Kronologi Lengkap Demo di Semarang Berujung Ricuh dan Puluhan Orang Diamankan
Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Demonstrasi di Semarang, Jawa Tengah, berujung ricuh. Antara demonstran dan petugas yang berjaga saling serang.
Peristiwa itu bermula saat ratusan orang bersama mahasiswa kembali turun ke jalan pada Senin (27/8). Dalam aksinya, mahasiswa yang menamakan diri mereka Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) mengangkat sejumlah isu seperti mengawal keputusan akhir PKPU Pilkada, menolak revisi UU TNI/Polri, segera sahkan RUU Perampasan Aset, menyoroti perampasan ruang hidup di Jateng dan meminta Presiden Jokowi turun dari jabatannya.
Massa tampak mulai bergerak pukul 13.00 Wib. Seribuan orang berjalan mengambil rute jalur pantura Semarang dengan tujuan gedung DPRD Provinsi Jateng. Tetapi, sejumlah ruas jalan tampak sudah disekat petugas. Mereka tidak bisa melintas.
Massa akhirnya berbalik arah menuju Balai Kota Semarang. Aksi yang semula kondusif mulai memanas jelang sore. Kira-kira pukul 16.30 Wib, para demonstran yang ingin merangsek masuk Kompleks Balai Kota Semarang mulai saling dorong dengan petugas. Kondisi di lapangan semakin ramai ketika pelajar dari STM ikut bergabung. Suasana di lokasi semakin ricuh.
Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. Tak hanya itu CCTV, tanaman dan paving block juga dirusak. Rambu-rambu lalu lintas yang ada di lokasi juga tak luput dari sasaran mereka.
Melihat massa semakin beringas, polisi juga melakukan penanganan. Gas air mata terpaksa ditembakkan untuk membubarkan massa. Polisi juga menyemprotkan water cannon.
Massa tak menyerah, mereka terus melawan. Polisi juga terus melakukan upaya penanganan. Bahkan ketik hari semakin gelap, massa juga tak kunjung bubar meski sudah ditindak polisi.
Pantauan merdeka.com di lokasi, sejumlah demonstran juga tampak berjatuhan karena sesak napas dampak gas air mata yng ditembakkan polisi. Mereka dievakuasi sementara ke mal terdekat yang berjarak 100 meter dari Balai Kota Semarang.
Evakuasi itu membuat suasana mal juga ikut riuh. Apalagi saat itu, sejumlah pengunjung juga masih berada di dalam mal. Mereka tak bisa meninggalkan mal karena akses ruas jalan ditutup pendemo dan efek gas akhir mata membuat udara sekitar membuat mata perih dan mengganggu pernapasan.
Setelah dilakukan berbagai upaya penanganan, demonstran akhirnya bisa dibubarkan pukul 19.00 Wib.
Kondisi Semarang Kondusif
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, menjelaskan kericuhan semalam, kondisi Kota Semarang hari ini, Selasa (27/8), kondusif.
"Situasi wilayah Polda Jateng sampai hari ini kondusif dan terkendali, masyarakat bisa melaksanakan kegiatan dengan baik hari ini," katanya kepada wartawan.
Terkait vandalisme yang dilakukan massa kemarin, polisi masih melakukan penyelidikan dan melihat rekaman yang ada untuk mengetahui duduk persoalan. Sejauh ini, katanya, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka meski ada puluhan orang yang ditangkap.
"Anak-anak STM SMK yang ditangkap 22 orang, dan hari ini kita undang orangtuanya dengan tujuan kita wawancara bersama orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sembilan orang," katanya.
Soal tembakan gas air mata yang digunakan petugas untuk membubarkan pendemo dan mendapat protes dari masyarakat, polisi menyebut pihaknya telah menjalankan SOP yang berlaku.
"Kita kemarin sudah melaksanakan sesuai SOP, namanya gas air mata itu tentu buat perih tapi sementara saja," katanya.