Puluhan Ibu Rumah Tangga di Banyuwangi Belajar Membuat Kerajinan dari Bahan Limbah
Merdeka.com - Puluhan Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi sejak pagi sibuk membuat kerajinan dari bahan limbah kertas koran dan plastik sachet minuman instan. Pelatihan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Banyuwangi, tersebut diberikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan wirausahawan baru.
Ibu-ibu, tampak sibuk membuat potongan lembaran koran digulung seperti pipa-pipa kecil satu-per satu, untuk menjadi bahan dasar kerajinan kap lampu. Kap lampu dari bahan koran disusun dengan tumpukan pipa kertas yang disatukan dengan lem bakar. Bentuk kap sendiri disusun sesuai ide kreatif hingga dicat untuk mempercantik tampilan.
"Ini pelatihannya dari kemarin, bikin cup lampu, gantungan kunci, tas, dari limbah plastik dan koran. Hitung-hitung bisa mengurangi volume sampah plastik, bernilai uang," kata Desi Wirantika (27) salah satu peserta, Kamis (17/10).
-
Apa yang dibuat dari limbah kertas koran? Boneka Motif Pakaian Adat Berangkat dari keterpurukan ekonomi saat Pandemi Covid-19, seorang perajin asal Kota Medan ini membuat boneka menggunakan bahan dasar limbah kertas koran.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Dimana Ibu Putri memperoleh bahan sisa limbah untuk membatik? Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah.
-
Bagaimana sampah di Banyumas diolah? Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
-
Kenapa Banyuwangi jual sembako kemasan daur ulang? 'Program ini sebagai upaya mengurangi dan penanganan plastik sekali pakai (single-use plastic).
-
Bagaimana warga Serang mengolah limbah kayu? Kayu-kayu itu lantas disulap menjadi ikon-ikon lokal hingga mancanegara, sesuai pesanan dari para konsumen. Memiliki slogan 'Mengubah Limbah Menjadi Berkah' sekitar 15-an orang yang mengerjakan kerajinan tersebut kini kecipratan rezekinya.
Pelatihan ini, kata Desi, sangat berguna karena di Desa Kemiren bakal didirikan bank sampah, sehingga tidak khawatir kekurangan bahan baku.
"Ini harganya antara belasan ribu sampai ratusan ribu," kata Desi.
Kasie Pemberdayaan Usaha Mikro, Diskop Usaha Mikro Banyuwangi, Budi Pringgo Cahyono mengatakan, pelatihan kerajinan merupakan salah satu keinginan masyarakat Kemiren sendiri yang diajukan melalui program Musrenbangdes.
"Jadi ini sifatnya dari bawah ke atas, sesuai apa yang diinginkan masyarakat, kami memfasilitasi. Kami hadirkan pelatih yang sudah berpengalaman, sekaligus saya target pelatihnya bisa membantu pemasaran produknya," kata Budi.
Hingga bulan Oktober 2019, Diskop Usaha Mikro telah memberikan pelatihan ke 75 desa yang tersebar se-Kabupaten Banyuwangi dengan peserta masing-masing desa antara 25-30 orang.
"Siapapun bisa mendapatkan pelatihan ini melalui Musrenbang, tapi giliran, mulai dari pelatihan membuat batik, bordir jahit, aneka olahan makanan, dan aneka kerajinan sesuai potensi di desanya," ujarnya.
©2019 Merdeka.comBudi melanjutkan, saat ini jumlah pengusaha mikro di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 269 ribu dengan modal kurang dari Rp 50 juta, mulai bidang jasa dan produksi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga 12 persen tiap tahunnya, seiring pelatihan yang digelar.
"Kita mengutamakan skill (keterampilan), nanti untuk permodalan kami dorong pemerintah desa, bisa lewat Bumdes. Dari pengamatan kami, Rata tara yang dilatih 85 persen lanjut berwirausaha," katanya.
Sementara itu, PJ Kepala Desa Kemiren, Eko Suwilin Adiyono mengatakan, Desa Kemiren yang sudah menjadi desa wisata Using memiliki banyak peluang untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Lewat pelatihan kerajinan ini, pihaknya berharap produknya bisa menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kemiren.
"Kami harapkan masyarakat lebih berinovasi menciptakan peluang-peluang aneka produk yang bisa diniagakan ketika menerima kunjungan tamu, seperti jajanan, aksesoris, kaos, tanaman hias, ataupun lainnya," kata Eko.
Peserta pelatihan sendiri merupakan warga Desa Kemiren yang memiliki minat membuat kerajinan, meski belum memiliki dasar kemampuan sekalipun. Desa Kemiren sendiri berkomitmen membuat bank sampah sebagai salah satu pendukung bahan baku kerajinan.
"Sebagian sampah yang sulit terurai akan dijadikan kerajinan oleh ibu-ibu. Jadi mereka terus ada kelanjutan aktivitas yang produktif selepas ini," ujarnya.
©2019 Merdeka.comSementara itu, pelatih kerajinan, Sumiyati menambahkan, saat ini pasar kerajinan berbahan daur ulang sampah plastik maupun koran masih tinggi.
"Pelatihan kali ini kita ajarkan kerajinan kap lampu dari koran, dompet dari kemasan kopi, tas koran, dan gantungan kunci dari limbah plastik perca. Pasarnya masih menjanjikan, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Malang," katanya.
Sumiyati sendiri siap membantu pemasaran produk para peserta melalui jaringan pasar unit usaha kerajinan miliknya, yang sudah produktif sejak tahun 2014. Di lapak Killisa Desain miliki Sumiyati, saat ini terdapat 200 bentuk kerajinan dari bahan daur ulang sampah.
"Saya akan pantau sejauh mana kreativitas peserta hari ini. Peluang besar bagi peserta aktif saya tarik sebagai partner," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekelompok warga Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengikuti pelatihan pembuatan kursi dari bahan limbah botol plastik.
Baca SelengkapnyaAda banyak inovasi dalam pengelolaan makanan yang bisa dikembangkan, dan menjadi suatu sumber pendapatan. Contohnya buah dan sayur.
Baca SelengkapnyaEco Enzyme itu punya banyak nilai manfaat nilai manfaat seperti digunakan untuk disinfektan, sabun mandi, pembersih rumah, dan cairan pestisida.
Baca SelengkapnyaSecara berkelompok Ibu-ibu di Banyuwangi bersama warga lingkungan sekitar ternak jangkrik yang hasilnya bisa menambah ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaDesa Kemudo berhasil mandiri dan memberdayakan warganya dari pengolahan limbah pabrik.
Baca SelengkapnyaProgram Klasterku Hidupku sudah dirasakan manfaatnya bagi anggota KUB Berkah Jaya.
Baca SelengkapnyaWarga RW 09 Penggilingan-Cakung berlomba-lomba membuat gapura dari barang bekas.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRI turut membantu kebangkitan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Jaya dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaProgram ini kerjasama pemkab dengan Pusat Pencegahan Polusi Plastik Kemenko Marves.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaBerawal dari materi Go Green Pertamina UMK Academy, Prasetyo merintis program pemanfaatan limbah kain dari Jamajama Project.
Baca SelengkapnyaMomen perjuangan anak KKN ikut buat ecoprint bareng warga desa, hasilnya curi perhatian.
Baca Selengkapnya