Prihatin kabut asap, puluhan jurnalis gelar aksi sejuta masker di HI
Merdeka.com - Bencana kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, Kalimantan serta beberapa provinsi lain di Indonesia membuat prihatin semua pihak. Kasus bencana asap ini mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, salah satunya dari kalangan jurnalis.
Jurnalis dari Ikatan Jurnalis Lintas Media menggelar aksi damai sebagai bentuk protes kepada Pemerintah karena dinilai lamban dalam menyelesaikan bencana kabut asap. Selain itu, aksi ini juga bertujuan untuk penggalangan dana untuk korban bencana kabut asap.
Dalam aksinya, puluhan jurnalis ini menyuguhkan aksi teatrikal dan membentangkan spanduk bertuliskan 'Aksi Sejuta Masker' serta membawa kardus-kardus untuk pengumpulan dana bantuan.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
Juru bicara aksi, Riman Wahyudi mengatakan, aksi ini selain untuk penggalangan dana juga sebagai bentuk kepedulian para jurnalis yang sebelumnya pernah turun ke lokasi bencana asap yang membuat mereka tergugah untuk menggalang bantuan di Ibu kota.
"Aksi hari ini karena bentuk kepedulian kita, kita jurnalis adalah sama dan memiliki kepedulian terhadap saudara kita yang terkena dampak kabut asap," kata wahyu dalam orasinya di Acara Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (11/10).
"Kita berawal dari melihat langsung, kita liputan langsung ke lokasi bencana. Kita sama-sama berharap teman-teman lain melakukan hal yang sama," lanjutnya.
Dalam orasinya mereka juga menuntut agar Pemerintah tidak lagi lamban dalam mengantisipasi kabut asap, serta meminta kepada perusahaan yang terlibat pembakaran hutan dan lahan untuk ditindak secara tegas, bahkan kalau perlu harus dimiskinkan.
"Kami minta Pemerintah harus tegas tidak hanya memberikan sanksi hukum pada perusahaan pembakar hutan tapi juga dimiskinkan. Karena ulah mereka mengakibatkan berapa juta jiwa menderita," tegas wahyu.
Para jurnalis ini, menurutnya juga menuntut kepada para anggota DPR untuk mau turun langsung menangani asap dan tidak hanya sebatas rapat dan pidato belaka.
"Kita juga minta anggota dewan jangan cuma bisa bahas dalam rapat, harus ada aksi konkret. Asap gak hilang lewat seminar, raker dan pidato," tandasnya.
Selain para jurnalis, hadir pula dalam aksi ini Komisioner KPAI, Erlinda, Musisi Pas Band, Shandy dan Manager Kampanye Walhi, Edo Rahman. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Saya minta Walkot, Camat, Lurah untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak bakar sampah di lingkungannya," kata Heru.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, melempar candaan saat ditanyai solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaDaniel mengatakan, kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaKoordinator Lapangan dari Walhi Jakarta Bagas Okta Pribakti mengatakan, terdapat empat tuntutan yang dibawa dalam aksi ini.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaLewat salah satu posternya, Koalisi Ibukota tampak menyinggung kabar Presiden Joko Widodo yang mengalami batuk batuk selama 4 minggu karena udara buruk Jakarta.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaPada sesi diskusi, masyarakat dari berbagai lapisan memberikan pertanyaan dan mengkritisi gagasan dari masing-masing pasangan calon.
Baca SelengkapnyaPenyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut dokter kepresidenan menjelaskan salah satunya karena kualitas udara buruk.
Baca Selengkapnya