Politisi PAN Akui UN Bermasalah: Susun, Cetak, Distribusi Soal Dikawal Polisi
Merdeka.com - Politisi PAN Zainuddin Maliki mendukung kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang hendak mengganti Ujian Nasional (UN). Dia mengatakan, pelaksanaan UN yang terjadi selama ini memiliki cukup banyak masalah. Salah satunya penyelenggaraannya yang tidak bisa lepas dari kecurangan.
"Lihatlah UN selama ini, pemerintah itu menyelenggarakan UN berangkat dari zero trust. Yang susun soal tidak dipercaya, diawasi polisi. Yang cetak soal dikawal polisi, yang distribusi tidak bisa dipercaya dikawal polisi. Besok soal dibagi, disemayamkan di Polsek, gemboknya tiga, Kapolsek, Kepala dinas, Koordinator Pengawas," ungkapnya di Ruang Rapat Komisi X, Jakarta, Kamis (12/12).
Berbagai perbaikan yang sudah dijalankan sejauh ini, lanjut dia, tidak menunjukkan adanya perbaikan. Pelanggaran masih saja terjadi.
-
Kenapa ANBK diganti dari Ujian Nasional? Beberapa tahun belakangan, Ujian Nasional atau UN sebagai penentu kelulusan sekolah telah diganti menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK.
-
Apa yang diklaim dihapus? Beredar unggahan di media sosial yang mengeklaim bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dihapus pada Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.
-
Bagaimana cara memperbaiki kualitas pendidikan? Masdar menyerukan perlunya reformasi mendalam dalam struktur pendidikan dan regulasi etika sosial untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.
-
Kenapa BBNKB II dihapus? Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) II dan pajak progresif akan dihapus di beberapa provinsi sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya pasal 74.
-
Bagaimana cara memperbaiki proyek? Mendapati ketidaksesuaian ini, Rudy menegur pelaksana proyek dan meminta untuk memperbaiki sesuai dengan kontrak perjanjian proyek.
-
Kenapa ujian SIM diubah? Wakapolda mengatakan bahwa konsep ujian praktik roda dua di Polres Bantul ini adalah dari analisis dan evaluasi kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Kabupaten Bantul, yang mana hampir 51 persen adalah faktor manusia.
"Sudah dikawal begitu masih bocor juga. Dulu UN itu satu kelas soal satu jenis. Karena nyontek dibikin lima. Masih nyontek dibikin dua puluh. Masih nyontek juga sekarang UNBK. Negeri ini bikin UN untuk ngajari manusia-manusia ini distrust," tegas dia.
Kebijakan Mendikbud untuk Perbaiki
Karena itu, dia memandang kebijakan Mendikbud sebagai upaya untuk memperbaiki hal tersebut. Memang patut diakui bahwa kebijakan tersebut perlu persiapan yang matang.
"Pak Menteri punya wacana mengganti UN. Memang perlu persiapan. Pak Menteri melakukan dekonstruksi terhadap narasi yang selama ini disakralkan. Bahkan seolah-olah kalau kemudian menolak UN itu dianggap murtad," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, putusan itu menjadi angin segar, khususnya dalam pelaksanan pilkada serentak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam setiap pelaksanaan Pemilu selalu ada evaluasi dan koreksi untuk pelaksanaan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal ini dibongkar karena kecintaannya pada institusi Polri
Baca SelengkapnyaViral di media sosial adanya sejumlah APK berbentuk baliho yang terlihat terpasang di trotoar yang mengganggu pejalan kaki.
Baca SelengkapnyaSelain Kota Bengawan, kerusakan logistik pemilu tersebut juga terjadi di sejumlah Kabupaten/Kota lainnya
Baca SelengkapnyaBawaslu Sulsel menemukan 200 ribu lembar surat suara pemilu tidak sesuai spesimen saat pencetakan di dua perusahaan, yakni PT Adi Perkasa dan Fajar Grafika.
Baca SelengkapnyaBawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaAndika meminta Bawaslu dan Gakkumdu Sumsel segera mengambil langkah cepat.
Baca Selengkapnya