Panca sama sekali tidak memberikan indentitas berupa KTP atau KK kepada ketua RT setempat.
Baca SelengkapnyaKasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi di Depok, Jawa Barat, di mana seorang suami dengan kejam menikam istrinya sendiri.
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi aksi mutilasi pelaku terhadap korban, TR diduga mengalami perubahan karakter dan sifat.
Baca Selengkapnya