Perusakan di MK, polisi tak merasa kecolongan
Merdeka.com - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Anesta R Yoyol mengatakan pihaknya tidak merasa kecolongan dengan kejadian perusakan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Yoyol, pihaknya sudah berjaga sesuai dengan prosedur tetap (Protap).
"Siapa bilang kecolongan. Tidak ada yang kecolongan. Kami sudah sesuai protap untuk penjagaan di sini," kata Yoyol dengan nada tinggi di Gedung MK, Kamis (14/11).
Yoyol terlihat emosional saat menjelaskan hal itu. Saat sejumlah wartawan bertanya akan hal itu, Yoyol menerangkan, tugas polisi di MK hanya di luar ruang sidang. Selebihnya, katanya, menerima perintah dari hakim jika ada yang mendesak.
-
Bagaimana cara petugas menjaga ketertiban? Dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan tidak membuat kerusuhan selama menyampaikan pendapatnya. 'Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban,' imbuhnya.
-
Siapa yang mengontrol keadaan? Jangan biarkan keadaan mengontrolmu. Kamulah yang mengontrol keadaan.
-
Apa saja yang harus diamankan? Sebelum mudik, periksa semua pintu dan jendela untuk memastikan semuanya terkunci dengan aman. Gunakan gembok tambahan jika perlu dan pastikan tidak ada akses yang bisa dimanfaatkan oleh pencuri.
-
Siapa yang memimpin pengamanan sidang MK? Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan persiapan pertama yakni rekayasa lalu lintas sekitar Gedung MK di Jalan Merdeka Barat yang bersifat situasional
-
Siapa yang terlihat sangat akur? Kedua ayah mertua Aurel ini tampak sangat akur dan kompak, membuat warganet terharu dan banjir pujian.
-
Siapa yang dilindungi SalingJaga? Dalam acara ini Kitabisa juga memberikan penghargaan berupa perlindungan Asuransi Jiwa Salingjaga untuk 500 orang para pejuang isu perempuan.
"Kami hanya menjaga di luar ruang sidang. Polisi dilarang masuk dalam ruang persidangan, kecuali jika hakim yang memerintahkan. Anda bisa lihat setiap hari polisi ada di pojok sana," kata Yoyol sambil menunjuk ruang pojok di depan ruang sidang MK lantai 2.
Untuk penjagaan gedung MK, menurut Yoyol, setiap hari sebanyak 50 personel disiagakan. Semua personel itu secara penuh menjaga Gedung MK, baik saat persidangan maupun hari libur.
"Protap kami di MK ada 50 personel, itu standby baik ada persidangan maupun hari libur," ujar Yoyol.
Setelah terjadinya perusakan di Gedung MK hari ini, menurut Yoyol, kini jumlah personel kepolisian yang berjaga di MK sebanyak 150 personel.
"Itu personel gabungan, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya. Ini tambahan untuk menjaga keamanan," ujar Yoyol.
Seperti diberitakan, keributan bermula saat pembacaan putusan gugatan sengketa Pilkada Provinsi Maluku. Saat itu, Hakim Ketua Hamdan Zoelva sudah membacakan putusan untuk gugatan dari Pemohon nomor urut 4, Herman Adrian Koedoeboen dan M Daud Sangaji.
Saat hakim membacakan putusan lainnya untuk pemohon kedua, keributan mulai terdengar dari lantai tiga Gedung MK. Dari gedung tiga, beberapa orang turun dan berteriak-teriak di lantai dua, depan ruang sidang.
Setelah itu, seseorang melemparkan kursi ke arah monitor yang berada depan ruang sidang. Setelah itulah, keributan mulai mengarah pada pengrusakan. Massa yang terprovokasi juga melakukan hal serupa dan memaksa memasuki ruang persidangan.
Hari ini, MK merencanakan akan membacakan tiga putusan untuk tiga pemohon dari sengketa pilkada yang sama. Kejadian berlangsung sekitar pukul 12.00 Wib. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Bantah Intimidasi KPK: Kalau Saya Kirim Batalyon Suruh Geruduk Itu Intervensi
Baca SelengkapnyaSebelum pengamanan dimulai telah dilakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada senpi yang dibawa anggota.
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaKPK akan tetap melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai ketentuan hukum berlaku.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga bersumber dari sisa temuan bahan ledakan yang akan dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaSebanyak ribuan personel dikerahkan termasuk tim K-9 dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri.
Baca SelengkapnyaKPK memastikan proses pemeriksaan tak bisa dilakukan sembarangan. Setiap pemeriksaan selalu direkam.
Baca Selengkapnya