Polemik Larangan Bisnis Thrifting, Gibran: Kasihan Industri Lokal
Merdeka.com - Maraknya impor pakaian bekas membuat Presiden Joko Widodo kesal. Apalagi, saat mantan Wali Kota Solo tahu pasar pakaian impor bekas masih berjalan. Jokowi pun menyebut jika bisnis pakaian bekas impor sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Pendapat senada diungkapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Putra sulung Presiden Jokowi menilai bisnis pakaian maupun barang bekas impor lainnya akan mematikan industri lokal.
”Kita tunggu saja regulasinya seperti apa,” ujar Gibran, Kamis (16/3).
-
Kenapa Jokowi prihatin dengan dominasi impor teknologi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya transformasi Indonesia dari konsumen menjadi produsen dalam industri teknologi global. Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun.
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Pasar Batuphat? Senyum bahagia pedagang di Pasar Batuphat, Lhokseumawe, saat dikunjungi Presiden
-
Apa yang Jokowi lakukan di Solo? Kini Jokowi dan Iriana kembali menjadi warga biasa di RT 07 RW 08 Kelurahan Sumber, Kecamatan, Solo.Setelah kembali menetap di Solo, pria kelahiran 21 Juni 1961 dan istrinya akan dilibatkan dalam kegiatan warga seperti pertemuan RT dan lainnya.
Industri pakaian bekas impor atau sering disebut industri thrifting ini juga ditemukan di Kota Solo. Bahkan ada beberapa titik yang menjadi rujukan. Tak hanya itu, pameran pakaian bekas juga dilakukan di sejumlah tempat dan diminati kalangan muda.
”Lumayan banyak, lumayan gede. Nanti kita tunggu saja regulasinya seperti apa,” ucap Gibran.
Gibran menegaskan, industri thrifting ini justru akan mematikan para pelaku usaha lokal yang basisnya produsen. Kondisi tersebut tentu menyulitkan pelaku industri lokal di Solo.
”Kasihan industri lokalnya,” tandasnya.
Terpisah Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah Dewanto Kusuma Wibowo mengungkapkan keresahannya dengan industri thrifting ini. Menurutnya para pelaku industri ini sudah dirasakan cukup lama oleh para pelaku industri tekstil.
”Sudah cukup lama sebenarnya. Khususnya para pelaku UMKM. Mereka yang bersinggungan secara langsung,” jelasnya.
Dirinya menyambut baik jika pemerintah pusat brrencana membuat regulasi untuk mengaturnya. Pihaknya berterima kasih karena ada kerjasama untuk memberantasnya.
"Kami para pelaku industri tekstil bisa lega, ada harapan ke depan yang bisa digarap secara optimal untuk pasar lokal,” tutur dia.
Menurut dia, per tahun 2022 data impor baju bekas mencapai 607,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Pasar lokal saat ini, lanjut dia, sudah dipenuhi dengan barang-barang impor. Tentunya hal ini sangat berdampak bagi produsen lokal.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menghentikan penyelundupan pakaian bekas dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyinggung belanja dalam negeri yang dilakukan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memperketat impor barang-barang yang mengganggu pasar produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaIlham mengulas, sebelumnya ada sebanyak 5 ribu perusahaan di Jabar, tersisa saat ini tinggal 60 persen saja.
Baca SelengkapnyaKarena ada selisih data, membuat kondisi yang mengancam bagi industri tekstil dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca Selengkapnya