Prestasi Mentereng Ade Bakti, Camat di Semarang yang Diduga Dimutasi Gara-Gara Nasi Goreng
"Benar saya tidak diperintahkan wali kota (Ita). Boleh dilihat di WA (Whatsapp) saya," jelas Ade.
Ada yang mengaitkan Nasi Goreng itu menyindir Wali Kota Semarang.
Prestasi Mentereng Ade Bakti, Camat di Semarang yang Diduga Dimutasi Gara-Gara Nasi Goreng
Ade Bhakti mantan camat Gajahmungkur Semarang dimutasi menjadi Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang karena diduga menyindir Wali Kota Semarang Ita terkait nasi goreng.
Ade dikenal aktif di media sosial. Selama jadi Camat Gajahmungkur Semarang, Ade sering membagikan apa yang telah dikerjakan ke akun media sosialnya.
Tersirat, Ade masih mempertanyakan alasan mutasi tersebut meski sebagai ASN harus siap ditempatkan di lokasi yang ditunjuk. Ade bersyukur, selama menjabat Camat Gajahmungkur sudah berkontribusi prestasi untuk Semarang.
Salah satunya, prestasi yang cukup mendapatkan apresiasi adalah Kecamatan Gajahmungkur menduduki peringkat pertama evaluasi kinerja OPD setiap triwulan atau 3 bulan sekali, yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB).
"Bukan penghargaan dari KemenpanRB tapi berupa evaluasi kinerja OPD itu triwulan setiap 3 bulan sekali. Alhamdulillah, saya di bulan Juni, nilainya bagus. Triwulan pertama 2023 ini, kemudian triwulan kedua dari 51 OPD, kita peringkat 5. Tapi kalau dibandingkan dengan 16 kecamatan lain, kami di peringkat pertama,"
Ade Bhakti
Selain itu terkait penanganan stunting di wilayahnya yakni jumlahnya dapat ditekan hingga menduduki peringkat ketiga.
"Kalau bicara masalah stunting jumlahnya, kami peringkat ketiga atau keempat, paling sedikit. Alhamdulillah sejak saya masuk Camat Gajahmungkur, kemarin jumlahnya 60-an dievaluasi tinggal 30-an atau bahkan 26," ungkapnya.
Dari sejumlah prestasi selama menjabat sebagai Camat Gajahmungkur itu, Ade Bhakti menyebut bahwa program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dilaksanakan dengan baik di Kecamatan Gajahmungkur.
"Jadi program Pemerintah Kota Semarang di Gajahmungkur selalu kita laksanakan dengan baik," jelasnya.
Selama dirinya menjabat sebagai Camat Gajahmungkur tidak selalu untuk mengejar prestasi, melainkan bagaiamana caranya masyarakat bisa merasakan peran dari pihaknya.
"Kita bukan kejar prestasi, tapi bagaimana caranya dari masyarakat itu merasakan kehadiran kita di Gajahmungkur. Bahkan, penyelesaian permasalahan masyarakat seperti talud jebol sejak 2019, kemudian pembangunan balai kelurahan sejak 2018. Baru kali ini terealisasikan. Pastinya saya secara pribadi dengan teman-teman mendorong agar program di Gajahmungkur berjalan," ujar Ade.Selama menjabat Camat, Ade Bhakti menilai cara koordinasinya yang berbeda. Jika saat Wali Kota Semarang dijabat Hendrar Prihadi (Hendi), dirinya selalu mendapatkan perintah langsung melalui telepon.
Namun, ketika Semarang dipimpin oleh Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita), lanjut Ade, dia tak pernah menerima perintah langsung tetapi berkoordinasi hanya melalui grup Whatsapp saja.
"Benar saya tidak diperintahkan wali kota (Ita). Boleh dilihat di WA (Whatsapp) saya," jelas Ade.
"Jadi saya kalau transisi dulu zaman Pak Hendi. Tidak membandingkan tapi kalau dulu, ada apa-apa telepon. Mungkin cara koordinasinya beda. Sekarang lewat grup Whatsapp, mungkin. Kalau saya pribadi ya, tidak masalah. Semua program di Gajahmungkur dijalankan dengan baik, bahkan nilainya saya bilang mendekati sempurna," pungkasnya.