Polisi Selidiki Akun Medsos Penebar Hoaks Pemicu Konflik Papua
Merdeka.com - Rangkaian aksi unjuk rasa menolak rasisme di Tanah Papua merembet ke sejumlah diawali Manokwari, Sorong. Kini ke Mimika dan Fakfak. Hal ini dipicu konten hoaks yang beredar di media sosial.
Beberapa akun media sosial ditengarai turut memperkeruh suasana karena menyebarkan berita bohong alias hoaks. Terutama konten hoaks mengenai adanya mahasiswa Papua di Surabaya yang meninggal dunia akibat dipukul aparat TNI-Polri.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, menyebut belasan akun memproduksi konten yang bersifat provokatif melalui Facebook, Youtube dan Instagram.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana gerakan boikot ini dilakukan di Sumatera Utara? Strategi boikot ini untuk memberikan rasa akuntabilitas bahwa perusahaan-perusahaan yang mendukung bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan Isreal.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Apa yang dilakukan Polri di Maluku Utara? 'Polri melalui Ditpolairud Polda Maluku Utara (Malut) menghadirkan perpustakaan terapung untuk meningkatkan minat baca dan belajar kepada anak-anak di Desa Talaga, Kabupaten Halmahera Barat, Malut,' seperti dikutip dari keterangan unggahan video akun Instagram @divisihumaspolri.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
"Informasi dari Ditsiber Mabes Polri ada banyak akun. Saat ini saja, untuk Twitter bertambah lagi 5 akun (yang diprofiling)," kata Dedi di Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan, Rabu (21/8).
Menurut dia, setelah di telaah tak sedikit pemilik akun menggunakan identitas yang disamarkan alias anonim. "Ada sebagian yang anonim," ujar dia.
Dedi mengatakan, secepatnya Ditsiber Bareskrim Polri pasti akan merampungkan penyelidikanya.
"Masih uji Lab semoga dalam waktu tidak terlalu lama, akan terjawab siapa creator dan buzzer menyebarkan narasi bersifat agitasi (menghasut)," ujar dia.
Dedi mengimbau masyarakat lebih selektif membagikan informasi melalui WhatsApp.
"Saring dulu secara cerdas, saring dulu secara bijak, jangan langsung tanpa disaring langsung disharing, apalagi melalui WA grup, ini sangat berbahaya," ujar dia.
"WA grup inikan butuh penanganan khusus ya beda dengan yang ada di media sosial. Kalau WA grup ini perlu treatment khusus begitu," tandas dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaKabar penangkapan Marco dibenarkan Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yusuf Sutejo yang menyebut telah ditangkap di wilayah hukumnya.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi saat ini tengah melakukan penyelidikan secara mendalam dengan menganalisis jejak digital dari video tersebut.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri menangkap seorang laki-laki inisial AB (30) diduga menjadi dalang kerusuhan pemakaman Lukas Enembe.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi hari ini sekitar pukul 08.00 WIT.
Baca Selengkapnya