Pesta miras usai sekolah, 10 siswa MAN Cijeruk dikeluarkan
Merdeka.com - Gara-gara tertangkap basah sedang pesta miras jenis ciu usai pulang sekolah, sepuluh siswa Kelas 12 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cijeruk, Kabupaten Bogor dikeluarkan dari sekolah. Para orangtua siswa yang tak terima dengan keputusan sekolah, menempuh jalur hukum dan mengadukan pihak MAN Cijeruk ke kepolisian, Komnas HAM, Kementerian Agama, dan Presiden RI Joko Widodo.
Informasi diperoleh menyebutkan, para siswa dikeluarkan dari sekolah itu berinisial AN, MR, FJ, RB, AL, EK, SP, BL, RG dan JN. Semuanya siswa kelas 12 atau kelas III. Sanksi itu membuat mereka terancam tak dapat mengikuti ujian dan mendapatkan ijazah.
AL, salah satu siswa yang dikeluarkan pihak sekolah mengakui sanksi itu akibat ulahnya yang ikut serta dalam pesta miras ciu. "Kejadiannya saat pulang sekolah. Teman-teman mengajak main ke Danau Lido sambil menikmati miras jenis ciu yang dicampur satu botol sprite," kata AL.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa orang tua di desa mengirim anak mereka ke sekolah pencuri? Orang tua yang tinggal di desa tersebut mengirimkan anak mereka yang berusia rata-rata 12-13 tahun ke sekolah ini demi mendapatkan pelatihan geng kriminal.
-
Kenapa anak merasa kecewa dengan orang tua? Terlalu rusak untuk disatukan, terlalu hancur untuk diperbaiki.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
Tiba-tiba, beberapa petugas Polsek Cijeruk menggerebek mereka yang tengah asyik ngobrol sambil menenggak miras. "Kita kaget dan berusaha kabur, tapi polisi cepat menangkap dan mengamankan kami, kemudian dibawa ke Mapolsek Cijeruk," ujar AL.
Setibanya di Polsek Cijeruk, petugas langsung menghubungi pihak sekolah. Dia beserta rekannya kaget, kemarahan pihak kepala sekolah berbuntut pada keputusan mengeluarkan mereka.
"Mau bagaimana lagi. Sekarang tergantung orangtua kita," ucap AL.
Sejumlah orangtua siswa yang anaknya terkena sanksi dikeluarkan, mengecam sikap kepala sekolah, yang dianggap menerapkan sanksi sepihak. Tindakan pihak sekolah, oleh para orangtua siswa dianggap arogan dan tidak mendidik. Sebab, sanksi berupa pemecatan terhadap siswa melanggar aturan dan mencoreng nama baik sekolah dirasa tidak tepat.
"Kami tidak terima dengan keputusan sekolah yang sepihak dalam mengeluarkan anak-anak kami dari sekolah, tanpa adanya teguran atau surat peringatan. Jika hasil musyawarah pihak sekolah dengan orangtua siswa tidak mentoleransi alias berkeras mengeluarkan anak-anak kami hanya gara-gara minum ciu, kami akan menempuh jalur hukum melalui lembaga bantuan hukum," ujar Mitra R, salah satu orangtua siswa, Jumat (25/12).
Mitra menyatakan, berbagai upaya dialog dan musyawarah guna memperjuangkan hak anak-anaknya supaya tetap bersekolah di MAN Cijeruk sudah dilakukan. "Bahkan dalam musyawarah yang melibatkan orangtua siwa dan pihak sekolah tersebut, sempat dihadiri pihak kepolisian yang sebelumnya sempat memprosesnya. Tapi tetap saja pihak sekolah berkeras pada keputusannya untuk mengeluarkan anak-anak kami," ujar Mitra.
Alasan Mitra akan menempuh jalur hukum dan mengadukan pihak sekolah karena masa depan anaknya terancam. Mereka semua sudah kelas III dan sebentar lagi akan ujian nasional.
"Seharusnya dipertimbangkan perihal usia dan kelas berapa para siswa tersebut. Bahkan diperhatikan pula proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) nya," ucap Mitra.
Menurut pengamat pendidikan Abdul Fatah, kalau pihak sekolah bijaksana, tidak perlu mengeluarkan keputusan yang sifatnya merampas hak dasar warga negara dalam memperoleh pendidikan. "Jadi sebetulnya banyak cara dalam memberi sanksi terhadap siswa yang orientasinya lebih kepada pembinaan. Bukan langsung mengeluarkan. Saya kira MAN Cijeruk ini sudah melanggar HAM dan merampas hak dasar warga negara dalam memperoleh pendidikan," kata Abdul.
Sementara itu, Kepala Sekolah MAN Cijeruk, Bogor, Mistam, saat dikonfirmasi soal itu enggan berkomentar dan tidak merespon. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaMotif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca SelengkapnyaPuluhan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/1) dini hari digelandang ke Mapolres Garut.
Baca SelengkapnyaSatu petugas PPSU jadi korban tabrak lari para pelajar yang tengah berseteru.
Baca SelengkapnyaDia pastikan pihak sekolah tidak melakukan DO terhadap para siswa terlibat aksi perundungan.
Baca SelengkapnyaSatpol PP mengundang pihak sekolah sebagai pendamping, untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan siswanya.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 52 detik itu menampilkan guru dan sejumlah siswa baik perempuan hingga laki-laki duduk di lantai bersama beberapa botol miras.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) sejak 30 April 2024 terkait larangan tersebut.
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 orang guru yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu tidak menyebabkan luka pada dua pelajar tersebut. Usai berkelahi, mereka kembali masuk kelas seperti biasa.
Baca Selengkapnya