Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PPKM Darurat Tekan Mobilitas Warga Tangerang hingga 30 Persen

PPKM Darurat Tekan Mobilitas Warga Tangerang hingga 30 Persen Antrean kendaraan di pos penyekatan Ciputat. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dinilai efektif menekan mobilitas masyarakat di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan. Pergerakan warga di kedua daerah itu diperkirakan turun antara 20 hingga 30 persen.

"Angka penurunan mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat ini sudah 20 sampai 30 persen," terang Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah ditemui Kamis (15/7).

Menurut Arief, penyekatan di Kota Tangerang berkaitan pula dengan keberhasilan penyekatan di wilayah kota dan kabupaten yang berbatasan dengan daerah itu. Kota Tangerang merupakan wilayah perlintasan mobilitas masyarakat antarkota.

"Misalnya saja, warga Kota Tangsel atau Kabupaten Tangerang yang hendak ke Jakarta, melintas atau melewati Kota Tangerang. Makanya, Pak Kapolda Metro Jaya menambah penyekatan. Dari yang sebelumnya 67, sekarang jadi 90-an sekian," jelas dia.

Turunnya pergerakan warga juga terjadi di wilayah kota Tangsel. Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie memperkirakan mobilitas masyarakat berhasil ditekan sekitar 25 persen.

"Kita akan terus tekan pergerakan orang melalui berbagai cara penyekatan, imbauan Pak Kapolres ada gagasan pasang stiker, vaksin, dan sebagainya. Hingga hari ke-11 itu kita bisa menekan sampai 25 persen," jelas Benyamin.

Selain penyekatan, Benyamin bersama Forkopimda juga terus mengintensifkan operasi penegakan prokes dan aturan PPKM Darurat. Satgas juga telah memberi sanksi kepada ratusan orang pelanggar PPKM Darurat dengan tindak pidana ringan (tipiring).

"Dari satpol yang sudah diberi sanksi teguran push up kurang lebih ada 125 orang. Kemudian rumah makan yang ditutup dan kursinya dimasukkan ke meja ada 35 rumah makan, dari operasi yustisi yang kita lakukan setiap hari," tegasnya.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pendatang ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024, Prediksi Hanya 10.000-15.000 Orang
Pendatang ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024, Prediksi Hanya 10.000-15.000 Orang

Pemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.

Baca Selengkapnya
Horor! Buntut Warga Blokir Jalanan di Jambi, Macet Mengular Hingga 30 Kilometer
Horor! Buntut Warga Blokir Jalanan di Jambi, Macet Mengular Hingga 30 Kilometer

Ratusan masyarakat memblokir Jalan Nasional di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.

Baca Selengkapnya
Jalan di Tangerang Disemprot Air untuk Kurangi Polusi, Ini Tanggapan Menkes Budi Gunadi
Jalan di Tangerang Disemprot Air untuk Kurangi Polusi, Ini Tanggapan Menkes Budi Gunadi

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengomentari langkah polisi dan Pemkot Tangerang menyemprotkan air ke jalan untuk mengurangi polusi.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Buruknya Kualitas Udara di Tangsel, Warga Diimbau Pakai Masker
5 Fakta Buruknya Kualitas Udara di Tangsel, Warga Diimbau Pakai Masker

Tingkat polusinya bahkan melampaui standar aman dari WHO.

Baca Selengkapnya
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Alasan Terapkan Delay System Daripada Contra Flow Urai Kemacetan ke Merak
Polisi Ungkap Alasan Terapkan Delay System Daripada Contra Flow Urai Kemacetan ke Merak

Polda Banten tidak menerapkan contra flow, itu karena arus kendaraan yang mengarah ke Jakarta harus tetap dibuka

Baca Selengkapnya
Kemacetan Masih Mengular di Tol Merak Hingga Pagi Ini, Berikut Penjelasan Polisi
Kemacetan Masih Mengular di Tol Merak Hingga Pagi Ini, Berikut Penjelasan Polisi

Dirlantas mengatakan delay system pada ruas jalan cikuasa atas dimaksudkan agar tidak menganggu aktivitas warga lokal.

Baca Selengkapnya
Dishub Sebut ASN WFH pada KTT ASEAN Hanya Kurangi 1,69 Kemacetan Jakarta
Dishub Sebut ASN WFH pada KTT ASEAN Hanya Kurangi 1,69 Kemacetan Jakarta

ASN WFH selama KTT ASEAN tidak terlalu mengurangi volume kemacetan di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya
Dianggap Membahayakan, Klakson Bus Telolet Dilarang di Kota Tangerang
Dianggap Membahayakan, Klakson Bus Telolet Dilarang di Kota Tangerang

Saat bus membunyikan "telolet", warga langsung berkerumun dan berjoget, sampai mengejar bus .

Baca Selengkapnya
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan

Warga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.

Baca Selengkapnya
Ada KTT ASEAN, 50 Persen PNS di Jakarta Diizinkan Kerja dari Rumah
Ada KTT ASEAN, 50 Persen PNS di Jakarta Diizinkan Kerja dari Rumah

PNS pusat dan daerah di DKI Jakarta diizinkan bekerja dari rumah selama masa persiapan dan penyelenggaraan KTT ASEAN 2023.

Baca Selengkapnya
Jalur Garut-Tasik Tertutup Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka Tutup
Jalur Garut-Tasik Tertutup Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka Tutup

Meski material longsor tidak sampai menutup seluruh badan jalan, namun kondisi itu mengharuskan polisi melakukan sistem buka tutup.

Baca Selengkapnya