Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo di Depan DPRD Kaltim
Merdeka.com - Demo ribuan mahasiswa di DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Samarinda, berlangsung ricuh. Polisi memukul mundur massa menggunakan gas air mata karena demo lewat dari pukul 18.00 Wita.
Pantauan merdeka.com, hingga pukul 17.55 Wita, mahasiswa terus berusaha untuk masuk ke halaman DPRD Kaltim. Mereka tetap ingin menyuarakan tuntutan mereka meski air dari Water Canon sempat menghadangnya.
"Sesuai Undang-Undang, batas waktu hanya sampai pukul 18.00 Wita," kata petugas kepolisian yang berada di dalam halaman DPRD Kaltim petang ini.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
Mahasiswa bergeming. Sekitar pukul 18.02 Wita, polisi mulai menembakkan gas air mata tidak kurang 5 kali. Mahasiswa berlarian menjauhi lokasi demo. Puluhan mahasiswa mulai digotong karena sesak napas.
Setelah sempat berlarian ke Jalan Tengkawang, Jalan MT Haryono dan Jalan M Said, ribuan mahasiswa kembali berjalan mengarah ke Jalan Teuku Umar, titik aksi mereka. Polisi menyambutnya dengan gas air mata.
"Jangan lupa pakai odol, tahan napas sesaat, mata jangan dicuci," seru mahasiswa saat dikepung gas air mata.
Hingga pukul 18.35 Wita malam ini, terlihat mahasiswa mulai melakukan pembakaran. Kawasan Jalan Teuku Umar pun lengang, dan lampu jalan dipadamkan. Yang terdengar, beberapa kali suara letusan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca Selengkapnya