Pertempuran Sengit Prajurit Marinir TNI di Aceh, Penuh Luka Kena Granat hingga Peluru
Merdeka.com - Kekuatan tempur pasukan elite Marinir tak perlu diragukan lagi. Kesiapan setiap prajurit menjaga NKRI juga harus diacungi jempol.
Tiga prajurit hebat tersebut adalah Serka Marinir M. Hidayat (dulu berdinas di Yonif 6 Mar), Kopka Marinir Heri Kristanto (dulu berdinas di Yonif 4 Mar) dan Praka Marinir Agus Santosa (dulu berdinas di Yonif 4 Mar).
Mereka merupakan prajurit Korps Marinir yang pernah berdinas di Pasmar 1 dan mengalami cacat tempur pada saat melaksanakan Operasi Militer Satgas Rencong Sakti XXX tahun 2001 di Nanggroe Aceh Darussalam.
-
Dimana Korps Marinir dibentuk? Korps marinir lahir pada tanggal 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah, dengan nama Corps Mariniers.
-
Apa yang dialami Tim SAR Parangtritis? 'Sebenarnya di pantai selatan semuanya sama saja. Tapi untuk di Pantai Parangtritis karena mayoritas korban yang terseret ombak itu mereka berada di daerah palung atau lebeng. Tahunya wisatawan, daerah lebeng itu adalah yang aman untuk main air, padahal itu daerah yang paling berbahaya,' Arif mengatakan, walaupun ombaknya kecil, namun di daerah itu arus balik ke pantainya cukup kencang. Hal inilah kenapa banyak wisatawan yang tertarik ke ombak di daerah ini.
-
Kapan Korps Marinir dibentuk? Korps marinir lahir pada tanggal 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah, dengan nama Corps Mariniers.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Siapa yang mengetes prajurit marinir? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @hadi.tjahjanto memperlihatkan mantan Panglima TNI yang sedang mengetes anggota Marinir yang sedang bertugas.
"Rentetan peristiwa ini diawali dengan keberhasilan-keberhasilan yang diraih prajurit petarung Korps Marinir walaupun baru beberapa waktu disana, pada saat itu kami diserang oleh lebih dari 300 Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan berbagai macam senjata, kata Serka Marinir M Hidayat.
Namun, mereka yang saat itu berkekuatan 2 Peleton (60 personel) tidak pernah mundur dan tak terbesit pikiran untuk lari.
"Kami tetap bertahan dan melaksanakan pertempuran jarak dekat yang hanya berjarak tidak lebih dari 10 meter," ungkapnya.
Walaupun sudah dikepung dari segala penjuru, kata dia, berkat keberanian sebagai prajurit petarung, mereka yang di atas kertas berjumlah lebih banyak berhasil dipukul mundur.
"Dari pertempuran sengit itu saya terkena ledakan GLM (Granat) milik GAM," imbuh Serka Marinir M Hidayat dengan mata berkaca-kaca, dilansir dari marinir.tnial.mil.id"Saat ini, walaupun kondisi saya sekarang seperti ini, saya bangga pernah berjuang dan bertempur bersama-sama untuk memberantas kelompok-kelompok yang merongrong tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkas mantan prajurit Nanggala Yonif 6 Marinir tersebut mengakhiri cerita pengalaman tempurnya.
Seperti diketahui tiga prajurit Korps Marinir tersebut menderita cacat tempur diantaranya, Serka Mar M Hidayat mengalami dislokasi hipkanan, Union Fraktur Tibia kanan, bedah panjang tungkai (LLD) 5,5 Cm akibat ledakan GLM (Granat) GAM.
Kopka Mar Heri Kristanto mengalami Fraktur1/3 proksimal femur sinistra (luka tembak di paha kiri) akibat kontak tembak dengan GAM, dan Praka Mar Agus Santosa mengalami buta di kedua mata akibat terkena pecahan ranjau yang dipasang GAM.
Setelah mendengar pengalaman tempur ketiga prajurit tersebut, Danpasmar 1 saat itu Brigjen TNI (Mar) Hermanto sangat respek dan mengapresiasi perjuangan mereka karena dengan berani mereka berjuang sampai mengorbankan dirinya demi melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sebuah pengorbanan yang tidak bisa kita bayangkan, saya sangat respek dan salut terhadap perjuangan tiga prajurit pemberani ini, semoga apa yang mereka lakukan bisa menjadi sumber motivasi untuk seluruh prajurit muda agar tetap semangat menjalani segala macam penugasan yang diberikan oleh Negara," ucapnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semasa bertugas di Aceh, sosoknya punya kisah mencekam.
Baca SelengkapnyaBeberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPrada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaBentrokan terjadi antara anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Brimob Polri, di Pelabuhan Sorong, Provinsi Papua Barat, pada Minggu (14/4) pagi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang prajurit TNI yang pernah selamatkan penumpang kapal terjatuh di laut kini jadi sniper.
Baca SelengkapnyaPara purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bermula saat anggota TNI AL tersebut tengah belanja di pasar, dan anggota Brimob berpatroli dan melintasi pasar.
Baca Selengkapnya